Tuesday, October 30, 2007
Arif..
Kata arif berasal dari bahasa Arab `arofa –ma`rifat -`arif-ma`ruf yang arti dasarnya adalah kenal. Kenal berbeda dengan tahu. Tahu bersifat kognitip, bersifat pengetahuan, berbasis pengamatan atau teori. Sedangkan kenal sudah bersifat afektip berbasis pengalaman langsung. Ada seorang wanita yang sudah hidup bersama dengan suaminya selama 20 tahun, ternyata ia belum mengenal siapa sesungguhnya suaminya itu. Ia dibuat terkaget-kaget setelah mengenal siapa sesungguhnya manusia yang sudah seranjang selama duapuluh tahun, karena selama ini ia keliru pandang atau tertipu oleh penampilan lahir.
Sifat arif bukan hanya horizontal tetapi juga vertical. Orang yang scara vertical sudah arif disebut mencapai ma`rifat, yaitu mengenal Tuhan, bukan sekedar tahu ada Tuhan. Oleh karena orang arif sudah mengenal Tuhannya sebagai Yang Maha Baik,maka ia tabah ketika menerima kegagalan atau musibah, karena boleh jadi musibah itu hanya sekedar ujian yang diberikan Tuhan kepadanya. Ia sadar-sesadarnya bahwa kesulitan adalah bagian dari system kehidupan. Ia sadar bahwa Tuhan menciptakan system hukum dimana tidak ada gelap yang selamanya, setiap habis gelap pasti terbit terang. Begitupun dalam hidup, dibalik kesulitan ada kemudahan.
Orang arif tetap tersenyum dalam kesulitan, bersiap kecewa dan sedihpun tanpa kata-kata. Orang yang tidak arif mudah fgrustrasi, mengeluh dlam kesulitan, tidak siap kecewa, dan jika bersedih ia ungkapkan dengan berbagai kata cacian. Orang arif juga sudah mengenal dirinya, maka iapun tahu diri. Jika orang sudah mengenal siapa dirinya, pasti ia mengenal siapa Tuhannya, man `arofa nafsahu `arofa robbahu.
Sifat arif bukan hanya horizontal tetapi juga vertical. Orang yang scara vertical sudah arif disebut mencapai ma`rifat, yaitu mengenal Tuhan, bukan sekedar tahu ada Tuhan. Oleh karena orang arif sudah mengenal Tuhannya sebagai Yang Maha Baik,maka ia tabah ketika menerima kegagalan atau musibah, karena boleh jadi musibah itu hanya sekedar ujian yang diberikan Tuhan kepadanya. Ia sadar-sesadarnya bahwa kesulitan adalah bagian dari system kehidupan. Ia sadar bahwa Tuhan menciptakan system hukum dimana tidak ada gelap yang selamanya, setiap habis gelap pasti terbit terang. Begitupun dalam hidup, dibalik kesulitan ada kemudahan.
Orang arif tetap tersenyum dalam kesulitan, bersiap kecewa dan sedihpun tanpa kata-kata. Orang yang tidak arif mudah fgrustrasi, mengeluh dlam kesulitan, tidak siap kecewa, dan jika bersedih ia ungkapkan dengan berbagai kata cacian. Orang arif juga sudah mengenal dirinya, maka iapun tahu diri. Jika orang sudah mengenal siapa dirinya, pasti ia mengenal siapa Tuhannya, man `arofa nafsahu `arofa robbahu.
Post a Comment
Home