Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Thursday, March 19, 2015

Etika Politik (1)
at 5:18 AM 
Oleh : Prof. DR. Achmad Mubarok, MA 

Pidato di lingkungan politik sering didahului dengan kalimat “yang terhormat Bapak …….. atau Bapak …….yang kami hormati dan yang kami banggakan. Dua kalimat itu seakan sama padahal mempunyai makna yang sangat berbeda. Jika seorang pemimpin menyandang predikat yang terhormat, maka itu bermakna bahwa sang pemimpin itu memang orang terhormat, baik dihormati maupun tidak dihormati, karena kehormatan seseorang itu melekat pada dirinya. Sedangkan orang yang kami hormati dan kami banggakan, boleh jadi ia orang terhormat, bisa juga hanya dihormati karena jabatannya. Betapa banyak orang yang dalam upacara selalu dihormati, tetapi begitu lepas dari jabatannya ia tidak lagi dihormati, apalagi jika terlepasnya jabatan itu karena korupsi. Sedangkan orang yang terhormat, meski dipenjara sekalipun ia tetap terhormat. Sebagai contoh, Nelson Mandela dipenjara selama 27 tahun, nah begitu keluar dari penjara ia terpilih menjadi presiden pertama di Afrika Selatan pasca Apartheid.

       Kehormatan seseorang, baik pemimpin atau orang biasa adalah karena akhlak, etika dan moralnya yang tinggi


Pengertian Etika

          Etika adalah akhlak yang bersifat lahir,oleh karena itu agar jelas posisinya, berikut ini uraian tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengertian etika,yaitu akhlak, moral dan mental.

1.  Akhlak
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) di­artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna akhlak dalam al Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat al Qalam ayat 4: Wa innaka la'ala khuluqin 'adzim, yang artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung. Sedang­kan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah hadis riwayat Malik, Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlagi, yang artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Perjalanan keilmuan selanjutnya kemudian mengenal istilah-istilah adab (tatakrama), etika, moral, karakter disamping kata akhlak itu sendiri, dan masing-masing mempunyai definisi yang berbeda.
Menurut Imam Gazali, akhlak adalah keadaan yang bersifat batin dimana dari sana lahir perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan tanpa dihitung resikonya (al khuluqu haiatun rasikhotun tashduru 'anha al afal bi suhulatin wa yusrin min ghoiri hqjatin act_ fikrin wa ruwiyyatin. Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang baik dan buruk dari suatu perbuatan. Dari definisi itu maka dapat difahami bahwa istilah Text Box: 17  •akhlak adalah netral, artinya ada akhlak yang terpuji (al akhlaq al mah­mudah) dan ada akhlak yang tercela (al akhlaq al mazmumah). Ketika ber­bicara tentang nilai baik buruk maka muncullah persoalan tentang konsep baik buruk. Konsep baik buruk perspektip ilmu Akhlak berasal dari kata kholaqo yang artinya penciptaan, maka nilai kebaikan dari akhlaq basisnya adalah dari nilai kebaikan universal, yakni sifat-sifat kebaikan yang dimiliki oleh Tuhan Yang Maha Baik, seperti adil, penyayang, pemaaf, pemurah, penolong dan sebagainya. Oleh karena itu sumber utama nilai akhlak adalah wahyu.  Dari sinilah kemudian terjadi perbedaan konsep antara akhlak dengan etika.

2. Etika

          Etika (ethica) juga berbicara tentang baik buruk, tetapi konsep baik buruk dalam ethika bersumber kepada kebudayaan, sementara konsep baik buruk dalam ilmu akhlak bertumpu kepada konsep wahyu, mes­kipun akal juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Dari segi ini maka dalam ethica dikenal ada ethica Barat, ethika Timur dan seba­gainya, sementara al akhlaq al karimah tidak mengenal konsep regional, meskipun perbedaan pendapat juga tak dapat dihindarkan. Etika juga sering diartikan sebagai norma-norma kepantasan (etiket), yakni apa yang dalam bahasa Arab disebut adab atau tatakrama. Di dalam al Qur’an juga dikenal istilah alma`ruf, yakni sesuatu yang secara social dipandang baik atau patut. Nah kerja Komite etik atau Dewan etik dari suatu lembaga  adalah bagian dari amar ma`ruf, yakni mengawal lembaga, Negara misalnya,  agar tidak menyimpang dari kepatutan. Dari khazanah sosialpun lahir konsep-konsep etika bisnis,  etika kedokteran, etika pergaulan , etika politik dan sebagainya.


3. Moral

        Sedangkan kata moral meski sering digunakan juga untuk menye­but akhlak, atau etika tetapi tekanannya pada sikap seseorang terhadap nilai baik-buruk, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau perilaku susila. Jika etika  masih ada dalam tataran konsep maka moral sudah ada pada tataran terapan..Seorang cendekiawan tetapi berbisnis secara kotor, maka ia disebut cendekiawan yang moralnya rendah. Seorang politisi yang tahan terhadap godaan money politik disebut politisi yang bermoral tinggi. Seorang politisi yang kalah dalam pemilihan pilkada, kemudian secara terbuka memuji secara sportip kelebihan pesaingnya yang menang maka ia disebut sebagai politisi yang bermoral tinggi atau memiliki moral politik.. Tentara yang gagah berani di medan tempur disebut tentara yang memiliki moral prajurit.

4. Mental
       Sedangkan istilah mental digunakan untuk menyebut kapasitas psikologis orang dalam merespond problem-problem kehidupan. Ada orang yang memiliki kemampuan untuk menghadapi problem seberat apapun dan seberapa lamapun. Nah orang seperti ini disebut kuat mentalnya. Adapun jika seseorang memiliki kapasitas psikologis dibawah normal sehingga ketika berhadapan dengan problem ia merasa minder, menyerah sebelum bertarung,maka ia disebut sebagai orang yang lemah mentalnya. Jika sangat parah disebut memiliki keterbelakangan mental.  Jika dihubungkan dengan kemampuannya  menyelaraskan diri dengan nilai-nilai, maka yang positip disebut orang yang sehat mentalnya sementara orang yang banyak melakukan perilaku menyimpang disebut sebagai orang yang sakit mental. Ilmu yang berbicara tentang mental disebut Ilmu Kesehatan Mental atau Mental Health.

   Politik adalah ekspresi kebudayaan dari nilai kuasa,yakni bagaimana orang atau kelompok orang berusaha agar mereka bisa memimpin orang lain dan mengatur orang lain.Puncak kepuasan politik adalah jika berhasil menduduki kursi no 1, atau pemimpin tertinggi sehingga ia merasa bahwa fikirannya,norma-normanya dan kemauan-kemauannya diikuti oleh orang lain, suka ataupun terpaksa. Di mata public, politik selalu dikonotasikan sebagai kelicikan, bermain kotor, persekongkolan, politicking dan sebangsanya, tetapi sesungguhnya itu adalah persepsi dari praktek lapangan,bukan politik sebagai konsep.
       Secara konsepsional,politik adalah ilmu, game dan seni. Dengan ilmu politik maka konstitusi, struktur politik, dan gagasan politik lainnya bisa terukur,logic, ilmiah dan masuk akal.  Politik sebagai game membuat bermain politik seperti benar-benar sedang bermain sehingga mereka tetap riang gembira. Yang menang mendapat aplouse yang kalah malah ikut memberi aplouse. Politik sebagai seni bermakna bahwa perkelahian sekalipun tetap indah ditonton dan indah dirasa, karena perkelahiaanya mengikuti norma yang dipatuhi secara sportip dan bermartabat. Tinju adalah seni olah raga keras, tetapi jika berlangsung fair maka yang menonton senang,yang bertinju juga senang, yang menang langsung merangkul yang kalah.


    Dalam bahasa Arab, politik disebut dengan istilah siyasah. Ilmu agama (Islam) yang berbicara tentang politk disebut fiqh as siyasah atau fiqih politik. Secara akademik ilmu politik berdekatan dengan ilmu ushuluddin atau teologi, oleh karena itu di IIUM  (International Islamic University Malaysia) misalnya jika seorang mahasiswa S2 mengambil program mayornya ilmuUshuluddin,maka program minornya adalah ilmu politik. Jadi jika seorang sarjana alumnus Fakultas Ushuluddin (Teologi) kemudian aktif dalam dunia politik, itu sudah berada pada jalur yang benar. Politik berbicara tentang kekuasaan, sumber kekuasaan adalah Tuhan,dan Ushuluddin atau Teologi adalah ilmu yang berbicara tentang ketuhanan.
       Berpolitik yang benar adalah meniru politik Tuhan, takhollaqu bi akhlaqillah, kata hadis Nabi. Tuhan Maha Kuasa, dan kekuasaannya tak terbatas. Di sisi lain Tuhan adalah Mahas Pengasih, Penyayang dan Maha Pengampun. Menejemen dua kutub kekuasaan itu adalah keadilan, dan Tuhan Maha Adil. Jadi tujuan yang benar mengambil jalur politik adalah berusaha menggapai kursi kekuasaan agar dengan kekuasaan itu ia bisa menyebarluaskan kasih sayang kepada rakyat se adil-adilnya.

      Dari kata siyasah, bentuk isim failnya adalah sais. Orang Betawi menggunakan kata sais untuk menyebut kusir sado atau dokar yang ditarik kuda. Memang ada kesamaan antara pelaku politik dengan sais,yaitu sama-sama mengendalikan power untuk mengantar pada satu tujuan. Seorang sais yang pandai, ia dapat mengendalikan  kuda dengan lembut,sang kuda berlari dengan kecepatan yang diinginkan oleh sais,kuda juga bisa dikendalikan untuk berjalan lambat ketika melewati jalan yang jelek,bisa dibelokkan dan bisa disuruh berhenti. Karakter kuda memang mirip politik. Politik adalah juga power yang bisa dikendalikan untuk mengantar pelakunya ke kursi  atau tujuan politik. Pengendali politik juga harus memiliki kemampuan seperti seorang sais kuda, mampu memacu dan mampu menarik kekang pada saat tepat. Jika kuda bisa liar dan mencelakakan sais dan sado yang ditarik, politik yang tidak terkendali juga bisa menjadi boomerang yang mencelakakan sang pengendali berikut kendaraan (partai) politik yang dikendarainya.
       Kuda yang lapar atau terlalu lelah bisa bertindak liar bahkan menyepak sang sais, begitupun politik yang kurang  tercukupi kebutuhannya  bisa melahirkan anarki politik yang bisa mematikan atau sekurang-kurangnya mencelakakan para pemimpin politik. Karena liarnya kuda dan demi kelancaran perjalanan, maka sais menutup  sebagian pandangan kuda dengan “kacamata kuda” sehingga mata kuda focus hanya tertuju ke jalan didepan,tidak bisa nengok kiri kanan apalagi melihat ke belakang. Begitupun dalam pengendalian politik,tidak boleh seluruh realita terbuka telanjang,bisa diakses oleh semua orang pada setiap saat. Ada fakta-fakta yang harus disembunyikan dari pandangan public, karena jika terbuka, public bisa digerakkan oleh pengendali politik yang lain untuk melakukan  maneuver anarkis yang bisa menghambat berlangsungnya proses politik. Kejujuran politik bukan berarti lugu, terbuka apa adanya, tetapi harus disertai dengan kecerdasan politik, yakni tahu persis ukuran keterbukaan dan kapan dan dimana harus terbuka sehingga proses politik dapat berlangsung terkendali.

Idealisme dan Pragmatisme Politik.

       Bagi indifidu politisi, politik sering dikonotasikan secara negatip,misalnya ambisi politik,permainan politik,money politik dan sebagainya. Itu adalah sisi-sisi pragmatisme politik.  Tetapi bagi suatu masyarakat,apalagi suatu bangsa,politik adalah bagian dari menejemen kebersamaan dalam upaya mencapai kesejahteraan bersama. Dengan politik suatu bangsa bisa mencapai masa kejayaan; politik, ekonomi dan budaya sekaligus.  Kegagalan menejemen politik bisa membuat suatu bangsa kehilangan makna kehadirannya; negerinya makmur tetapi rakyatnya miskin,penduduknya banyak tetapi tidak bisa menjadi subyek, hanya menjadi obyek politik global.

         Oleh karena itu bagi suatu bangsa, tidak cukup hanya dengan konsep politik  ideal yang sarat dengan nilai-nilai etika dan kemanusiaan, tetapi juga efektifitas politik. Seperti kuda, politik juga harus dikendalikan secara tepat.  Problem,nya ialah bagaimana mengendalikan politik yang beretika tetapi juga efektip. Fraksi di DPR melambangkan idealisme politik, sedangkan koalisi menggambarkan pragmatisme politik., oleh karena itu dukungan fraksi kepada Pemerintah sering tidak kompak, karena masing-masing fraksi anggauta koalisi memiliki idealisme yang berbeda, atau juga kepentingan yang berbeda-beda.

Konflik Politik

       Manusia  sebagai makhluk social memiliki tabiat suka  bekerjasama dan bersaing sekaligus. Manusia membutuhkan kerjasama karena secara indifidu manusia tidak mampu memenuhi seluruh  kebutuhan hidupnya.Oleh karena itu sekelompok manusia yang  memiliki kebutuhan bersama membangun “organisasi” yang mengatur teknik maupun kode etik dalam bekerjasama . Meski sekelompok manusia iu bekerjasama dalam satu bingkai organisasi, tetapi masing-masing orang juga memiliki tujuan individual yang belum tentu sama. Jika banyak yang bertarget (tujuan) sama, sementara “kursi” tujuan , yakni untuk menjadi yang tertinggi ternyata hanya ada satu, maka semua kompetitor akan melakukan persaingan.. Ada yang berpegang teguh kepada etika bersaing sehingga mereka tetap bertindak fair dalam bersaing, dan ada yang tidak mempedulikan nilai-nilai etika dalam bersaing. Nah ketika itulah akan terjadi konflik antar competitor. Adakalanya konflik hanya terjadi pada tataran argument, terkadang tak terkendali hingga konflik fisik bahkan peperangan bersenjata. Sering kita saksikan perkelahian fisik dalam kongres atau forum satu partai,  bahkan dalam siding DPR pun sering terjadi konflik yang sangat demontratip, seperti membalikkan meja, membanting kursi dan sebagainya. Gus Dur sewaktu menjadi Presiden pernah mengkritik perilaku anggauta DPR yang suka konflik dengan menyebutnya sebagai Taman Kanak-Kanak.

          Suatu Negara dibangun untuk menjamin tercapainya tujuan bersama dari warga negaranya. Jika dalam suatu partai kecil bisa terjadi conflict antar pengurus partai, maka tidak ada Negara di dunia yang terbebas dari conflict , bahkan conflict berkepanjangan melahirkan teori menejemen, yaitu menejemen conflict. DPR merupakan satu dari tiga pilar negara (eksekutip,legislatip dan yudikatip). Pembagian kekuasaan ini adalah wadah kerjasama dan persaingan sekaligus, karena 200 juta lebih manusia Indonesia   tidak mungkin sama , tetapi juga bukan mustahil bisa bekerjasama. Fraksi politik di DPR bisa mewakili aspirasi rakyat pemilih, bisa juga hanya mengekploitir rakyat pemilih untuk tujuan sendiri.

            Tugas DPR adalah legislasi dan bugeting, jika melakukan sesuatu diluar tugasnya. maka implikasinya bisa  dianggap melampaui kewenangannya atau melanggar etika politik, kedua-duanya merendahkan martabat dewan. APBD suatau daerah harus disepakati oleh DPRD dan Gubernur. Jika Gubernur mengajukan APBD berbeda dengan yang disepakati dengan DPRD seperti yanag dilakukan oleh Ahok, Gubernur DKI Jaya, maka Gubernur dianggap melanggar bukan saja etika tetapi juga Undang-Undang. Kesimpulan lembaga survey akhir-akhir ini yang menempatkan DPR bersama beberapa lembaga lainya (Polri, Kejagung)  sebagai  sarang korupsi mengindikasikan bahwa banyak rambu-rambu yang terlanggar,baik rambu kewenangan maupun rambu etika.   Terbebas dari jeratan hokum formal bukan berarti pasti terbebas dari penyimpangan etika., oleh karena itu disetiap lembaga ada Badan Kehormatan, seperti BK DPRRI yang harus mampu “mengendus” perilaku anggauta yang potensil menjatuhkan martabat Dewan.  Keharusan menjaga etika politik juga berlaku bagi eksekutip maupun yudikatip; 
posted by : Mubarok institute

Blogger Unknown said.. :

chenlina20150603
michael kors outlet
ray ban uk
louis vuitton handbags
true religion sale
soccer jerseys
louis vuitton handbags
cheap jordans
replica rolex watches
timberland outlet
retro 11
abercrombie and fitch
michael kors
kids lebron shoes
coach outlet
kate spade outlet
celine bags
oakley sunglasses
ray ban sunglasses
retro 11
pandora charms
ray ban sunglasses
discount oakley sunglasses
michael kors uk
fake watches
louis vuitton handbags
kobe 9
hollister kids
chanel outlet
ralph lauren outlet
oakley sunglasses
michael kors outlet
mulberry handbags
jordan retro 11
louis vuitton uk
michael kors
louis vuitton outlet
louis vuitton handbags
christian louboutin shoes
louis vuitton outlet
polo ralph lauren
as

5:56 PM  
Blogger chenlina said.. :

chenlina20151212
tory burch outlet
michael kors outlet
instyler max
timberland outlet
kobe 9
coach outlet online
michael kors handbags
hollister
air max 95
true religion jeans outlet
ugg boots
cheap jordan shoes
gucci shoes
ugg clearance
coach outlet store online
polo ralph lauren outlet
michael kors outlet online
nike huarache shoes
kevin durant basketball shoes
louis vuitton outlet
michael kors outlet
coach factory outlet
christian louboutin outlet
ugg sale
toms shoes
coach factory outlet
abercrombie kids
cheap uggs
air max 90
canada goose jackets
hollister uk
ugg boots
michael kors bag
ugg sale
christian louboutin
louis vuitton
louis vuitton
uggs clearance
coach outlet
michael kors outlet online
as

6:14 PM  

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger