Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Tuesday, April 20, 2010

Infrastruktur Kepribadian 2
at 11:22 PM 
3. Membangun Tokoh Idola
Pada masa anak dan remaja, motif imitasi dan identifikasi sedang dalam pertumbuhan dan mencapai puncaknya. Ketika masa kanak-kanak, ayah adalah tokoh identifikasinya. Bagi kanak-kanak figur ayah adalah tokoh yang terhebat dalam alam psikologinya. Seorang ayah yang bisa memenuhi motif identifikasi anaknya hingga anak itu meningkat remaja, maka ia akan tetap menjadi tokoh idola anaknya. Di mata anak, ayah tetaplah besar meski secara sosial mungkin tidak. Sebaliknya seorang ayah yang gagal menjadi tokoh idola anaknya ketika masih anak-anak dan remaja, maka di mata anak, ayah tetap tidak besar meskipun boleh jadi secara sosial ia adalah tokoh besar. Seorang anak membutuhkan ayah sebagai ayahnya sendiri, bukan ayahnya orang banyak. Dalam perspektif ini maka seseorang yang tidak mengenal siapa ayahnya (atau siapa ibunya) mengalami krisis identitas, karena kehilangan tokoh idola.
Untuk bisa menjadi idola anak, apa yang diinginkannya tentang anaknya, mau dibentuk menjadi apa dan siapa. Tanpa konsep itu maka seorang ayah tidak bisa mendesain kapasitas dan corak moralitas anaknya.
Pada usia sekolah kedudukan orang tua disaingi oleh guru. Ketika seseorang meningkat menjadi remaja, tokoh identifikasinya berubah kepada tokoh-tokoh “selebritis” terkenal. Ketika seseorang dalam usia mahasiswa, ketika mereka sudah bisa berfikir logis, bisa membandingkan berbagai aliran pemikiran dari literature yang dibaca, tokoh idola yang dipilih pada umumnya adalah tokoh yang memiliki gagasan yang kuat, khas, menonjol, melawan arus atau yang telah membuktikan mampu melahirkan karya-karya besar, apakah orang itu masih hidup atau sudah menjadi catatan sejarah. Bagi orang dewasa seusia mahasiswa, tokoh idola sangat berperan dalam membangun cita-cita masa depan. Pemikiran besar dari orang besar itu mengilhami orang muda untuk berfikir besar. Orang besar adalah orang yang ruang lingkup pemikirannya luas melampaui ruang sosial, ruang geografi serta ruang zaman dimana orang besar itu hidup. Tokoh-tokoh besar dunia yang banyak dijadikan idola pemuda antara lain, Hitler, Napoleon, Jamal Abdul Nasser, Sukarno, Imam Khumaini, Gaddafi dan lain-lain.
Pengenalan kepada orang besar itu bisa dilakukan dengan membaca biografinya atau mengunjungi jejak sejarah dari tokoh tersebut. Orang besar adalah orang yang bisa “bermimpi” tentang suatu hal yang mustahil tapi kemudian bisa mewujudkan impiannya dalam kenyataan. Semua karya besar pada mulanya secara sinis dipandang orang sebagai impian kosong.
posted by : Mubarok institute

Blogger riza d.cobain marx said.. :

smua orang punya mimpi dan teori, hanya sampai kapan mimpi teorinya orang lain itu mau kita realiskan/faktakan atau kita patahkan hhe

7:08 PM  

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger