Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Tuesday, March 13, 2007

Kecerdasan Emosi: Potensi & Panggilan Hidup (2)
at 8:53 PM 
Tidak semua orang bisa mengenali dirinya, bahkan banyak orang yang tidak akrab dengan diri sendiri. Setiap saat ia meratapi diri sendiri, menyesalkan kehadiran dirinya di pentas kehidupan, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan bahkan tidak tahu apa yang ia inginkan. Yang ada hanya menyesal, sedih, putus asa atau marah. Sementara itu orang yang sudah mengenali dirinya, ia tahu persis dimana ia harus menempatkan diri, tahu persis apa yang semestinya dan sepantasnya dikerjakan. Ia benar-benar menjadi orang yang merdeka atas dirinya. Banyak analisis tentang anatomi “siapa” hakikat manusia dan bagaimana klassifikasinya., baik dari sudut Psikologi, filsafat maupun etika.

Sebuah hadis Nabi menyebutkan ada tiga klassifikasi manusia,
ada orang yang secara fisik manusia, tetapi hakikatnya ia masih hewan, yaitu mereka yang berhati tetapi hatinya tak berfungsi untuk memahami, mempunyai mata, tetapi matanya tak berfungsi untuk membedakan, punya telinga tetapi telinganya tak berfungsi untuk membedakan mana yang harus didengar dan mana yang tidak.
manusia yang jiwanya masuk kategori jiwa syaitan, yaitu mereka yang tak berperikemanusiaan dan tak berperikehewanan.
manusia pilihan (yang berkualitas manusia).

Kajian Ilmu Jiwa, tidak berbicara tentang jiwa tetapi tentang tingkahlaku manusia sebagai gejala jiwa. Ada empat teori psikologi sekurang-kurangnya yang berbicara tentang konsepsi manusia, yaitu teori Psikoanalisa, teori Behaviourisme, teori Kognitip dan teori Humanisme. Yang pertama menyebut manusia sebagai Homo Volent, manusia yang dikendalikan oleh keinginan bawah sadar. Yang kedua menyebut homo mechanicus, yang menyebut manusia bagaikan mesin, tak punya keinginan apa-apa, tetapi sepenuhnya tunduk kepada lingkungan. Yang ketiga menyebut homo sapient, makhluk yang berfikir, yang tidak tunduk begitu saja kepada lingkungan tetapi mampu mendistorsinya. Dan keempat Homo Ludent, manusia yang menyadari makna hidup.
posted by : Mubarok institute
My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger