Thursday, April 09, 2015
Terorisme dan Politik(1)
Oleh Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA
Heboh ISIS merupakan puncak dari stigma terorisme terhadap Islam.
Eksekusi pilot Yordania, Muadz al Kasasbeh, 26 tahun dengan cara dibakar
hidup-hidup didalam kerangkeng besi seperti binatang buas di kebon binatang,
kemudian abunya dibuang ke tempat sampah benar-benar merupakan puncak stigma
negatip. Bayangkan pelakunya adalah kelompok yang menamakan dirinya Daulah
Islamiyah fi al `Iraq wa al Suriyyah atau Islamic State of Irak and Syiria (ISIS). Lebih dahsyatnya
lagi proses pembakaran itu diabadikan oleh ISIS lewat video yang bisa ditonton
lewat internet dan kemudian berbagai stasiun TV dunia mencupliknya. Saluran TV
International FOX bahkan menayangkannya dari awal hingga akhir.
Apa yang dapat kita katakan melihat itu, karena seluruh yang dikerjakan
kelompok ISIS bertentangan 180 derajat dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh
Islam. Pengelola majalah Cherlie Hebdo di Perancis yang baru-baru ini diserang
“teroris” pasti tertawa terbahak-bahak. Demikian juga pendeta Amerika Terry
Jones dan politisi Belanda yang dulu pernah secara demontratip membakar al
Qur’an pasti merasa sangat terbantu oleh perilaku barbar ISIS.
Sesungguhnya terorisme ada sepanjang zaman dan di semua bangsa dan agama.
Bahkan sejarah terorisme di Barat jauh lebih sadis dan massif, tetapi kini
dalam era global, issue terorisme lebih distigmakan kepada Islam, terutama
setelah runtuhnya Uni Sovyet. Jadi disitu ada scenario global untuk memojokkan
Islam, dan ada kebodohan orang Islam yang mau digiring menjadi pelaku tindakan
terorisme. Korban agresi Amerika di Perang Irak, Afganistan < Pakistan tidak
pernah disebut korban terorisme. Tetapi jika pelakunya orang Islam meski
korbannya hanya dua tiga orang maka pelakunya disebut sebagai teroris dan
korbannya disebut korban terorisme.
Dulu dalam kasus bom Bali, Amrozi yang menjadi sangat tekenal juga dituduh
sebagai teroris kelas dunia . Menjadi lebih menarik karena Amrozi justeru tersenyum ketika hakim
mengetokkan palu vonis hukuman mati kepadanya. Timbul pertanyaan, terror yang
dilakukan oleh Amrozi cs itu perbuatan politik atau perbuatan ideology ? Issue terorisme
dewasa ini sebenarnya sudah keluar dari
kebenaran substansial, sebaliknya ia hanya menjadi alat propaganda politik dan
ekonomi global. Adu argumen tentang terorisme tidak lagi dengan menggunakan
paradigma keilmuan, tetapi justeru dengan paradigma politik dan ekonomi.
Definisi Terorisme
Mendefinisikan
terorisme menjadi sangat penting untuk membedakan terrorist dengan pejuang
kebebasan. Memang hampir mustahil terorisme dapat didefinisikan secara
obyektif. Definisi terorisme yang dinisbahkan kepada Osamah bin Laden misalnya,
menurut kolumnis Michael Kinsley dalam Washington Post, 5 Oktober 2001 adalah
pendefinisian yang kacau. Definisi yang mengandung pengertian “injury to
government property” dan “computer trespass” terlalu luas
cakupannya. Kinsley selanjutnya memberi contoh, Amerika mendukung gerakkan
gerilya melawan pemerintahan Nicaragua ,
akan tetapi di El Salvador Amerika melakukan hal yang sebaliknya. Jika
terorisme diartikan sebagai perbuatan kejahatan yang mendukung tujuan politik,
pertanyaanya adalah bagaimana jika yang melakukan justeru Pemerintah dari
suatu negara?
Terorisme
telah didenifisikan mengacu kepada kepentingan pemberi definisi, sehinga ada
definisi terorisme perpespktif penguasa, perspektif inteljen dan perspektif
ilmu. Definisi terorisme perspektif penguasa antara lain: “Terrorism is
premediated threat or use of violence by subnational groups or cladestine
individuals intended to intimidate and coerce governments, to promote
political, religius or ideological outcomes, and to inculcate fear among the
public at large”
Sedangkan
FBI misalnya mendefinisikan seseorang menjadi teroris atau tidak bergantung
kepada opini publik di Amerika, sebagai berikut: “The unlawful use of force
or violence against person or property to intimidate or to coerce a government,
the civilian population, or any segment thereof, in furtherance of political or
social goals”
Adapun
definisi yang lebih netral misalnya apa yang dikatakan oleh Ali A Mazrui dan
Raymond Hamden. Menurut Ali A Mazrui, harus dibedakan antara teroris yang mengerikan
(horrific terrorism) yang membunuh manusia tak berdosa tanpa pandang
bulu dengan bentuk terorisme yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan (heroic
terrorism) dalam menghadapi kekuatan penindas, atau bahkan negara adidaya
penindas. “Terrorist” yang terakhir ini mengandung nuansa patriotic dan
kepahlawanan.4 Sementara itu Raymond Hamden membedakan
typology terorisme, dimana ada yang dilatarbelakangi oleh pandangan politik,
ideologi suatu agama, oleh pertarungan politik melawan pemerintah yang mapan,
dan terorisme yang dilakukan oleh orang yang mengidap sakit mental.
Meski
mustahil menyatukan definisi terorisme, tetapi pada akhirnya yang diterima oleh banyak orang adalah definisi yang dibuat
oleh pemilik kekuasaan yang bisa memaksakan kehendaknya, baik kekuasaan
politik, militer, ekonomi maupun teknologi.
Pasti
tidak mudah ketika orang harus memahami cara berfikir Amerika yang memandang
Arafat sebagai teroris, sementara Israel yang menjajah Palestina, pelanggar
HAM dan pemilik senjata pemusnah massal dibela habis-habisan oleh Amerika.
Terorisme tidak pernah dibahas akar masalahnya, tetapi dilihat dari kepentingan
Amerika. Semua yang mengancam kepentingan Amerika di cap sebagai teroris, dan
sayangnya PBB tidak cukup kuat untuk menentang hegemoni Amerika. Akar terorisme
adalah ketidak adilan. Dimanapun wilayah konflik dimana terjadi ketidakadilan
yang menyolok, pasti akan muncul tindakan kekerasan. Palestina, Afganistan,
Pilipina Selatan dan Irak sekarang adalah produsen kekerasan. Ditujukan kepada
siapa? kepada pihak yang sangat kuat, yang memaksakan kehendaknya kepada pihak
yang lemah dengan dukungan kekuatan senjata, legalitas formal dan ekonomi. Ada tiga cirri aktifitas
terorisme; (a) menyebarkan rasa takut (b) menghancurkan infrastruktur public
dan (c) menimbulkan korban tak berdosa dalam jumlah besar. Jadi sebenarnya ada
dua kelompok teroris.
1. Pertama, Teroris kuat, dalam hal ini negara besar (kuat), yang
dengan dalih melindungi kepentingan nasionalnya merasa berhak untuk
menghancurkan lawan, dimanapun berada. Amerika (di Afgan dan Irak) dan Israel
(di Palestin) serta Uni Sovyet (ketika menjajah Afganistan) dalam perspektip
ini adalah negara teroris, maksudnya, terorisme yang dilakukan oleh negara, lounching
by state. Dilihat dari cirri-ciri aktifitas terorisme maka ternyata
Amerikalah yang paling banyak menyebarkan rasa takut, meluluh lantakkan
infrastruktur public dan membunuh manusia tak berdosa dalam jumlah sangat
besar.
2. Kedua, Teroris Terpojok,
yakni mereka yang lemah dan kalah dalam
percaturan resmi, tetapi tidak mau menyerah.
Kelompok ini merasa berhak untuk
membela diri, dan melakukan gerilya sesuai dengan kemampuan minimal yang
mereka miliki.
Jadi
peperangan teror dan anti teror dewasa ini sebenarnya merupakan peperangan
antara dua teroris, pertama teroris yang
berusaha mempertahankan dominasi kekuasaanya (terutama ekonomi) di dunia, dan
kedua, teroris yang dalam posisi terpojok dan dengan segala keterbatasan yang
dimilikinya merasa harus mempertahankan eksistensinya dengan segala cara. Lahirnya
kelompok seperti ISIS lebih banyak disebabkan karena frustrasi terhadap masa
depan, karena dalam waktu yang lama dan nyaris tanpa ada harapan, kekerasan
selalu terjadi di lingkungan mereka, baik karena krisis politik nasional mareka
atau karena intervensi asing yang sangat kuat. Timur Tengah kini tak lagi
berrsisa, semua Negara berhasil dikacaukan dari Irak, Tunisia, Suriah, Mesir
dan kini Yaman. Hanya Iran yang tetap mampu melakukan konsolidasi diri
menghadapi kekuatan “setan” Barat.. Saudi dan Negara Teluk tidak dihancurkan karena disitu juga ada
kepentingan Barat.
2015-7-21 xiaozhengm
mcm outlet
chanel online shop
gucci outlet
air max shoes
oakley sunglasses
gucci uk
oakley sunglasses discount
kate spade outlet
nike blazer low
nike tn pas cher
jordan homme
longchamp handbags
cheap jordans
oakley store
coach outlet store online
michael kors outlet
ray ban sunglass
oakley sunglasses outlet
coach outlet store online
michael kors bags
rolex watches
coach outlet online
ralph lauren uk
ray ban sunglasses
snapback hats wholesale
christian louboutin outlet
true religion jeans
polo ralph lauren outlet
cheap true religion jeans
cheap ray ban sunglasses
ed hardy
christian louboutin sale
chanel outlet
air max 90
fitflops sale clearance
christian louboutin
air force 1
michael kors handbags
chanel handbags
kate spade
air jordans
gucci outlet
michael kors outlet online
mont blanc
cheap ray ban sunglasses
cheap jordans
louis vuitton outlet
coach factory outlet
adidas superstar
louis vuitton
hollister clothing
cheap jordans
ray ban outlet
cheap oakley sunglasses
louis vuitton handbags
polo ralph lauren
ray ban sunglasses discount
replica watches for sale
true religion jeans
jordan retro
lebron james shoes 13
toms shoes
vans shoes
mont blanc pens
kobe 9
michael kors outlet
coach outlet
coach factory outlet
ray bans
michael kors outlet
ray ban sunglasses
christian louboutin shoes
hollister outlet
oakley sunglasses
basketball shoes
louis vuitton handbags
cheap jordans
coach factory outlet
michael kors outlet
burberry outlet
20165.14wengdongdong
click this link here now replica bags from china discover this high end replica bags this hyperlink replica bags from china
Post a Comment
Home