Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Friday, May 25, 2007

Manfaat Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-hari
at 2:30 AM 
Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa menghindar dari berhubungan dengan orang lain. Dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain, manusia tunduk kepada sistem komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal. Sebagai makhluk psikologis manusia bukan hanya memotret yang tampak, tetapi juga mempersepsi yang tampak dengan perangkat kejiwaannya sehingga performance seseorang tidak hanya difahami dari yang nampak, tetapi juga dari yang di duga berada dibalik yang tampak. Orang kebanyakan, memang suka menempatkan penampilan luar sebagai ukuran, tetapi bagi orang yang terpelajar dan beradab, yang paling utama dari kualitas manusia adalah kredibilitas akhlaknya, kredibilitas moralnya, dan ukuran itulah yang diperhitungkan dalam transaksi sosial. Kredibilitas akhlak yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi kekuatan yang sangat kuat dalam bernegosiasi dengan orang lain dalam berbagai urusan.

A. SISTEM KOMUNIKASI INTRA PERSONAL
Ketika seorang pemimpin partai berkata kepada publik dengan perkataan, saya ini orang yang jujur dan tak pernah berdusta, maka publik tidak akan begitu saja menyimpulkan bahwa tokoh partai itu orang jujur, karena manusia bukan kaset rekaman yang merekam setiap suara yang didengar. Suatu informasi diterima oleh manusia melalui pentahapan: (1) penerimaan stimulus; kata-kata didengar dan


orang yang berkata dilihat. (2) pengolahan informasi; apa yang didengar dihubungkan dengan siapa yang berkata, perkataan sekarang dihubungkan dengan perkataan hari-hari sebelumnya, perkataan dia dihubungkan dengan perkataan orang lain, dst, barulah perkataan tokoh partai itu disimpulkan menjadi informasi, sesuai dengan persepsinya. (3) penyimpanan informasi, apa yang telah disimpulkan menjadi informasi itu kemudian disimpan dalam memorinya, dan (4) menghasilkan kembali suatu informasi. Ketika orang bermaksud merespon penyataan pemimpin partai tersebut, maka ia harus berfikir apa sebaiknya, mana yang lebih tepat, apa implikasinya dan seterusnya yang dalam proses itu melahirkan informasi bare tentang pemimpin partai itu. Pesan yang sama diberi makna berbeda oleh orang yang berbeda dan disikapi secara berbeda oleh orang yang berbeda-beda pula.

Menurut Psikologi Komunikasi, proses penerimaan informasi itu meliputi Sensasi, Persepsi, Memori dan Berfikir.

1. Sensasi
Dari segi bahasa, sensasi berasal dari kata sense yang artinya alat penginderaan, yang menghubiungkan organisme dengan lingkungan. Dalam Psikologi Komunikasi, yang dimaksud dengan sensasi adalah proses menangkap stimuli (rangsang). Ketika dua orang sedang berkomunikasi, maka masing-masing dapat melihat fisiknya dengan penglihatan, mendengar suaranya dengan pendengaran, mencium harum parfum yang dipakai dengan penciumannya dan merasakan kehalusan kulitnya ketika bersalaman. Seluruh yang ditangkap oleh indera tersebut disebut stimuli atau rangsang. Terkadang orang dapat menerima dua stimuli sekaligus, misalnya ketika anda sedang menonton TV (stimuli ekternal), datang pula stimuli dari dalam, yaitu ingatan kepada orang tua di kampung yang sedang menderita sakit dan menunggu kedatangan anda.

Perbedaan sensasi dapat disebabkan oleh kapasitas alat indera yang berbeda, dan oleh pengalaman atau lingkungan yang berbeda. Masakan yang dirasa sangat pedas oleh lidah orang Yogya terasa biasabiasa saja oleh lidah orang Minang. Sebaliknya kata-kata keras yang dirasa sopan-sopan saja oleh orang Medan dirasa sangat mengganggu oleh telinga orang Jawa.

2. Persepsi
Persepsi adalah proses memberi makna kepada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi adalah proses mengubah sensasi menjadi informasi. Ketika anda mendengar orang berkata silat, padahal is berkata salat, maka anda keliru sensasi, tetapi ketika anda memuji kekasih anda dengan perkataan, engkau adalah wanita tercantik di dunia, tetapi kekasih anda merasa disindir dengan perkataan itu, maka kekasih anda disebut keliru persepsi. Kekeliruan sensasi juga dapat menyebabkan kekeliruan persepsi.

Persepsi bisa keliru disebabkan oleh berbagai faktor; personal, situasional, fungsional maupun struktural. Diantara faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap persepsi adalah perhatian, konsep fungsional dan konsep struktural.

2.1. Perhatian
Perhatian adalah proses mental di mana kesadaran terhadap suatu stimuli lebih menonjol, dan pada saat yang sama kesadaran terhadap stimuli yang lain melemah. Sebagai contoh, ketika perhatian masyarakat terpusat kepada apa yang diduga sebagai korupsi dari presiden sekarang, maka perhatian kepada korupsi orang lain yang justeru lebih besar menjadi melemah. Atau ketika seorang penonton bioskop perhatiannya tercurah kepada adegan film di layar, maka perhatian kepada penonton di sekelilingnya yang justeru lebih dekat menjadi lemah. Perhatian sangat besar pengaruhnya dalam persepsi hingga berlaku ungkapan semut di tengah laut kelhatan jelas (karena perhatian), sementara gajah di pelupuk mata tidak tampak (karena tidak ada perhatian). Bagi orang yang bermaksud menarik perhatian orang lain perlu diketahui bahwa perhatian itu bisa datang dari luar dan bisa datang dari dalam. Faktor luar (ekternal) yang secara psikologis bisa menjadi penarik perhatian (attention getter) biasanya disebabkan karena stimuli itu mempunyai sifat yang menonjol dibanding stimuli yang lain, misalnya yang bergerak meski kecil lebih menarik perhatian dibanding yang diam meski besar, atau karena ada unsur

kontras, misalnya suara yang lebih keras dibanding suara yang lain, secercah cahaya di tengah kegelapan, sesuatu yang baru di tengah hal-hal lama, atau sesuatu yang dilihat atau di dengar secara berulang-ulang dalam waktu lama sehingga menjadi akrab dengan telinga dan mata.

Adapun faktor internal yang mempengaruhi perhatian adalah faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Orang lapar lebih tertarik perhatiannya kepada makanan, orang haus lebih tertarik perhatiannya kepada minuman dan orang yang sedang rindu isteri karena isterinya berada di tempat yang jauh lebih tertarik perhatiannya kepada wanita (faktor biologis). Sementara itu ketika sebuah rombongan meninjau korban gempa bumi Bengkulu misalnya, ternyata dokter, dokter hewan, ulama, pendidik, politisi dan pengusaha, pusat perhatiannya berbeda-beda sesuai dengan sosiopsikologis mereka.

2.2. Faktor Fungsional dan Struktural
Faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi antara lain faktor kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional dan latar belakang budaya. Orang yang sedang haus terkadang mempersepsi air accu sebagai botol minuman, pengemis mempersepsi uang lima ribuan sebagai sangat besar, tetapi orang kaya mempersepsinya sebagai recehan. Orang yang sedang dalam suasana emosional marah, terkadang mempersepsi pemberian sebagai penghinaan, orang yang sedang berada dalam suasana perang terkadang mempersepsi seekor binatang yang lewat sebagai musuh yang hams ditembak. Bagi kaum selebritis, mobil adalah gengsi, tetapi bagi orang biasa, mobil lebih dipersepsi sebagai alat angkut.

Faktor struktural yang mempengaruhi persespi ialah bahwa bila seseorang mempersepsi sesuatu, maka ia mempersepsinya sebagai sesuatu secara keseluruhan, bukan bagian-bagian. Ketika kita melihat wajah cantik, maka yang dipersepsi bukan hanya wajahnya, tetapi keseluruhan tubuh pemilik wajah itu. Ketika seorang kyai 'alim dijumpai memakai baju tambalan, ia dipersepsi sebagai orang sederhana (positif), tetapi ketika yang memakainya itu seniman, ia dipersepsi sebagai nyentrik (netral), dan ketika yang

memakai penjahat, maka ia dipersepsi sebagai gembel (negatif). Orang yang dekat dengan ulama sering dipersepsi sebagai orang alim, yang dekat dengan penguasa dipersepsi sebagai orang penting, dan yang dekat dengan koruptor dipersepsi sebagai antekantek. Bagi seorang dosen, buku dan beras sama-sama dipersepsi sebagai kebutuhan pokok, tetapi bagi buruh tarsi, buku tidak masuk dalam struktur kebutuhan.
Demikianlah proses psikologis persepsi. Tidak semua kebaikan dipersepsi sebagai kebaikan, tetapi seseorang dapat mempertimbangkan hal-hal yang memungkinkan orang lain mempersepsinya secara keliru. Kredibilitas akhlak seseorang akan sangat besar peranannya dalam membangun persepsi orang lain kepadanya.


posted by : Mubarok institute

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger