Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Tuesday, June 23, 2009

Pandangan Islam Tentang Pendidikan
at 11:07 PM 
Bagi konselor (agama) yang menangani konseling pendidikan, pertama tama ia harus memiliki wawasan Islam tentang pendidikan. Pandangan Islam tentang pendidikan dapat dirumuskan antara lain.

1. Bahwa belajar merupakan perintah utama dari agama Islam, tercermin pada ayat yang pertama kali turun surat al 'Alaq 1-4.

artinya: Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan, yakni telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dengan nama tuhanmu yang Maha Mulia, yang telah mengajarkan dengan pena, yakni telah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Membaca, secara psikologis mengandung muatan; proses mental yang tinggi, proses pengenalan (cognition), ingatan (memory), pengamatan (perception), pengucapan (verbalization), pemikiran (reasoning), daya kreasi (creativity) dan sudah barang tentu proses psikologi.

Secara sosiologis, membaca juga mengandung muatan: proses yang menghubungkan perasaan, pemikiran dan tingkah laku seseorang dengan orang lain. Membaca juga merupakan sistem perhubungan (Communication system) yang merupakan syarat mutlak terwujudnya sistem sosial. Selanjutnya penggunaan bahasa (yang tertulis dan dibaca) merupakan gudang tempat me¬nyimpan nilai-nilai budaya yang dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2. Bahwa ilmu dan orang berilmu sangat dihargai dalam Islam. Apresiasi Islam terhadap ilmu bukan hanya terkandung dalam ajaran tetapi juga terbukti dalam sejarah, terutama sejarah klasik Islam. Dalam al Qur'an disebutkan bahwa orang mu'min yang berilmu dile¬bihkan derajatnya (Q/58:11). Mereka juga diberi gelar ulu al albab, ulu an nuha, ulu al abshar, dan zi hijr.(Q/39:9, Q/59:2, Q/20:54).

3. Memilih ilmu dibanding harta adalah merupakan keputusan yang tepat dan menguntungkan, baik secara moril maupun materiil. Ketika Nabi Sulaiman ditawari Allah SWT untuk memilih ilmu, harta atau kekuasaan, Sulaiman memilih ilmu, dan dengan ilmu maka ia kemudian memperoleh harta dan kekuasaan. Ali bin Abi Talib pernah berkata bahwa ilmu bisa menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yang harus menjaganya. Harta jika diberikan kepada orang lain maka harta itu dapat berkurang, tetapi ilmu semakin sering diberikan kepada orang justeru semakin bertambah.

4. Perjuangan di jalan ilmu (sebagai murid, guru atau fasilitator) akan memudahkan jalan menuju kebahagiaan surgawi.

artinya: Barangsiapa memilih jalur ilmu maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga. (H.R.Turmuzi)

5. Pertanggungjawaban ilmu adalah pada seberapa jauh mengamalkannya.

artinya: Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah.

artinya: Kelak di akhirat, manusia tidak bisa berkutik sbelum mempertangungjawabkan empat hal,(1) tentang umurnya, untuk berbuat apa saja, (2) tentang masa mudanyya untuk mempersiapkan apa saja, (3) tentang ilmunya, seberapa jauh ia mengamalkannya, dan (4) tentang harta, darimana ia memperoleh dan untuk apa harta itu digunakan. (Hadis)

6. Orang 'alim yang tidak mengamalkan ilmunya, secara moral dosanya lebih besar dibanding orang kafir (yang memang tidak memiliki ilmu).
artinya: Orang 'alim yang tidak mengamalkan ilmunya, akan disiksa lebih dahulu (di akhirat) sebelum siksaan bagi penyembah berhala (Zubad).

7. Pendidikan harus diorientasikan ke masa depan, untuk menyongsong dan mengantisipasi perkembangan mendatang.

artinya: Didiklah anak-anakmu berenang dan memanah, sesungguhnya anak-anakmu itu akan hidup pada zaman yang bukan zamanmu. (Ali bin Abi Talib)

8. Sesuai dengan kapasitas masing-masing, setiap orang diberi peluang yang pas untuk berkecimpung dalam bidang ilmu:
artinya: Jadilah kamu (1)orang pandai (dan mengajar), jika tidak bisa maka jadilah (2) murid, jika tidak maka jadilah (3)pendengar yang baik, jika mendengarpun tidak sempat, jadilah (4) orang yang mencintai ilmu, dan sekali-kali jangan menjadi orang yang ke lima (tidak pintar, tidak mau belajar, tidak mau mendengar dan tidak suka ilmu).

9. Jika mau menekuni suatu ilmu, pilihlah ilmu yang berguna, yang relevan dengan kemaslahatan hidup, jangan asal ilmu, Rasul pernah berdoa.

artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dan dari hati yang tidak khusyu', dan dari nafsu yang tidak mau kenyang serta dari doa yang tak dikabulkan. (H.R. Ahmad dalam Musnadnya)

10. lmu merupakan investasi jangka panjang.

artinya : Jika manusia mati maka putuslah produktifitas mereka, kecuali tiga hal, (1) amal jariah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya oleh orang lain, dan (3) anak saleh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. (H.R. Bukhari)

11. Sumber ilmu ada dua, yaitu dari Allah SWT, melalui wahyu, ilham dan intuisi, dan ilmu yang diproduk oleh akal manusia.

12. Betapapun pandainya seseorang, ia tidak boleh menyombongkan diri, karena pasti ada orang lain yang melebihinya, dan hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

13. Menurut Imam Gazali ada tiga kategori ulama, yaitu hujjah, hajjaj dan mahjuj. Ulama dalam kapasitas hujjah adalah orang yang alim, wara', zuhud dan mengutama¬kan agama dibanding yang lain. Hajjaj lebih dari itu, mampu membela agama dari serangan luar, dan mahjuj adalah ulama yang 'alim tetapi sifatnya tidak mulia karena ia lebih menyukai kehidupan dunia dibanding kemuliaan ukhrawi.

14. Dari tiga lingkaran pendidikan, rumah tangga, sekolah dan lingkungan masyarakat, pendidikan dalam rumah merupakan pondasi utama, meskipun sekolah dan lingkungan masyarakat juga besar pengaruhnya. Oleh karena itu contoh dan teladan orang tua kepada anak-anaknya di rumah besar sekali andilnya dalam pem¬bentukan generasi.

15. Ilmu boleh dipelajari dari sumber manapun yang tepat sesuai dengan bidangnya. Tidak mengapa seorang muslim belajar matematik kepada orang Kristen, bela jar teknologi kepada orang Yahudi, belajar berburu kepada orang primitif.

artinya: Ambillah hikmah itu dari manapun ia ke luar.

artinya: Hikmah itu ibarat barang milik mu'min yang hilang, yang bisa ditemukan di mana saja, oleh siapa saja.

16. Pergi merantau dalam rangka mencari ilmu dipandang sangat positif dalam pengembangan diri dan wawasan.
artinya: Tuntutlah ilmu, meski sampai jauh ke neegri Cina.
artinya: Merantaulah, engkau pasti akan menemukan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan. Bersusah payahlah, karena sesungguhnyya nikmatnya hidup itu justeru terasa dalam kesulitan. (Imam Syafi'i)

17. Jalan hidup yang benar akan membantu keberkahan ilmu, sementara jalan hidup yang salah akan menghi¬langkan nilai keberkahan ilmu.

artinya: Aku pernah mengeluh kepada kyai Waki' tentang kesulitan belajar, maka guruku menganjurkan agar aku menjauhi perbuatan maksiat. Dia juga mengajarkan kepadaku bahwa cahaya ilahiyyah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat. (Imam Syafi'i)

18. Bahwa kewajiban belajar itu tidak dibatasi oleh umur, oleh karena itu hidup berumah tangga tidak menghalangi keharusan menuntut ilmu, atau nikah dan belajar dapat sejalan, tidak harus dipertentangkan. Prinsip pendidikan dalam Islam adalah pendidikan seumur hidup, long life education;

artinya: Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan hingga ke liang lahat.
posted by : Mubarok institute
My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger