Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Tuesday, September 25, 2007

Penyakit Hati
at 7:53 PM 
Kajian tentang penyakit pada umumnya dilakukan sehubungan dengan upaya memelihara kesehatan. Kesehatan manusia mencakup kesehatan jasmani dan rohani, kesehatan fisik dan kesehatan mental. Dalam Ilmu Kesehatan, disamping dikenal adanya kesehatan fisik, kesehatan mental juga dikenal istilah kesehatan masyarakat (publik health). Penyakitpun dikenal adanya penyakit fisik, penyakit mental dan penyakit masyarakat. Dalam bahasa agama jarang disebut istilah penyakit mental, yang sering disebut adalah penyakit hati (fi qulubihim maradlun). Hal ini berkaitan dengan perbedaan penekanan makna jiwa antara perspektip psikologi dan perspektip agama. Psikologi lebih menekankan pada aspek berfikir, sedangkan agama lebih menekankan aspek merasa. Dengan demikian maka ada perbedaan penekanan antara penyakit mental dengan penyakit hati.

Dalam hal kesehatan, menurut bahasa agama juga ada perbedaan makna antara sehat dan afiat. Mata yang sehat misalnya adalah mata yang dapat melihat dan membaca tanpa memerlukan bantuan kaca mata, tetapi mata yang afiat adalah mata yang mudah digunakan untuk melihat obyek-oibyek yang bermanfaat dan halal, namun sulit digunakan untuk melihat obyek-obyek yang diharamkan, karena itulah sebenarnya fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata. Telinga yang sehat adalah telinga yang dapat mendengar secara normal tanpa memerlukan alat bantu, tetapi telinga yang afiat adalah telinga yang mudah mendengar suara yang dihalalkan, mudah membedakan suara yang bermakna perintah dan yang bermakna larangan, sulit untuk mendengar pergunjingan, adu domba, fitnah dan sebagainya. Demikian seterusnya perbedaan makna sehat dan afiat pada , mulut, tangan, kaki dan seterusnya hingga pada organ yang vital dari tubuh manusia.

Dalam Psikologi dikenal ada istilah sakit jiwa dan gangguan kejiwaan., ada yang disebabkan oleh faktor syaraf, ada juga yang disebabkan oleh faktor psikis (neurose). Dalam perspektip Islam, gangguan kejiwaan juga bisa terjadi disebabkan oleh faktor akhlak yang rendah. Diantara akhlak rendah yang dapat mengganggu kesehatan mental ialah riya, dengki, syirk, nifaq, tamak, takabbur, ujub dan al wahn.

Al Qur’an juga tak kurang dari sebelas kali menyebut adanya penyakit hati (fi qulubihim maradh) disamping menyebut adanya hati yang sehat (qalb salim). Dalam bahasa Arab, maradh (penyakit) antara lain didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang mengakibatkan manusia melampaui batas keseimbangan/kewajaran dan mengantar kepada terganggunya fisik, mental dan bahkan kepada tidak sempurnanya amal seseorang. Melampaui batas, satu sisi membawa implikasi pada gerak berlebihan, dan pada sisi lain membawa implikasi ke arah kekurangan.

Akal yang sakitnya dari gerak berlebihan berwujud kelicikan, tetapi jika sakitnya bersumber dari arah kekurangan (kurang pendidikan) maka sakitnya berujud ketidak tahuan. Ketidak tahuan akal membawa kepada keraguan dan kebimbangan. Penyakit kejiwaan lain yang bersumber dari gerak berlebihan bisa berujud, angkuh, benci, dendam, fanatisme, serakah, dan kikir. Sedangkan penyakit yang bersumber dari arah kekurangan bisa berujud pessimis, rendah diri, kecut, cemas, takut dan sebagainya.
posted by : Mubarok institute
My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger