Thursday, March 19, 2015
Etika Politik (1)
Oleh : Prof. DR. Achmad Mubarok, MA
Pidato di lingkungan politik
sering didahului dengan kalimat “yang terhormat Bapak …….. atau Bapak …….yang
kami hormati dan yang kami banggakan. Dua kalimat itu seakan sama padahal
mempunyai makna yang sangat berbeda. Jika seorang pemimpin menyandang predikat
yang terhormat, maka itu bermakna bahwa sang pemimpin itu memang orang
terhormat, baik dihormati maupun tidak dihormati, karena kehormatan seseorang
itu melekat pada dirinya. Sedangkan orang yang kami hormati dan kami banggakan,
boleh jadi ia orang terhormat, bisa juga hanya dihormati karena jabatannya.
Betapa banyak orang yang dalam upacara selalu dihormati, tetapi begitu lepas
dari jabatannya ia tidak lagi dihormati, apalagi jika terlepasnya jabatan itu
karena korupsi. Sedangkan orang yang terhormat, meski dipenjara sekalipun ia
tetap terhormat. Sebagai contoh, Nelson Mandela dipenjara selama 27 tahun, nah
begitu keluar dari penjara ia terpilih menjadi presiden pertama di Afrika
Selatan pasca Apartheid.
Kehormatan seseorang, baik pemimpin atau
orang biasa adalah karena akhlak, etika dan moralnya yang tinggi
Pengertian Etika
Etika adalah akhlak yang bersifat
lahir,oleh karena itu agar jelas posisinya, berikut ini uraian tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pengertian etika,yaitu akhlak, moral dan mental.
1. Akhlak
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, akhlak
diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata
akhlak (akhlaq) diartikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan
agama. Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata
akhlak tidak terdapat di dalam Al
Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yang
ditemukan semakna akhlak dalam al Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat
al Qalam ayat 4: Wa innaka la'ala
khuluqin 'adzim, yang artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang
agung. Sedangkan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah
hadis riwayat Malik, Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlagi, yang artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus
menjadi Rasul tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Perjalanan
keilmuan selanjutnya kemudian mengenal istilah-istilah adab (tatakrama), etika, moral, karakter disamping
kata akhlak itu sendiri, dan masing-masing mempunyai definisi yang berbeda.
Menurut Imam
Gazali, akhlak adalah keadaan yang bersifat batin dimana dari sana lahir perbuatan dengan mudah tanpa
dipikir dan tanpa dihitung
resikonya (al khuluqu haiatun
rasikhotun tashduru 'anha al afal bi suhulatin wa yusrin min ghoiri hqjatin
act_ fikrin wa ruwiyyatin. Sedangkan ilmu
akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang baik dan buruk dari suatu perbuatan.
Dari definisi itu maka dapat difahami bahwa istilah akhlak
adalah netral, artinya ada akhlak yang terpuji (al akhlaq al mahmudah) dan ada akhlak yang tercela (al akhlaq al mazmumah). Ketika berbicara
tentang nilai baik buruk maka muncullah persoalan tentang konsep baik buruk.
Konsep baik buruk perspektip ilmu Akhlak berasal dari kata kholaqo yang artinya
penciptaan, maka nilai kebaikan dari akhlaq basisnya adalah dari nilai kebaikan
universal, yakni sifat-sifat kebaikan yang dimiliki oleh Tuhan Yang Maha Baik,
seperti adil, penyayang, pemaaf, pemurah, penolong dan sebagainya. Oleh karena
itu sumber utama nilai akhlak adalah wahyu.
Dari sinilah kemudian terjadi perbedaan konsep antara akhlak dengan
etika.
2.
Etika
Etika (ethica) juga berbicara tentang baik
buruk, tetapi konsep baik buruk dalam ethika
bersumber kepada kebudayaan, sementara konsep baik buruk dalam ilmu akhlak
bertumpu kepada konsep wahyu, meskipun akal juga mempunyai kontribusi
dalam menentukannya. Dari segi ini
maka dalam ethica dikenal ada ethica Barat, ethika Timur dan sebagainya, sementara al akhlaq al karimah tidak mengenal konsep regional, meskipun perbedaan
pendapat juga tak dapat dihindarkan. Etika juga sering diartikan sebagai
norma-norma kepantasan (etiket), yakni apa yang dalam bahasa Arab disebut adab atau
tatakrama. Di dalam al Qur’an juga dikenal istilah alma`ruf, yakni
sesuatu yang secara social dipandang baik atau patut. Nah kerja Komite etik
atau Dewan etik dari suatu lembaga adalah bagian dari amar ma`ruf, yakni
mengawal lembaga, Negara misalnya, agar
tidak menyimpang dari kepatutan. Dari khazanah sosialpun lahir konsep-konsep
etika bisnis, etika kedokteran, etika
pergaulan , etika politik dan sebagainya.
3.
Moral
Sedangkan kata moral meski sering digunakan juga untuk menyebut akhlak, atau etika tetapi tekanannya
pada sikap seseorang terhadap nilai
baik-buruk, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau perilaku
susila. Jika etika masih ada dalam
tataran konsep maka moral sudah ada pada tataran terapan..Seorang cendekiawan tetapi berbisnis secara kotor,
maka ia disebut cendekiawan yang moralnya rendah. Seorang politisi yang tahan
terhadap godaan money politik disebut politisi yang bermoral tinggi. Seorang
politisi yang kalah dalam pemilihan pilkada, kemudian secara terbuka memuji
secara sportip kelebihan pesaingnya yang menang maka ia disebut sebagai
politisi yang bermoral tinggi atau memiliki moral politik.. Tentara yang gagah
berani di medan
tempur disebut tentara yang memiliki moral prajurit.
4. Mental
Sedangkan istilah mental digunakan untuk
menyebut kapasitas psikologis orang dalam merespond problem-problem kehidupan. Politik adalah ekspresi kebudayaan dari nilai kuasa,yakni bagaimana orang atau kelompok orang berusaha agar mereka bisa memimpin orang lain dan mengatur orang lain.Puncak kepuasan politik adalah jika berhasil menduduki kursi no 1, atau pemimpin tertinggi sehingga ia merasa bahwa fikirannya,norma-normanya dan kemauan-kemauannya diikuti oleh orang lain, suka ataupun terpaksa. Di mata public, politik selalu dikonotasikan sebagai kelicikan, bermain kotor, persekongkolan, politicking dan sebangsanya, tetapi sesungguhnya itu adalah persepsi dari praktek lapangan,bukan politik sebagai konsep.
Secara konsepsional,politik adalah ilmu,
game dan seni. Dengan ilmu politik maka konstitusi, struktur politik, dan
gagasan politik lainnya bisa terukur,logic, ilmiah dan masuk akal. Politik sebagai game membuat bermain politik
seperti benar-benar sedang bermain sehingga mereka tetap riang gembira. Yang
menang mendapat aplouse yang kalah malah ikut memberi aplouse. Politik sebagai
seni bermakna bahwa perkelahian sekalipun tetap indah ditonton dan indah
dirasa, karena perkelahiaanya mengikuti norma yang dipatuhi secara sportip dan
bermartabat. Tinju adalah seni olah raga keras, tetapi jika berlangsung fair
maka yang menonton senang,yang bertinju juga senang, yang menang langsung
merangkul yang kalah.
Dalam bahasa Arab, politik disebut dengan
istilah siyasah. Ilmu agama (Islam)
yang berbicara tentang politk disebut fiqh
as siyasah atau fiqih politik. Secara akademik ilmu politik berdekatan
dengan ilmu ushuluddin atau teologi, oleh karena itu di IIUM (International
Islamic University Malaysia) misalnya jika seorang mahasiswa S2 mengambil
program mayornya ilmuUshuluddin,maka program minornya adalah ilmu politik. Jadi
jika seorang sarjana alumnus Fakultas Ushuluddin (Teologi) kemudian aktif dalam
dunia politik, itu sudah berada pada jalur yang benar. Politik berbicara
tentang kekuasaan, sumber kekuasaan adalah Tuhan,dan Ushuluddin atau Teologi
adalah ilmu yang berbicara tentang ketuhanan.
Berpolitik yang benar adalah meniru
politik Tuhan, takhollaqu bi akhlaqillah, kata hadis Nabi. Tuhan Maha
Kuasa, dan kekuasaannya tak terbatas. Di sisi lain Tuhan adalah Mahas Pengasih,
Penyayang dan Maha Pengampun. Menejemen dua kutub kekuasaan itu adalah
keadilan, dan Tuhan Maha Adil. Jadi tujuan yang benar mengambil jalur politik
adalah berusaha menggapai kursi kekuasaan agar dengan kekuasaan itu ia bisa
menyebarluaskan kasih sayang kepada rakyat se adil-adilnya.
Dari kata siyasah, bentuk isim failnya adalah sais. Orang Betawi menggunakan kata sais untuk menyebut kusir sado atau dokar yang ditarik kuda.
Memang ada kesamaan antara pelaku politik dengan sais ,yaitu sama-sama mengendalikan power
untuk mengantar pada satu tujuan. Seorang sais yang pandai, ia dapat
mengendalikan kuda dengan lembut,sang
kuda berlari dengan kecepatan yang diinginkan oleh sais,kuda juga bisa
dikendalikan untuk berjalan lambat ketika melewati jalan yang jelek,bisa
dibelokkan dan bisa disuruh berhenti. Karakter kuda memang mirip politik.
Politik adalah juga power yang bisa dikendalikan untuk mengantar pelakunya ke
kursi atau tujuan politik. Pengendali
politik juga harus memiliki kemampuan seperti seorang sais kuda, mampu memacu
dan mampu menarik kekang pada saat tepat. Jika kuda bisa liar dan mencelakakan
sais dan sado yang ditarik, politik yang tidak terkendali juga bisa menjadi
boomerang yang mencelakakan sang pengendali berikut kendaraan (partai) politik
yang dikendarainya.
Kuda
yang lapar atau terlalu lelah bisa bertindak liar bahkan menyepak sang sais,
begitupun politik yang kurang tercukupi
kebutuhannya bisa melahirkan anarki
politik yang bisa mematikan atau sekurang-kurangnya mencelakakan para pemimpin
politik. Karena liarnya kuda dan demi kelancaran perjalanan, maka sais
menutup sebagian pandangan kuda dengan “kacamata
kuda” sehingga mata kuda focus hanya tertuju ke jalan didepan,tidak bisa
nengok kiri kanan apalagi melihat ke belakang. Begitupun dalam pengendalian
politik,tidak boleh seluruh realita terbuka telanjang,bisa diakses oleh semua
orang pada setiap saat. Ada fakta-fakta yang harus disembunyikan dari pandangan
public, karena jika terbuka, public bisa digerakkan oleh pengendali politik yang
lain untuk melakukan maneuver anarkis
yang bisa menghambat berlangsungnya proses politik. Kejujuran politik bukan
berarti lugu, terbuka apa adanya, tetapi harus disertai dengan kecerdasan
politik, yakni tahu persis ukuran keterbukaan dan kapan dan dimana harus
terbuka sehingga proses politik dapat berlangsung terkendali.
Idealisme dan Pragmatisme Politik.
Bagi indifidu politisi, politik sering
dikonotasikan secara negatip,misalnya ambisi politik,permainan politik,money
politik dan sebagainya. Itu adalah sisi-sisi pragmatisme politik. Tetapi bagi suatu masyarakat,apalagi suatu
bangsa,politik adalah bagian dari menejemen kebersamaan dalam upaya mencapai
kesejahteraan bersama. Dengan politik suatu bangsa bisa mencapai masa kejayaan;
politik, ekonomi dan budaya sekaligus.
Kegagalan menejemen politik bisa membuat suatu bangsa kehilangan makna
kehadirannya; negerinya makmur tetapi rakyatnya miskin,penduduknya banyak
tetapi tidak bisa menjadi subyek, hanya menjadi obyek politik global.
Oleh karena itu bagi suatu bangsa,
tidak cukup hanya dengan konsep politik
ideal yang sarat dengan nilai-nilai etika dan kemanusiaan, tetapi juga
efektifitas politik. Seperti kuda, politik juga harus dikendalikan secara
tepat. Problem,nya ialah bagaimana
mengendalikan politik yang beretika tetapi juga efektip. Fraksi di DPR
melambangkan idealisme politik, sedangkan koalisi menggambarkan pragmatisme
politik., oleh karena itu dukungan fraksi kepada Pemerintah sering tidak
kompak, karena masing-masing fraksi anggauta koalisi memiliki idealisme yang
berbeda, atau juga kepentingan yang berbeda-beda.
Konflik Politik
Manusia
sebagai makhluk social memiliki tabiat suka bekerjasama dan bersaing sekaligus. Manusia
membutuhkan kerjasama karena secara indifidu manusia tidak mampu memenuhi
seluruh kebutuhan hidupnya.Oleh karena
itu sekelompok manusia yang memiliki
kebutuhan bersama membangun “organisasi” yang mengatur teknik maupun kode etik
dalam bekerjasama . Meski sekelompok manusia iu bekerjasama dalam satu bingkai
organisasi, tetapi masing-masing orang juga memiliki tujuan individual yang
belum tentu sama. Jika banyak yang bertarget (tujuan) sama, sementara “kursi”
tujuan , yakni untuk menjadi yang tertinggi ternyata hanya ada satu, maka semua
kompetitor akan melakukan persaingan.. Ada yang berpegang teguh kepada etika
bersaing sehingga mereka tetap bertindak fair dalam bersaing, dan ada yang
tidak mempedulikan nilai-nilai etika dalam bersaing. Nah ketika itulah akan
terjadi konflik antar competitor. Adakalanya konflik hanya terjadi pada tataran
argument, terkadang tak terkendali hingga konflik fisik bahkan peperangan
bersenjata. Sering kita saksikan perkelahian fisik dalam kongres atau forum
satu partai, bahkan dalam siding DPR pun
sering terjadi konflik yang sangat demontratip, seperti membalikkan meja,
membanting kursi dan sebagainya. Gus Dur sewaktu menjadi Presiden pernah
mengkritik perilaku anggauta DPR yang suka konflik dengan menyebutnya sebagai
Taman Kanak-Kanak.
Suatu Negara dibangun untuk menjamin
tercapainya tujuan bersama dari warga negaranya. Jika dalam suatu partai kecil
bisa terjadi conflict antar pengurus partai, maka tidak ada Negara di dunia
yang terbebas dari conflict , bahkan conflict berkepanjangan melahirkan teori
menejemen, yaitu menejemen conflict. DPR merupakan satu dari tiga pilar negara
(eksekutip,legislatip dan yudikatip). Pembagian kekuasaan ini adalah wadah
kerjasama dan persaingan sekaligus, karena 200 juta lebih manusia Indonesia tidak mungkin sama , tetapi juga bukan
mustahil bisa bekerjasama. Fraksi politik di DPR bisa mewakili aspirasi rakyat
pemilih, bisa juga hanya mengekploitir rakyat pemilih untuk tujuan sendiri.
Tugas DPR adalah legislasi dan
bugeting, jika melakukan sesuatu diluar tugasnya. maka implikasinya bisa dianggap melampaui kewenangannya atau
melanggar etika politik, kedua-duanya merendahkan martabat dewan. APBD suatau
daerah harus disepakati oleh DPRD dan Gubernur. Jika Gubernur mengajukan APBD
berbeda dengan yang disepakati dengan DPRD seperti yanag dilakukan oleh Ahok,
Gubernur DKI Jaya, maka Gubernur dianggap melanggar bukan saja etika tetapi
juga Undang-Undang. Kesimpulan lembaga survey akhir-akhir ini yang menempatkan
DPR bersama beberapa lembaga lainya (Polri, Kejagung) sebagai
sarang korupsi mengindikasikan bahwa banyak rambu-rambu yang
terlanggar,baik rambu kewenangan maupun rambu etika. Terbebas dari jeratan hokum formal bukan
berarti pasti terbebas dari penyimpangan etika., oleh karena itu disetiap
lembaga ada Badan Kehormatan, seperti BK DPRRI yang harus mampu “mengendus”
perilaku anggauta yang potensil menjatuhkan martabat Dewan. Keharusan menjaga etika politik juga berlaku
bagi eksekutip maupun yudikatip;
chenlina20151212
tory burch outlet
michael kors outlet
instyler max
timberland outlet
kobe 9
coach outlet online
michael kors handbags
hollister
air max 95
true religion jeans outlet
ugg boots
cheap jordan shoes
gucci shoes
ugg clearance
coach outlet store online
polo ralph lauren outlet
michael kors outlet online
nike huarache shoes
kevin durant basketball shoes
louis vuitton outlet
michael kors outlet
coach factory outlet
christian louboutin outlet
ugg sale
toms shoes
coach factory outlet
abercrombie kids
cheap uggs
air max 90
canada goose jackets
hollister uk
ugg boots
michael kors bag
ugg sale
christian louboutin
louis vuitton
louis vuitton
uggs clearance
coach outlet
michael kors outlet online
as
Post a Comment
Home