Thursday, September 14, 2006
Kiat Menjamu Tamu
Sebagai makhluk sosial kita biasa saling mengunjungi, baik karena hubungan famili, hubungan persahabatan ataupn berkunjung karena semata-mata suatu urusan. Diantara tradisi masyarakat dalam kunjung mengunjungi adalah memberikan jamuan atau menjamu tamu. Agama Islam memberikan tuntunan bagaimana adabnya menjamu tamu, sebagai berikut :
1.Tuan rumah (yang menjamu) hendaknya menunjukkan wajah kegembiraan. Jika ketika itu tuan rumah sedang mempunyai masalah yang merisaukan hendaknya kerisauan itu tidak dinampakkan kepada tamu. Jika kekesalan itu tertuju kepada orang yang datang bertamu, hendaknya usahakan tetap bisa bersikap ramah, karena berlaku tidak ramah kepada tamu, misalnya menampilkan wajah cemberut atau secara sengaja tidak berbicara atau berbicara sangat singkat, berlawanan dengan muru`ah (prestise) tuan rumah yang justru harus dijaga.
2.Diantara tatakrama yang simpatik dalam menjamu tamu ialah menyambut tamu dengan wajah ceria di awal kehadirannya, dan mengajak ngobrol di saat makan. Imam Al Auza`i mengatakan bahwa memuliakan tamu itu adalah (sekurang-kurangnya) menunjukkan wajah ceria dan baik tutur kata. Tradisi masyarakat beradab sejak dahulu dalam menjamu tamu selalu ada unsur obrolan, luwes, simpatik dan ramah tamah.
3.Di antara adab menerima tamu adalah mempersilahkan tamu seperti di rumah sendiri, sehingga tidak layak tuan rumah menyuruh tamu melayani dirinya, menyuruh itu dan melarang ini, apalagi memaksanya untuk bekerja
4.Segera menyuguhkan minuman agar tamu segera merasakan sikap ramah dari tuan rumah.
5.Tidak terburu-buru mengangkat hidangan dari meja tamu sebelum tamu benar-benar menyelesaikan makanannya dan membersihkan tangannya.
6.Tidak memaksa tamu memakan hidangan yang mungkin tidak disukainya, baik karena selera, atau karena terlalu banyak.
7.Jika anda sebagai tamu, hendaknya jangan berlama-lama, kecuali jika tuan rumah meminta anda dengan sungguh-sungguh untuk tinggal lebih lama. Selanjutnya jangan lupa berpamitan kepada tuan rumah jika akan meninggalkan rumah.
8.Jika tamu berpamitan hendaknya tuan rumah mengantar sampai ke luar rumah.
9.Seorang tamu hendaknya jangan terlalu banyak bertanya kepada tuan rumah kecuali yang penting-penting saja, misalnya bertanya arah kiblat, kamar mandi dan sebagainya.
1.Tuan rumah (yang menjamu) hendaknya menunjukkan wajah kegembiraan. Jika ketika itu tuan rumah sedang mempunyai masalah yang merisaukan hendaknya kerisauan itu tidak dinampakkan kepada tamu. Jika kekesalan itu tertuju kepada orang yang datang bertamu, hendaknya usahakan tetap bisa bersikap ramah, karena berlaku tidak ramah kepada tamu, misalnya menampilkan wajah cemberut atau secara sengaja tidak berbicara atau berbicara sangat singkat, berlawanan dengan muru`ah (prestise) tuan rumah yang justru harus dijaga.
2.Diantara tatakrama yang simpatik dalam menjamu tamu ialah menyambut tamu dengan wajah ceria di awal kehadirannya, dan mengajak ngobrol di saat makan. Imam Al Auza`i mengatakan bahwa memuliakan tamu itu adalah (sekurang-kurangnya) menunjukkan wajah ceria dan baik tutur kata. Tradisi masyarakat beradab sejak dahulu dalam menjamu tamu selalu ada unsur obrolan, luwes, simpatik dan ramah tamah.
3.Di antara adab menerima tamu adalah mempersilahkan tamu seperti di rumah sendiri, sehingga tidak layak tuan rumah menyuruh tamu melayani dirinya, menyuruh itu dan melarang ini, apalagi memaksanya untuk bekerja
4.Segera menyuguhkan minuman agar tamu segera merasakan sikap ramah dari tuan rumah.
5.Tidak terburu-buru mengangkat hidangan dari meja tamu sebelum tamu benar-benar menyelesaikan makanannya dan membersihkan tangannya.
6.Tidak memaksa tamu memakan hidangan yang mungkin tidak disukainya, baik karena selera, atau karena terlalu banyak.
7.Jika anda sebagai tamu, hendaknya jangan berlama-lama, kecuali jika tuan rumah meminta anda dengan sungguh-sungguh untuk tinggal lebih lama. Selanjutnya jangan lupa berpamitan kepada tuan rumah jika akan meninggalkan rumah.
8.Jika tamu berpamitan hendaknya tuan rumah mengantar sampai ke luar rumah.
9.Seorang tamu hendaknya jangan terlalu banyak bertanya kepada tuan rumah kecuali yang penting-penting saja, misalnya bertanya arah kiblat, kamar mandi dan sebagainya.
Post a Comment
Home