Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Tuesday, July 21, 2009

Berdoalah Sambil Bekerja
at 2:54 AM 
Istilah doa yang artinya permintaan atau permohonan sudah mengisyaratkan adanya dua pihak yang dibawah dan yang di atas. Istilah permintaan atau permohonan dari satu pihak ke pihak lain bisa digunakan untuk menyebut hubungan antara dua pihak manusia, tetapi penggunaan kata doa hanya mempunyai satu arti, yaitu permohonan manusia kepada Allah SWT. Di balik kata doa sudah terkandung pengertian bahwa manusia merasa dirinya kecil, dan Allah SWT memiliki sifat Maha Kuasa dan Maha Besar. Salat, secara bahasa artinya juga doa. Salat adalah jenis doa yang paling lengkap, terdiri dari perkataan dan gerak. Oleh karena itu ada salat mohon turun hujan (istisqa), salat mohon dipenuhi hajatnya (salat hajat), salat mohon dipilihkan yang terbaik (istikharah) dan sebaginya.


Semua aliran mazhab dalam Islam mengakui 'kekuatan' doa, tetapi lingkup apa saja yang memerlukan doa, ada perbedaan faham yang mendasar. Dalam mazhab Teologi Islam dikenal ada dua faham yang memiliki perbedaan pandangan cukup mendasar, yaitu mazhab Qadariyah (free will) dan mazhab Jabbariah (predestination). Faham Qadariyah lebih menekankan keadilan Allah SWT, oleh karena itu bagi faham ini, sunnatullah (hukum alam/hukum kehidupan) yang sudah ditetapkan Allah SWT sudah merupakan hukum besi yang tak mungkin berubah, karena perubahan itu justru bertentangan dengan keadilan Tuhan. Oleh karena itu doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT pastilah bukan hal-hal yang bertentangan dengan sunnatullah, misalnya mohon agar api tidak membakar, atau mohon agar benda tidak jatuh ke bawah (gravitasi bumi), atau mohon agar perilaku kezaliman yang dilakukan seseorang dilindungi. Bagi faham Qadariyah, manusia memiliki kewenangan usaha yang bisa mengubah keadaan sepanjang berada dalam koridor hukum sunnatullah. Oleh karena itu teologi Qadariyah menekankan semangat ‘bekerjalah sambil berdoa”.

Sementara itu faham Jabbariah lebih menekankan aspek kekuasaan Allah SWT. Menurut faham ini, Allah Maha Kuasa secara mutlak. Allah berkuasa untuk melakukan apa saja, termasuk mengubah hukum-hukumnya, sebab jika Allah SWT tidak berkuasa mengubah keputusannya, berarti kekuasaan Allah SWT terbatas, bukan Maha Kuasa. Allah SWT bisa mengubah api menjadi tidak panas, bisa menghilangkan kekuatan grafitasi bumi, bisa memperpanjang umur manusia hingga ribuan tahun, bisa memenangkan yang lemah dan mengalahkan yang kuat, jika Allah SWT menghendakinya. Bagi faham Jabbariyah, usaha manusia tidak signifikan. Yang dominan adalah kehendak dan keputusan Allah. Amal kebaikan tidak menjamin mengantar manusia ke sorga. Jika Allah mau, bisa saja orang kafir masuk sorga. Oleh karena itu, kebalikan dari faham Qadariyah, faham Jabbariah lebih menekankan semangat berdoalah sambil bekerja. Wallahu a`lam.
posted by : Mubarok institute
My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger