Wednesday, August 12, 2009
Ekspresi Diri
Meski keyakinannya sama tetapi bagaimana ekpressi orang berbeda-beda. Dari penampilan lahir saja kita dapat melihat bagaimana orang beragama menunjukkan identitas keberagamaanya. Ada orang yang sepulang haji bukan saja senang dipanggil pak haji, tetapi bahkan mengubah cara berpakaiaanya, setiap hari memakai sorban atau topi haji lengkap dengan jubahnya. Yang lain ternyata biasa-biasa saja, tidak mencantumkan titel H. di depan namanya dan tidak pernah mengenakan sorban atau topi haji.
Sesunguhnya ekpressi keberagaman seseorang berpangkal pada cara dan corak berfikirnya tentang nilai-nilai keagamaan. Sebagaimana pemahaman al Qur'an terpola menjadi dua (1) tafsir bil ma'tsur atau tafsir riwayat dan (2) tafsir bir ra'yi, ekpressi keberagamaan juga dipengaruhi oleh penekanan pada (1) bentuk-bentuk keberagamaan dan (2) substansi keberagamaan. Semua agama memiliki dua pola itu.
Disamping kelompok pertama ada yang cenderung kepada substansi pakaian, yaitu menutup aurat, suci, pantas dan sederhana, sebagai nilai berpakaian Islami, sedangkan model, bahan dan assesoris dipandang sebagai sesuatu yang penting namun jauh lebih penting adalah akhlak yang memakai juga harus terhormat dan anggun, hatinya lembut, pemaaf dan berfikir konstruktif. Al Qur'an sendiri menutup ayat tentang busana muslim dengan kalimat, walibasut-taqwa dzalika khoir (Q/7:26) bahwa pakaian taqwa itulah yang lebih baik.
Jadi ada orang yang memilih mengekpressikan keberagamaanya secara lahir namun juga batinnya. antara lain, kejujuran, rendah hati, keadilan, kebersihan, peduli kepada kemanusiaan, rajin bekerja, meski penampilan lahirnya biasa-biasa saja.
Sesunguhnya ekpressi keberagaman seseorang berpangkal pada cara dan corak berfikirnya tentang nilai-nilai keagamaan. Sebagaimana pemahaman al Qur'an terpola menjadi dua (1) tafsir bil ma'tsur atau tafsir riwayat dan (2) tafsir bir ra'yi, ekpressi keberagamaan juga dipengaruhi oleh penekanan pada (1) bentuk-bentuk keberagamaan dan (2) substansi keberagamaan. Semua agama memiliki dua pola itu.
Disamping kelompok pertama ada yang cenderung kepada substansi pakaian, yaitu menutup aurat, suci, pantas dan sederhana, sebagai nilai berpakaian Islami, sedangkan model, bahan dan assesoris dipandang sebagai sesuatu yang penting namun jauh lebih penting adalah akhlak yang memakai juga harus terhormat dan anggun, hatinya lembut, pemaaf dan berfikir konstruktif. Al Qur'an sendiri menutup ayat tentang busana muslim dengan kalimat, walibasut-taqwa dzalika khoir (Q/7:26) bahwa pakaian taqwa itulah yang lebih baik.
Jadi ada orang yang memilih mengekpressikan keberagamaanya secara lahir namun juga batinnya. antara lain, kejujuran, rendah hati, keadilan, kebersihan, peduli kepada kemanusiaan, rajin bekerja, meski penampilan lahirnya biasa-biasa saja.
Post a Comment
Home