Tuesday, June 02, 2009
Nafs dan Tingkah Laku
Manusia dibedakan tingkah lakunya dengan hewan pada orientasi di balik tingkah laku. Jika ada seekor kuda tertawa jika ringkikannya dianggap sebagai ketawa maka tida ada penilaian atas tingkah laku kuda itu, mengapa tertawa dan kepada siapa tertawa itu ditunjukan. Atau jika seekor menerkam burung kesayangan tuannya yang baru dibeli dengan harga mahal, maka tidak ada analisis terhadap tingkah laku kucing itu terhadap tuannya.
Akan tetapi jika seorang presiden tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya, maka berbagai analisis dilakukan untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi, dan berbagai hal dikaitkan dengan keputusan presiden tersebut. Hal itu terjadi karena tingkah laku manusia tidak berdiri sendiri sebagai tingkah laku, tetapi berhubungan dengan motivasi yang ada dalam nafs-nya. Oleh karena itu satu jenis tingkah laku yang dilakukan oleh lima orang belum tentu bermakna satu, tetapi mungkin memiliki dua makna atau bahka lima makna. Tingkah laku manusia bisa berwujud perbuatan, perkataan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dan juga bisa bersifat fisik serta kegiatan mental.
Salah satu tema pokok al-Qur’an adalah manusia, dan di dalamnya banyak sekali disebutkan tentang tingkah laku manusia. Bahasa tentang tingkah laku manuisa memang menarik, karena berbeda dengan tingkah laku hewan yang hanya dipusatkan perhatiannya pada aspek lahirnya tingkah laku manusia justru menarik untuk dikaji aspek batin dari tingkah laku lahir itu, karena tingkah laku manusia dipandang sebagai gejala dari nafs-nya. Kajian psikologi misalnya merumuskan ciri-ciri tingkah laku manusia yang membedakan dari makhluk lainnya dengan lima ciri:
1. Memiliki kepekaan sosial. Artinya manusia mampu menyesuikan tingkah lakunya dengan harapan dan keinginan orang lain. Seseorang akan melakukan sesuatu di depan orang yang sedang besedih hati, berbeda dengan jika ia berada di hadapan orang yang sedang bergembira ria.
2. Memiliki kelangsungan. Tingkah laku atau perbuatan seseorang tidak terjadi secara sporadis, tetapi selalu ada kelangsungan atau kontinuitas antara satu perbuatan dengan perbuatan sebelum atau sesudahnya.
3. Memiliki orientasi kepada tugas. Tiap-tiap tingkah laku manusia selalu mengarah kepada suatu tugas tertentu, bahkan seseorang yang sengaja segera pergi tidur malam ternyata memiliki orientasi kepada tugas yang akan dikerjakan pada esok harinya.
4. Mengandung nilai usaha dan perjuangan. Seseorang yang berusaha berebut naik bus di terminal misalnya, meskipun jumlah bus di tempat itu sangat banyak tetapi ia hanya berusaha menaiki bus yang menjadi pilihan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Memiliki keunikan. Meski lima orang melakukan satu jenis perbuatan, tetapi makna dan kualitas dari perbuatan itu berbeda-beda, karena setiap individual memiliki ciri-ciri dan sifat tersendiri yang membedakannya dari orang lain.
Menurut al-Qur’an, tingkah laku manusia memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) Terkendali, (2) Mengandung unsur tanggung jawab, (3) Bersifat lahir dan batin (4) Berkatagori tingkah laku individual dan tingkah laku kelompok.
Akan tetapi jika seorang presiden tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya, maka berbagai analisis dilakukan untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi, dan berbagai hal dikaitkan dengan keputusan presiden tersebut. Hal itu terjadi karena tingkah laku manusia tidak berdiri sendiri sebagai tingkah laku, tetapi berhubungan dengan motivasi yang ada dalam nafs-nya. Oleh karena itu satu jenis tingkah laku yang dilakukan oleh lima orang belum tentu bermakna satu, tetapi mungkin memiliki dua makna atau bahka lima makna. Tingkah laku manusia bisa berwujud perbuatan, perkataan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dan juga bisa bersifat fisik serta kegiatan mental.
Salah satu tema pokok al-Qur’an adalah manusia, dan di dalamnya banyak sekali disebutkan tentang tingkah laku manusia. Bahasa tentang tingkah laku manuisa memang menarik, karena berbeda dengan tingkah laku hewan yang hanya dipusatkan perhatiannya pada aspek lahirnya tingkah laku manusia justru menarik untuk dikaji aspek batin dari tingkah laku lahir itu, karena tingkah laku manusia dipandang sebagai gejala dari nafs-nya. Kajian psikologi misalnya merumuskan ciri-ciri tingkah laku manusia yang membedakan dari makhluk lainnya dengan lima ciri:
1. Memiliki kepekaan sosial. Artinya manusia mampu menyesuikan tingkah lakunya dengan harapan dan keinginan orang lain. Seseorang akan melakukan sesuatu di depan orang yang sedang besedih hati, berbeda dengan jika ia berada di hadapan orang yang sedang bergembira ria.
2. Memiliki kelangsungan. Tingkah laku atau perbuatan seseorang tidak terjadi secara sporadis, tetapi selalu ada kelangsungan atau kontinuitas antara satu perbuatan dengan perbuatan sebelum atau sesudahnya.
3. Memiliki orientasi kepada tugas. Tiap-tiap tingkah laku manusia selalu mengarah kepada suatu tugas tertentu, bahkan seseorang yang sengaja segera pergi tidur malam ternyata memiliki orientasi kepada tugas yang akan dikerjakan pada esok harinya.
4. Mengandung nilai usaha dan perjuangan. Seseorang yang berusaha berebut naik bus di terminal misalnya, meskipun jumlah bus di tempat itu sangat banyak tetapi ia hanya berusaha menaiki bus yang menjadi pilihan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Memiliki keunikan. Meski lima orang melakukan satu jenis perbuatan, tetapi makna dan kualitas dari perbuatan itu berbeda-beda, karena setiap individual memiliki ciri-ciri dan sifat tersendiri yang membedakannya dari orang lain.
Menurut al-Qur’an, tingkah laku manusia memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) Terkendali, (2) Mengandung unsur tanggung jawab, (3) Bersifat lahir dan batin (4) Berkatagori tingkah laku individual dan tingkah laku kelompok.
Salam~
Saya telah membaca 3 daripada buku bapak dan mendengar presentasi bapak semasa bapak datang iiu malaysia dahulu.
Saya harap dapat bertukar2 pandangan dgn bapak tentang psikologi islam.
Saya baru sahaja memulakan blog 'Islam and Psychology' di blogs.iium.edu.my/alizi
Post a Comment
Home