Friday, May 15, 2009
Jiwa Menurut Term Nafs
Al-Qur’an menyebut nafs dalam bentuk-bentuk kata jadian. Dalam bentuk mufrad,nafs disebut 77 kali idlafah dan 65 kali dalam bentuk idlafah. Dalam bentuk jamak nufus disebut 2kali, sedang dalam bentuk jamak anfus disebut 158 kali. Sedangkan kata tanaffas,yatanaffasu dan al-muianaffisu masing-masing hanya disebut satu kali.
Dalam bahasa Arab, kata nafs mempunyai banyak arti, tetapi yang menjadi obyek kajian dalam tulisan ini adalah nafs seperti yang dimaksud dalam al-Qur’an. Term nafs dalam al-Qur’an semuanya dusebut dalam bentuk ism atau kata benda, yakni nafs, nufus dan anfus. Sedangkan kata (ARAB) dalam surat al-Takwir / 83:26 (ARAB) dan kata (ARAB) dalam surat al-Muthaffin /83:26 (ARAB) meskipun kata-kata itu berasal juga dari kata nafasa / nafasu, dalam kata jadian seperti itu mempunyai arti yang tidak berhubungan langsung dengan nafs.
Sastra Arab kuno menggunakan kata nafs untuk menyebut dari atau seseorang, sementara kata roh digunakan untuk menyebut nafas dan angin. Pada masa awal turunnya al-Qur’an, kata nafs digunakan untuk menyebut jiwa atau sisi dalam manusia, sementara roh digunakan untuk menyebut malaikat Jibril atau anugerah ketuhanan yang istimewa. Baru pada priode sesudah al-Qur’an secara keseluruhan masyarakat di dunia Islam, kata nafs digunakan oleh literatur Arab untuk menyebut jiwa dan roh secara silang, dan keduanya digunakan untuk mentebut rohani, malaikat dan jin.
Bahasa Arab juga menggunakan istilah nafsiyun dan nafsaniyun (menyebut hal-hal yang berhubungan dengan nafs.
Dalam al-Qur’an, kata nafs mempunyai aneka makna:
1.Nafi, sebagai diri seseorang, seperti yang tersebut dalam surat Alu ‘Imran /3:61, surat Yusuf /12:54 dan surat al-Dzariyat / 51:21.
2. Nafs, sebagai diri Tuhan, surat al-An’am /6:12, 54.
3. Nafs person sesuatu, dalam surat al-Furqan / 25:3 dan surat al-An’am / 6:130.
4. Nafs sebagai roh, surat al-Qn’am / 6:93.
5. Nafs sebagai jiwa,surat al-Syams / 91:7 dan surat al-Fajr / 89:27.
6. Nafs sebagai totalitas manusia, surat al-Ma’idah / 5:32, dan surat al-Qashash / 28:19, 33.
7. Nafs sebagai sisi dalam manusia yang melahirkan tingkah laku,surat al-Ra’d / 13:11 dan al-Anfal / 8:53.
Dalam konteks manusia, di samping penggunaan nafs untuk menyebut totalitas manusia,banyak ayat al-Qur’an yang mengisyatatkan gagasan nafs sebagai sesuatu di dalam diri manusia yang mempengaruhi perbuatannya, atau nafs sebagai sisi dalam manusia, sebagai lawan dari sisi luarnya.
Ayat-ayat yang mengisyaratkan adanya sisi luar dan sisi dalam manusia antara lain adalah sebagai berikut:
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-nya ada kurangnya. (Dialah) yang mengetahui semua yang gaib dan yang tampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang melahirkan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapannya itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Q., s. al-Ra’d / 13:8-11).
Dalam bahasa Arab, kata nafs mempunyai banyak arti, tetapi yang menjadi obyek kajian dalam tulisan ini adalah nafs seperti yang dimaksud dalam al-Qur’an. Term nafs dalam al-Qur’an semuanya dusebut dalam bentuk ism atau kata benda, yakni nafs, nufus dan anfus. Sedangkan kata (ARAB) dalam surat al-Takwir / 83:26 (ARAB) dan kata (ARAB) dalam surat al-Muthaffin /83:26 (ARAB) meskipun kata-kata itu berasal juga dari kata nafasa / nafasu, dalam kata jadian seperti itu mempunyai arti yang tidak berhubungan langsung dengan nafs.
Sastra Arab kuno menggunakan kata nafs untuk menyebut dari atau seseorang, sementara kata roh digunakan untuk menyebut nafas dan angin. Pada masa awal turunnya al-Qur’an, kata nafs digunakan untuk menyebut jiwa atau sisi dalam manusia, sementara roh digunakan untuk menyebut malaikat Jibril atau anugerah ketuhanan yang istimewa. Baru pada priode sesudah al-Qur’an secara keseluruhan masyarakat di dunia Islam, kata nafs digunakan oleh literatur Arab untuk menyebut jiwa dan roh secara silang, dan keduanya digunakan untuk mentebut rohani, malaikat dan jin.
Bahasa Arab juga menggunakan istilah nafsiyun dan nafsaniyun (menyebut hal-hal yang berhubungan dengan nafs.
Dalam al-Qur’an, kata nafs mempunyai aneka makna:
1.Nafi, sebagai diri seseorang, seperti yang tersebut dalam surat Alu ‘Imran /3:61, surat Yusuf /12:54 dan surat al-Dzariyat / 51:21.
2. Nafs, sebagai diri Tuhan, surat al-An’am /6:12, 54.
3. Nafs person sesuatu, dalam surat al-Furqan / 25:3 dan surat al-An’am / 6:130.
4. Nafs sebagai roh, surat al-Qn’am / 6:93.
5. Nafs sebagai jiwa,surat al-Syams / 91:7 dan surat al-Fajr / 89:27.
6. Nafs sebagai totalitas manusia, surat al-Ma’idah / 5:32, dan surat al-Qashash / 28:19, 33.
7. Nafs sebagai sisi dalam manusia yang melahirkan tingkah laku,surat al-Ra’d / 13:11 dan al-Anfal / 8:53.
Dalam konteks manusia, di samping penggunaan nafs untuk menyebut totalitas manusia,banyak ayat al-Qur’an yang mengisyatatkan gagasan nafs sebagai sesuatu di dalam diri manusia yang mempengaruhi perbuatannya, atau nafs sebagai sisi dalam manusia, sebagai lawan dari sisi luarnya.
Ayat-ayat yang mengisyaratkan adanya sisi luar dan sisi dalam manusia antara lain adalah sebagai berikut:
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-nya ada kurangnya. (Dialah) yang mengetahui semua yang gaib dan yang tampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang melahirkan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapannya itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Q., s. al-Ra’d / 13:8-11).
jordans for sale
oakley sunglasses
coach outlet online
coach outlet store online
christian louboutin outlet
nike running shoes
polo ralph lauren
kate spade handbags
coach outlet
coach factory outlet
nike air max
louis vuitton outlet
oakley sunglasses
adidas outlet store
adidas originals
lebron james shoes 12
tiffany jewelry
coach factory outlet
jordan 11s
louis vuitton
adidas yeezy
gucci
louis vuitton handbags
coach factory outlet
oakley sunglasses
cheap jordans
nike roshe runs
timberland boots
nike sb shoes
air max 90
nike air force 1
nike free run
replica watches
michael kors outlet online
nike uk
jordans
ralph lauren outlet
michael kors outlet
gucci handbags
true religion outlet
20165.14wengdongdong
Post a Comment
Home