Wednesday, April 18, 2007
Perilaku Manusia (4)
Perilaku manusia dalam Interaksi sosial
Tuhan memberi dua predikat kepada manusia, yaitu sebagai hamba Alloh (Abdullah) dan wakil Alloh (khalifatullah). Karakteristik hama adalah lemah, kecil dan terbatas. Sedangkan karakteristik khalifatullah adalah besar, bebas dan memikul tanggungjawab. Ada manusia yang konsep dirinya lebih sebagai hamba, maka ia tidak memiliki rasa percaya diri, dan menghindari tantatangan hidup dengan berpasrah diri kepada nasib. Ada yang konsep dirinya lebih merasa sebagai khalifatullah, yang oleh karena itu ia selalu tertantang untuk mengatasi problem, membela yang lemah dan menyebarluaskan kemanfaatan. Yang proporsional adalah semestinya manusia merasa dirinya kecil dalam dimensi vertical, dan harus merasa besar dalam dimensi horizontal.
Manusia juga dianugerahi dua tabiat; suka kerjasama dan suka bersaing. Ketika bekerjasama atau ketika bersaing, ada yang lebih dikendalikan oleh akalnya, ada yang lebih dikendalikan oleh hatinya, oleh nuraninya, oleh syahwatnya dan ada yang lebih dikendalikan oleh hawa nafsunya. Oleh karena itu kualitas kerjasama dan kualitas persaingan berbeda-beda dipengaruhi oleh apa yang paling dominant pada dirinya dari lima subsistem itu. Kerjasama bisa terasa indah, bisa juga menyakitkan. Persaingan juga bisa melahirkan keindahan, bisa juga melahirkan permusuhan.
Dasar-Dasar Perilaku
Karakter Manusia tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi bermodal tabiat bawaan genetika orang tuanya kemudian terbangun sejalan dengan proses interaksi social dan internalisasi nilai-nilai dalam medan Stimulus dan Respond sepanjang hidupnya. Perilaku manusia tidak cukup difahami dari apa yang nampak, tetapi harus dicari dasarnya. Tidak semua senyum bermakna keramahan, demikian juga tidak semua tindak kekerasan bermakna permusuhan. Diantara yang mendasari tingkah laku manusia adalah :
• Instinc. Instinc bersifat universal; seperti (1) instinct menjaga diri agar tetap hidup, (2) instinct seksual dan (3) instinct takut. Semua manusia memiliki instinct ini.
• Adat kebiasaan. Perbuatan yang diulang-ulag dalam waktu lama oleh perorangan atau oleh kelompok masyarakat sehingga menjadi mudah mengerjakannya, disebut kebiasaan. Cara berjalan, cara mengungkapkan kegembiraan atau kemarahan, cara berbicara adalah wujud dari kebiasaan. Orang merasa nyaman dengan kebiasaan itu meski belum tentu logis.
• Keturunan. Ajaran Islam menganjurkan selektip memilih calon pasangan hidup, karena karakteristik genetika orang tua akan menurun kepada anaknya hingga pada perilaku.
• Lingkungan. Menurut sebuah penelitian psikologi; 83% perilaku manusia dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan 6% sisanya oleh berbagai stimulus.
• Motivasi. Setiap manusia melakukan sesuatu pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Motivasi melakukan sesuatu bisa karena (a) keyakinan terhadap sesuatu, (b) karena terbawa perilaku orang lain, (c) karena terpedaya atau terpesona terhadap sesuatu.
• Keinsyafan. Keinsyafan merupakan kalkulasi psikologis yang berhubungan dengan (a) ketajaman nurani, atau (b) kuatnya cita-cita atau (c) kuatnya kehendak.
Tuhan memberi dua predikat kepada manusia, yaitu sebagai hamba Alloh (Abdullah) dan wakil Alloh (khalifatullah). Karakteristik hama adalah lemah, kecil dan terbatas. Sedangkan karakteristik khalifatullah adalah besar, bebas dan memikul tanggungjawab. Ada manusia yang konsep dirinya lebih sebagai hamba, maka ia tidak memiliki rasa percaya diri, dan menghindari tantatangan hidup dengan berpasrah diri kepada nasib. Ada yang konsep dirinya lebih merasa sebagai khalifatullah, yang oleh karena itu ia selalu tertantang untuk mengatasi problem, membela yang lemah dan menyebarluaskan kemanfaatan. Yang proporsional adalah semestinya manusia merasa dirinya kecil dalam dimensi vertical, dan harus merasa besar dalam dimensi horizontal.
Manusia juga dianugerahi dua tabiat; suka kerjasama dan suka bersaing. Ketika bekerjasama atau ketika bersaing, ada yang lebih dikendalikan oleh akalnya, ada yang lebih dikendalikan oleh hatinya, oleh nuraninya, oleh syahwatnya dan ada yang lebih dikendalikan oleh hawa nafsunya. Oleh karena itu kualitas kerjasama dan kualitas persaingan berbeda-beda dipengaruhi oleh apa yang paling dominant pada dirinya dari lima subsistem itu. Kerjasama bisa terasa indah, bisa juga menyakitkan. Persaingan juga bisa melahirkan keindahan, bisa juga melahirkan permusuhan.
Dasar-Dasar Perilaku
Karakter Manusia tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi bermodal tabiat bawaan genetika orang tuanya kemudian terbangun sejalan dengan proses interaksi social dan internalisasi nilai-nilai dalam medan Stimulus dan Respond sepanjang hidupnya. Perilaku manusia tidak cukup difahami dari apa yang nampak, tetapi harus dicari dasarnya. Tidak semua senyum bermakna keramahan, demikian juga tidak semua tindak kekerasan bermakna permusuhan. Diantara yang mendasari tingkah laku manusia adalah :
• Instinc. Instinc bersifat universal; seperti (1) instinct menjaga diri agar tetap hidup, (2) instinct seksual dan (3) instinct takut. Semua manusia memiliki instinct ini.
• Adat kebiasaan. Perbuatan yang diulang-ulag dalam waktu lama oleh perorangan atau oleh kelompok masyarakat sehingga menjadi mudah mengerjakannya, disebut kebiasaan. Cara berjalan, cara mengungkapkan kegembiraan atau kemarahan, cara berbicara adalah wujud dari kebiasaan. Orang merasa nyaman dengan kebiasaan itu meski belum tentu logis.
• Keturunan. Ajaran Islam menganjurkan selektip memilih calon pasangan hidup, karena karakteristik genetika orang tua akan menurun kepada anaknya hingga pada perilaku.
• Lingkungan. Menurut sebuah penelitian psikologi; 83% perilaku manusia dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan 6% sisanya oleh berbagai stimulus.
• Motivasi. Setiap manusia melakukan sesuatu pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Motivasi melakukan sesuatu bisa karena (a) keyakinan terhadap sesuatu, (b) karena terbawa perilaku orang lain, (c) karena terpedaya atau terpesona terhadap sesuatu.
• Keinsyafan. Keinsyafan merupakan kalkulasi psikologis yang berhubungan dengan (a) ketajaman nurani, atau (b) kuatnya cita-cita atau (c) kuatnya kehendak.
Post a Comment
Home