Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Sunday, August 06, 2006

Imam Dari Sisi Aqidah
at 11:54 PM 
Konsep imâmah dalam Islam dapat dipelajari dari tiga perspektif yang berbeda. Yaitu, masing-masing: (1) dari perspektif pemerintahan Islam, (2) dari perspektif pengetahuan dan ketentuan-ketentuan Islam, serta (3) dari perspektif kepemimpinan dan bimbingan pembaharuan kehidupan keruhaniaan. Berikut penjelasannya.

Pertama, imâmah dari perspektif pemerintahan Islam. Ketika dikaitkan dengan masalah kenegaraan, konsep imâmah memunculkan perbedaan pendapat di dalam kalangan umat Islam: Sunni dan Syiah. Berbeda dari Sunni, kalangan Syiah, khususnya yang Imamiyah, menyebutkan bahwa imâmah adalah masalah utama dan bagian dari rukun iman. Masalah imâmah bukan termasuk kepentingan umum, tapi menjadi tiang agama dan dasar Islam yang telah digariskan oleh Allah melalui ayat-ayatnya dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi.

Bagi kalangan Syiah, seperti disebutkan Murtadha Muthahhari, imâmah bisa berarti pimpinan umum suatu masyarakat. Salah satu tugas yang lowong pada masa setelah Rasulullah wafat adalah kepemimpinan masyarakat. Lalu, siapa yang berhak menggantikan Nabi? Di sinilah masalah khilafah muncul. Yang pasti, baik Sunni maupun Syiah sepakat bahwa umat Islam membutuhkan seorang pemimpin. Bagi kalangan Sunni, kepemimpinan pasca Rasulullah adalah para sahabat Nabi yang telah ditunjuk dan dipilih. Mereka disebut dengan al-khulafâ al-râsyidûn. Sedangkan bagi kalangan Syiah, Nabi Muhammad telah memilih penggantinya, yaitu Imam Ali ibn Abi Thalib dan selanjutnya diteruskan oleh ketururunannya—yang disebut ahl al-bayt.

Kedua, imâmah dari perspektif pengetahuan dan ketentuan-ketentuan Islam. Kalangan Syiah tidak hanya membatasi imâmah pada kepemimpinan politis. Mereka mengatakan, bahwa imâmah juga berkaitan dengan pengertian kepemimpinan agama. Menurut kalangan Syiah, sebelum wafat, Nabi Muhammad telah mendidik Imam Ali, penggantinya, sebagai seorang berilmu yang luar biasa dan mengajarkan kepadanya segala sesuatu tentang Islam. Imam Ali adalah salah seorang sahabat Nabi yang paling menonjol. Imam Ali suci sebagaimana Nabi juga suci.

Dengan alasan ini, maka yang paling pantas menggantikan Nabi setelah wafat adalah Imam Ali. Ali menerima ilmu secara langsung dari Nabi, dan para imam berikut juga memperoleh ilmu melalui Imam Ali.

Karena itu, kalangan Syiah percaya adanya dua belas imam. Yaitu, Ali ibn Abi Thalib, Hasan ibn Ali, Husain ibn Ali, Ali ibn Husain, Muhammad ibn Ali, Ja’far ibn Muhammad, Musa ibn Ja’far, Ali ibn Musa, Muhammad ibn Ali, Ali ibn Muhammad, Hasan ibn Ali, dan Mahdi.

Ketiga, imâmah dari perspektif kepemimpinan dan bimbingan pembaharuan kehidupan keruhaniaan. Selain itu, imâmah bisa berkaitan dengan pengertian wilayah. Inilah pengertian paling tinggi atas masalah imâmah. Wilayah menjadi fokus utama para sufi Syiah, sama seperti persoalan mengenai manusia sempurna dan wali zaman. Kalangan sufi Syiah percaya bahwa wali dan imam adalah pemimpin zaman. Dan wali itu selalu ada, dan karena itu mereka percaya akan selalu ada seorang manusia sempurna di dunia.

Sedangkan bagi kaum Sunni, mereka menganggap imâmah sebagai persoalan keduniaan yang ditangani langsung oleh umat Islam. Pencalonan seorang imam dilakukan oleh kelompok ahl al-imâmah (mereka yang memenuhi syarat dan berhak menjadi imam) —seperti dijelaskan oleh Al-Mawardi. Seorang imam diangkat melalui musyawarah yang dilakukan oleh ahl al-ikhtiyâr atau ahl al kalli na al `aqdi (orang yang berwenang memilih imam bagi umat). Dari sinilah kemudian muncul beragam sistem pemerintahan dalam Islam.

Selanjutnya masyarakat Sunni diberbagai negeri Islam bisa menerima sistem pemerintahan: republik, kerajaan atau kerajaan konstitusional, sementara masyarakat Syiah di Iran mencoba membangun sistem pemerintahan Islam dengan konsep Waliyat al faqih, dimana Ayatullah `al Uzma (pemimpin tertinggi keagamaan) memilih otoritas politik.
posted by : Mubarok institute

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger