Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Thursday, September 07, 2006

Model Sekolah Pemimpin
at 12:18 AM 
Dikatakan bahwa pemimpin itu lahir dari garba sejarah, bukan
dilahirkan. Dalam perspektif tertentu ungkapan itu ada benarnya, dan
kemunculan Gus Dur sebagai presiden, juga Megawati, memperkuat
anggapan tersebut. Tetapi sebenarnya proses kelahiran seorang
pemimpin, memiliki sistem yang spesifik sehingga kelahiran seorang
pemimpin juga tidak terlepas dari sistem tersebut, yang bisa
dianalisis dan bagi orang tertentu bahkan bisa diprogram. Pada
masyarakat modern, sistem kepemimpinan tidak bisa menghindar dari
kolektifitas yang berstruktur, berapapun kadarnya, maka kehadiran
pemimpin bisa diprogram secara transparan melalui sistem pendidikan.
Bagi bangsa besar seperti negeri kita adanya institusi pendidikan
yang spesifik memprogram calon-calon pemimpin adalah satu
keniscayaan. Krisis kepemimpinan dewasa ini antara lain disebabkan
oleh kelalaian bangsa ini memprogram secara sistemik calon-calon
pemimpin bangsa. Di Parlemen misalnya banyak sekali pemimpin "dadakan"
sebagai produk dari sistem pemilu yang juga "instan". Sementara itu di
lingkungan birokrat, perjalanan karir kepemimpinan lebih ditentukan
oleh proses "politik" dibanding basis pendidikan dan profesionalitas.
Mungkin kita terlambat, tetapi tidak ada kata terlambat untuk
memperbaiki diri. Indonesia membutuhkan institusi pendidikan yang
secara sadar mendidik calon pemimpin; baik pemimpin nasional dan
pemimpin daerah, pemimpin dalam arti manager maupun pemimpin di tengah
masyarakat, community leader. Sekarang banyak sekolah unggulan
berdiri, tetapi masih merupakan konsep sektoral, belum menjadi konsep
kebangsaan.

Belajar kepada bangsa lain, Inggris punya institusi pendidikan untuk
mencetak pemimpin Inggris. India secara sadar mengutamakan pendidikan
hanya bagi 10 persen (dari satu miliar) penduduknya. Walaupun banyak
orang India yang miskin dan bodoh, tetapi dari 10 % penduduk yang
terdidik secara baik, India mampu memasok produk teknologi tinggi ke
Eropa, dan mampu swasembada pangan bagi satu miliar mulut.Tenaga
kerja skill India sekarang menguasai pasar tenaga kerja Negara-negara
maju. Iran dibawah pengaruh Imam Khumaini dan konsep wilayat al
faqih-nya memiliki lembaga pendidikan di Qum yang secara sadar
memprogram lahirnya mullah-mullah sebagai SDM pemimpin bangsa Iran,
dan bahkan jika perlu di ekpor keluar Iran. Buah revolusi Iran
sekarang, Iran mampu mandiri dan tetap tegak kepala menghadapi tekanan
Barat. Tetangga kita, Singapura bahkan sejak 1965 memiliki institut
National Youth Leadership Training Institute (NYLTI) yang kemudian
pada tahun 1989 diubah menjadi National Community Training Institute
(NACTI), kemudian menjadi National Community Leadership Institute
(NACLI) pada tahun 1995. Apa yang dilakukan oleh Singapura dalam
memprogram kelahiran pemimpin bangsa dalam berbagai strata mungkin
paling relevan untuk dicontoh. NACLI secara sistemik melakukan
peningkatan pelatihan dan memperluas peluang belajar secara kreatif
guna mengembangkan potensi kepemimpinan siswa untuk selanjutnya
dipergunakan dalam mengefektifkan kerja organisasi dalam berbagai
bidang, sekaligus membangun jiwa masyarakat Singapura. NACLI bahkan
sudah membuka Grassroots Leadership Programmes yang mempunyai cakupan
kerja yang lebih luas.
posted by : Mubarok institute

Anonymous Anonymous said.. :

Prof, Saya sependapat bahwa pemimpin bisa dilahirkan lewat program. Namun sampai saat ini Saya belum lihat Negara kita punya Integrated Program untuk melahirkan Pemimpin masa depan. Saat ini beberapa daerah di Kaltim menerapkan APBD untuk pendidikan 20&. Apakah ini bisa dijadikan moment untuk melaksanakan program kepemimpinan yang dimulai dari daerah ini?. Mungkin Model India-nya Indonesia bisa dimulai dari daerah yang mampu. Kita semua berharapkan akan lahir Pemimpin Bangsa bukan Bangsa Pemimpin minus n (baca: Pemimpi)

(Joko Wahyono, Peserta Diskusi Mubarok Institut dengan H.M.Jos Soetomo dan MUI di Hotel Bumi Senyiur Samarinda, 22 September 2006)

8:11 PM  

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger