Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Wednesday, October 18, 2006

Psikologi Mimpi-2 (Mimpi Perspektip Tasauf
at 12:38 AM 

Tasauf adalah olah rasa dimana seorang mutasawwif melakukan latihan spiritul (riadlat), pengembaraan (assayr wa as suluk) dan upaya-upaya spiritual agar benar-benar bisa merasa dekat dengan Tuhan. Karena Tuhan itu inmateri maka manusia hanya bisa mendekat kepada Nya jika ia tidak lagi terkungkung oleh kehidupan materi atau duniawi. Orang yang mata duitan atau gila jabatan dijamin tidak akan bisa mendekatkan diri kepada Tuhan.
Jika seseorang sudah bisa meninggalkan alam materi dan dekat dengan Tuhan maka ia bisa memasuki kehidupan alam rohani. Jika ia sudah berada di alam rohani maka ia bisa berkomunikasi dengan semua makhluk rohaniah, dengan malaikat, dengan jin, dengan syaitan dan dengan arwah manusia yang sudah meninggal maupun yang belum dilahirkan, juga dengan arwah sesama orang hidup yang sama-sama sudah terbebas dari kungkungan kehidupan materi. Dalam perspektip tasauf, seseorang yang rindu berjumpa Rasul dapat menemuinya dalam alam ruhani, bisa mimpi bisa juga bukan. Demikian juga ia bisa berjumpa dengan orang tuanya atau gurunya yang sudah lama meninggal dunia.Dalam tidurnya ia bisa berkelana berjumpa dengan ulama-ulama generasi ratusan tahun yang lalu. Dalam alam mimpi itu pula ia bisa memperoleh informasi tentang apa yang akan terjadi di alam materi, misalnya jatuhnya sebuah rezim, bencana alam dan sebagainya. Dalam perspektip tasauf, alam ruhani itulah yang konkrit, sementara alam materi itu fana atau maya. Jaringan komunikasi spiritual itu sangat luas menembus sekat-sekat fisik, oleh karena itu sesama orang yang sudah sampai ke maqam sufi, mereka bisa melakukan teleconference melalui jaringan spiritual. Secara lebih sederhana orang yang melakukan salat istikharah bisa memperoleh jawaban melalui mimpi.

Mimpi Perspektip Kebatinan

Faham Kebatinan pada umumnya merupakan sempalan dari tasauf, yaitu sinkretisme antara pedukunan jawa, Hinduisme, Budisme dengan Islam. Sesama penganut kebatinan yang sudah sampai maqamnya juga bisa saling berkomunikasi melalui alam rohaniah, baik mimpi maupun semedi, tetapi jaringan komunikasi yang digunakan memakai jaringan rohaniah syaitan. Penganut aliran Sapta Dharma mengaku bisa mempertemukan seseorang dengan ayah atau kakeknya yang sudah meninggal, melalui semedi tertentu. Pada setiap manusia ada semacam pemancar spiritual yang dapat menangkap sinyal-sinyal rohaniah, menurut al Gazali disebut dzauq. Kekuatan dzauq bergantung apakah baterainya kuat atau tidak. Dauq yang sehat, ia dapat menangkap signal-signal spiritual malakuti. Ada tiga channel spiritual; malakuti, yang melalui malaikat, jinni yang melalui jin dan syaithani yang melalui syaitan. Orang yang kualitas spiritualnya tanggung-tanggung sering digoda melalui channel jinni, terkadang syaitoni. Orang yang kuat dzauqnya tapi karakternya buruk semacam dukun yang suka ngerjain pasin, ia terbiasa menerima signal spiritual syaitoni. Syaitan dalam memberi informasi dari alam rohaniah, pada tingkat pertama kebenarannya mencapai 99%. Semakin yakin ia akan kebenaran channel syaitoni maka tingkat kebenaran itu dikurangi sedikit-sedikit, hingga jika sang dukun atau penganut kebatinan sudah yakin 100% kepada channel itu, maka kebenaran informasi itu hamper semuanya menyesatkan. Mimpi-mimpi yang dialami semakin jelas isyaratnya, tetapi sesungguhnya itu merupakan tipuan.
posted by : Mubarok institute

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger