Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Thursday, November 01, 2012

Islamisasi Jawa (2)
at 8:49 AM 
 REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Azyumardi Azra

 Islamisasi Jawa jelas tak berjalan linear. Jika sejak Islamisasi mulai berlangsung pada abad ke-14 sampai awal abad ke-19 terjadi apa yang disebut sejarawan MC Ricklefs sebagai “sintesa mistik” antara tradisi spiritualisme Jawa dengan Islam, periode selanjutnya (1830-1930) ditandai dengan meningkatnya polarisasi masyarakat Jawa. Perkembangan ini tak lepas dari dinamika Islam di tingkat internasional, khususnya di Arabia, yang memengaruhi proses Islamisasi dan santrinisasi nusantara, termasuk di Jawa.

Kebangkitan gerakan Wahabiyah yang dinisbahkan pada Muhammad bin 'Abd al-Wahhab (masa hidup 1703-79) sejak pertengahan abad ke-18 mengubah arah gerakan pembaruan di kalangan pengikut Tarekat Syatariyah dan Naqsyabandiyah di Minangkabau yang mulai menemukan momentum pada 1870-an. Gerakan yang semula damai berubah menjadi gerakan Padri radikal-dengan paham dan praksis amat mirip Wahabi-setelah kembalinya tiga haji dari Tanah Suci pada awal abad ke-19. Konflik atau tepatnya “perang saudara” di antara barisan pendukung pembaruan damai dengan kelompok pemurnian radikal ala Wahabi berubah menjadi Perang Padri (1821-37) ketika Belanda campur tangan atas permintaan kaum adat. Di Jawa, pada waktu hampir bersamaan terjadi Perang Jawa yang dikenal sebagai Perang Diponegoro (1925-30). 

Selain karena kebijakan yang merugikan pribumi, perang ini terkait transformasi dan intensifikasi keislaman Pangeran Diponegoro. Seperti terungkap dalam penelitian Peter Carey, sejarawan Oxford University, Pangeran Diponegoro lewat lingkungan tarekat dan pesantren menempuh pengalaman keberagamaan sangat intens membuatnya tidak lagi bisa menerima kolonialisme Belanda kafir. Intensifikasi keislaman atau santrinisasi masyarakat Muslim Jawa selanjutnya terkait pertumbuhan jamaah haji dari kalangan kelas menengah Muslim yang mulai tumbuh. Meski statistik kolonial abad ke-19 tidak bisa terlalu dipercaya, menurut Ricklefs, sebagai gambaran pada 1850 hanya 48 pribumi Jawa pergi naik haji. Tetapi, pada 1858 meningkat menjadi 2.283 orang dan pada tahun-tahun akhir abad ke-19 berfluktuasi antara 1.500 sampai 5.000 orang. Dalam waktu bersamaan, jumlah pesantren meningkat: sebagian didirikan para haji yang kembali dari Tanah Suci. Memang pesantren sudah ada sejak masa awal penyebaran Islam di Jawa, tetapi baru pada abad ke-19 lembaga pendidikan ini menjadi salah satu “fenomena” utama Islam Jawa. 

Pada 1863, pemerintah kolonial mencatat hampir 65 ribu fungsionaris “profesional” keagamaan Islam (pengurus masjid dan guru agama) dan 94 ribu murid “sekolah agama” (pesantren). Menjelang 1872, jumlahnya masing-masing menjadi 90 ribu dan 162 ribu dan pada 1893 ada 10.800 pesantren di Jawa dan Madura dengan santri lebih dari 272 ribu. Proses santrinisasi juga didorong penguatan reorientasi syariah penganut tarekat, khususnya Naqsyabandiyah Khalidiyah, Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, yang diikuti tarekat lain. Perkembangan ini mengikuti kecenderungan sama yang terjadi pada tarekat-tarekat di Aceh, Palembang, dan Banjarmasin sepanjang abad ke-17 sampai abad ke-18. 

Tarekat-tarekat ini selain menekankan kesetiaan kepada syariah dan menolak kecenderungan antinomian dalam tarekat juga amat anti-Belanda dan terjun berjihad melawan kolonial-dan selanjutnya, seperti ditegaskan Ricklefs-bersikap anti-Kristen. Polarisasi dalam masyarakat Jawa dengan demikian terjadi tidak hanya di antara kelompok Muslim yang kian menjadi santri dengan golongan masyarakat Muslim yang tetap mempertahankan “sintesa mistik”, tetapi juga dengan kalangan warga Jawa yang beralih masuk Kristen. Seperti diungkapkan Ricklefs, untuk pertama kali, seusai Perang Jawa, misi Kristen mencapai sukses. Beberapa tokoh Jawa masuk Kristen, seperti Ky Ibrahim Tunggu Wulung dan Ky Sadrach. Hasilnya, menjelang akhir abad ke-19 terdapat sekitar 20 ribuan Kristen Jawa plus sejumlah “Kristen Londo” di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Dengan polarisasi terakhir ini, meminjam kerangka sejarawan terkemuka lainnya, Anthony Reid, terciptalah batas keagamaan lebih jelas dan tegas, baik di antara pemeluk Islam maupun penganut Kristen maupun di antara Muslim santri dengan Muslim pemegang sintesa mistik-atau “abangan”. Di tengah polarisasi itu, Islam secara keseluruhan terus menemukan momentum-menciptakan proses Islamisasi lebih intens karena berhadapan dengan kekuasaan kolonial yang mendorong Kristenisasi. 

Perlawanan dengan motif Islam juga meningkat. Contoh terbaik adalah KH Ahmad Rifa'i (1786-1876) yang setelah kembali ke Kali Salak, Batang, Jawa Tengah, dari belajar di Makkah, Madinah, dan Kairo menolak tunduk kepada otoritas kolonial Belada. Ia tidak mengakui keabsahan pernikahan yang dilakukan penghulu fungsionaris masjid yang diangkat Belanda. Ia menolak percampuran antara ajaran Islam dan tradisi Jawa dan mendorong penerapan Islam puritan dalam masyarakat Muslim Jawa.
posted by : Mubarok institute

Blogger Unknown said.. :

Hal yang tidak pernah terbayankan kini menjadi kenyataan dengan keluargaku,,,untuk MBAH SARTO kami ucapkan banyak terimakasih karna berkat bantuannya ALHAMDULILLAH keluarga kami bisa lepas dari hutang dan masalah,karna nomor “GHOIB”untuk pasangf togel,hasil ritual MBAH SARTO meman benar2 merubah nasib kami hanya sekejap,dan disitulah aku berkesempatan kumpulkan uang untuk buka usaha kembali,karna baik rumah sudah disita,,warung makan jg sudah bangkrut,,tapi itu semua aku masih tetap bertahan hidup dengan anak istriku,,walau cuma kontrak tapi aku tetap bersabar dan akhirnya MBAH SARTO lah yang bisa merubah nasib kami..MBAH SARTO orang paling bersejarah kepada keluarga saya…!!! Kepada teman2 yang di lilit hutang dan ingin merubah nasib baik dari pada sekaran HBG: 082=378=607=111 MBAH SARTO,dengan penuh harapan INSYAH ALLAH pasti tercapai.

6:10 PM  
Blogger Unknown said.. :

Dalam proses Islamisasi Jawa tentunya, Wali Songo mengalami banyak tekanan, hambatan dan rintangan, komentar juga ya di blog saya myfamilylifestyle.blogspot.com

2:20 AM  
Anonymous Anonymous said.. :

assalamu alaikum wr.wb,nama saya sakaria dulu seorang TKI di malaysia,mau berbagi cerita dan pengalaman.dulu saya seorang TKI di malaysia bekerja di perusahaan sawit saya bekerja selama 3 tahun tapi kehidupan saya masih belum tercukupi.sampai sampai pada suwatu waktu saya mendapat kabar saya diminta pulang ke indonesia karna anak saya yang saya tinggalkan selama 3 tahun lagi sakit pada saat itu saya lagi tambah bingung harus bagaimana mau pulang tapi tidak punya ongkos saya cuma diam dan meneteskan air mata memikirkan anak saya dikampung yang lagi sakit.dan pada suatu hari saya mendapat informasi dari teman kerja bahwa ada seseorang yang bisa membantu tapi hanya dengan cara main judi pasang nomor togel pada hal selama ini saya tidak pernah yang namanya main judi.tapi setelah saya pikir pikir mukin ini sudah takdir saya harus main judi meski ini pertama kalinya.saat itu saya diberikan nomor telpon orang tersebut yang kata orang bisa memberikan angka togel yang dipastikan tembus,dan saya langsung menghubungi orang tersebut dan memperkenalkan nama saya,begitu juga sebaliknya dia memberi tahukan namanya kepada saya.nama belia MBAH SUGEN,waktu itu saya menyampaikan semua keluhan saya kepada belia,dan syukur alhamdulillah pada saat itu beliau bersedia membantu saya memberikan angka togel yang dipastikan keluar,yang terpenting saya sanggup memenuhi persyaratanya dan saya pun bersedia.dan ternyata pada saat itu angka yang diberikan MBAH SUGENG pada saya betul betul keluar dan saya menang 75 juta saya sangat gembira karna sudah dapat ongkos pulang kampung...ringkas cerita berkat bantuan MBAH SUGENG kepada saya mungkin sampai saat sekarang saya belum bisa pulang kampung dan menjegut anak saya yang sedang sakit..sedikit penyampaian dari saya bila mana ada yang lagi terhimpit kesusahan minta bantuan sama MBAH SUGENG meskipun itu degan cara main togel.ini nomor telpon beliau 085217134666 insyaallah masalah anda pasti akan terlepas.terimah kasi assalamu alaikum wr.wb...

1:48 PM  
Anonymous Vimax Pills said.. :

Nice blog and article, thanks for sharing i like your blog

12:56 PM  
Blogger Unknown said.. :

I like it this really good information
vimax asli
vakum pembesar penis
klg pills
maxman capsule
vimax extender
opium spray
obat perangsang wanita
viagra usa original
levitra 100mg
obat penyubur sperma
celana hernia
alat pembesar payudara
selaput dara buatan
vagina senter elektrik
vagina getar goyang suara
alat sex wanita
bio hair 123
vimax canada
vigrx plus
vmenplus herbal
kamagra oral jelly
opium spray
obat pembesar payudara
obat pembesar penis
vimax extender
vimax izon
harga vimax
obat pembesar penis
khasiat vimax

11:49 PM  

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger