Tuesday, March 06, 2007
Membangun Kepribadian Muslim (1)
Pendahuluan
Setiap orang dikenali dengan identitas masing-masing, tetapi pengenalan kita terhadap seseorang sering tidak utuh sehingga “siapa dia” yang sebenarnya sesungguhnya tidak dikenali. Ada seorang isteri yang sudah hidup serumah dengan suaminya selama belasan tahun, tetapi tetapi tetap belum mengenali suaminya secara utuh, dan kemudian pada usia perkawinannya yang ke 20 ia dibuat kaget setelah mengenal “siapa” sebenarnya suaminya itu. Siapa dia seutuhnya dari seseorang itulah yang biasanya disebut sebagai kepribadian, atau syahshiyyah, atau personality. Manusia sebagai makhluk yang berfikir dan merasa memang bisa dibentuk kepribadiannya melalui proses pendidikan, atau tepatnya, bahwa corak perjalanan hidup seseorang sangat besar peranannya dalam membentuk kepribadiannya.
Kepribadian
Kepribadian seseorang terbangun oleh temperamen dan karakter yang dimilikinya. Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap berbagai rangsangan yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri sendiri. Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang, oleh karena itu sulit untuk diubah dan bersifat netral terhadap penilaian baik buruk. Sedangkan karakter berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkah laku seseorang didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakat. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang, oleh karena itu ia dapat berubah. Jika temperamen tidak mengandung implikasi etis, maka karakter justeru selalu menjadi obyek penilaian etis. Terkadang orang memiliki temperamen yang berbeda dengan karakternya.. Ada orang yang temperamennya buruk, padahal karakternya baik. Jika temperamennya sedang bekerja maka pada umumnya bertingkah laku negatip, tetapi setelah reda nanti ia menyesali dan malu atas apa yang dilakukannya, meskipun nanti juga akan terulang kembali. Sedangkan orang yang karakternya buruk tetapi temperamennya baik, ia dapat menyembunyikan keburukannya dihadapan orang. Yang paling merepotkan adalah orang jahat yang temperamennya buruk.
Karakter yang sudah menetap akan membentuk sebuah kepribadian. Menurut Freud, kepribadian manusia berdiri diatas tiga pilar, Id, Ego dan Super Ego, unsur hewani, akali dan moral. Perilaku menurut Freud merupakan interaksi dari ketiga pilar tersebut. Tetapi kesimpulan Freud manusia adalah Homo Volens, yakni makhluk berkeinginan yang tingkah lakunya dikendalikan oleh keinginan-keinginan yang terpendam di dalam alam bawah sadarnya, satu kesimpulan yang merendahkan martabat manusia.
Setiap orang dikenali dengan identitas masing-masing, tetapi pengenalan kita terhadap seseorang sering tidak utuh sehingga “siapa dia” yang sebenarnya sesungguhnya tidak dikenali. Ada seorang isteri yang sudah hidup serumah dengan suaminya selama belasan tahun, tetapi tetapi tetap belum mengenali suaminya secara utuh, dan kemudian pada usia perkawinannya yang ke 20 ia dibuat kaget setelah mengenal “siapa” sebenarnya suaminya itu. Siapa dia seutuhnya dari seseorang itulah yang biasanya disebut sebagai kepribadian, atau syahshiyyah, atau personality. Manusia sebagai makhluk yang berfikir dan merasa memang bisa dibentuk kepribadiannya melalui proses pendidikan, atau tepatnya, bahwa corak perjalanan hidup seseorang sangat besar peranannya dalam membentuk kepribadiannya.
Kepribadian
Kepribadian seseorang terbangun oleh temperamen dan karakter yang dimilikinya. Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap berbagai rangsangan yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri sendiri. Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang, oleh karena itu sulit untuk diubah dan bersifat netral terhadap penilaian baik buruk. Sedangkan karakter berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkah laku seseorang didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakat. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang, oleh karena itu ia dapat berubah. Jika temperamen tidak mengandung implikasi etis, maka karakter justeru selalu menjadi obyek penilaian etis. Terkadang orang memiliki temperamen yang berbeda dengan karakternya.. Ada orang yang temperamennya buruk, padahal karakternya baik. Jika temperamennya sedang bekerja maka pada umumnya bertingkah laku negatip, tetapi setelah reda nanti ia menyesali dan malu atas apa yang dilakukannya, meskipun nanti juga akan terulang kembali. Sedangkan orang yang karakternya buruk tetapi temperamennya baik, ia dapat menyembunyikan keburukannya dihadapan orang. Yang paling merepotkan adalah orang jahat yang temperamennya buruk.
Karakter yang sudah menetap akan membentuk sebuah kepribadian. Menurut Freud, kepribadian manusia berdiri diatas tiga pilar, Id, Ego dan Super Ego, unsur hewani, akali dan moral. Perilaku menurut Freud merupakan interaksi dari ketiga pilar tersebut. Tetapi kesimpulan Freud manusia adalah Homo Volens, yakni makhluk berkeinginan yang tingkah lakunya dikendalikan oleh keinginan-keinginan yang terpendam di dalam alam bawah sadarnya, satu kesimpulan yang merendahkan martabat manusia.
I blog quite often and I genuinely appreciate your information.
This great article has truly peaked my interest. I will book mark your site and keep checking for new information about
once a week. I subscribed to your RSS feed too.
Review my web-site - youtube view bot
Post a Comment
Home