Tuesday, October 27, 2009
Konsep Imam Dalam Islam
Konsep imâmah dalam Islam dapat dipelajari dari tiga perspektif yang berbeda. Yaitu, masing-masing: (1) dari perspektif pemerintahan Islam, (2) dari perspektif pengetahuan dan ketentuan-ketentuan Islam, serta (3) dari perspektif kepemimpinan dan bimbingan pembaharuan kehidupan keruhaniaan. Berikut penjelasannya.
Pertama, imâmah dari perspektif pemerintahan Islam. Ketika dikaitkan dengan masalah kenegaraan, konsep imâmah memunculkan perbedaan pendapat di dalam kalangan umat Islam: Sunni dan Syiah.
Berbeda dari Sunni, kalangan Syiah, khususnya yang Imamiyah, menyebutkan bahwa imâmah adalah masalah utama dan bagian dari rukun iman. Masalah imâmah bukan termasuk kepentingan umum, tapi menjadi tiang agama dan dasar Islam yang telah digariskan oleh Allah melalui ayat-ayatnya dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi.
Bagi kalangan Syiah, seperti disebutkan Murtadha Muthahhari, imâmah bisa berarti pimpinan umum suatu masyarakat. Salah satu tugas yang lowong pada masa setelah Rasulullah wafat adalah kepemimpinan masyarakat. Lalu, siapa yang berhak menggantikan Nabi? Di sinilah masalah khilafah muncul. Yang pasti, baik Sunni maupun Syiah sepakat bahwa umat Islam membutuhkan seorang pemimpin. Bagi kalangan Sunni, kepemimpinan pasca Rasulullah adalah para sahabat Nabi yang telah ditunjuk dan dipilih. Mereka disebut dengan al-khulafâ al-râsyidûn. Sedangkan bagi kalangan Syiah, Nabi Muhammad telah memilih penggantinya, yaitu Imam Ali ibn Abi Thalib dan selanjutnya diteruskan oleh ketururunannya—yang disebut ahl al-bayt.
Kedua, imâmah dari perspektif pengetahuan dan ketentuan-ketentuan Islam. Kalangan Syiah tidak hanya membatasi imâmah pada kepemimpinan politis. Mereka mengatakan, bahwa imâmah juga berkaitan dengan pengertian kepemimpinan agama. Menurut kalangan Syiah, sebelum wafat, Nabi Muhammad telah mendidik Imam Ali, penggantinya, sebagai seorang berilmu yang luar biasa dan mengajarkan kepadanya segala sesuatu tentang Islam. Imam Ali adalah salah seorang sahabat Nabi yang paling menonjol. Imam Ali suci sebagaimana Nabi juga suci.Dengan alasan ini, maka yang paling pantas menggantikan Nabi setelah wafat adalah Imam Ali.
Ali menerima ilmu secara langsung dari Nabi, dan para imam berikut juga memperoleh ilmu melalui Imam Ali. Karena itu, kalangan Syiah percaya adanya dua belas imam. Yaitu, Ali ibn Abi Thalib, Hasan ibn Ali, Husain ibn Ali, Ali ibn Husain, Muhammad ibn Ali, Ja’far ibn Muhammad, Musa ibn Ja’far, Ali ibn Musa, Muhammad ibn Ali, Ali ibn Muhammad, Hasan ibn Ali, dan Mahdi.
Ketiga, imâmah dari perspektif kepemimpinan dan bimbingan pembaharuan kehidupan keruhaniaan. Selain itu, imâmah bisa berkaitan dengan pengertian wilayah. Inilah pengertian paling tinggi atas masalah imâmah. Wilayah menjadi fokus utama para sufi Syiah, sama seperti persoalan mengenai manusia sempurna dan wali zaman. Kalangan sufi Syiah percaya bahwa wali dan imam adalah pemimpin zaman. Dan wali itu selalu ada, dan karena itu mereka percaya akan selalu ada seorang manusia sempurna di dunia.
Sedangkan bagi kaum Sunni, mereka menganggap imâmah sebagai persoalan keduniaan yang ditangani langsung oleh umat Islam. Pencalonan seorang imam dilakukan oleh kelompok ahl al-imâmah (mereka yang memenuhi syarat dan berhak menjadi imam) —seperti dijelaskan oleh Al-Mawardi. Seorang imam diangkat melalui musyawarah yang dilakukan oleh ahl al-ikhtiyâr atau ahl al kalli na al `aqdi (orang yang berwenang memilih imam bagi umat). Dari sinilah kemudian muncul beragam sistem pe¬merintahan dalam Islam.
Selanjutnya masyarakat Sunni diberbagai negeri Islam bisa menerima sistem pemerintahan: republik, kerajaan atau kerajaan konstitusional, sementara masyarakat Syiah di Iran mencoba membangun sistem pemerintahan Islam dengan konsep Waliyat al faqih, dimana Ayatullah `al Uzma (pemimpin tertinggi keagamaan) memilih otoritas politik.
Pertama, imâmah dari perspektif pemerintahan Islam. Ketika dikaitkan dengan masalah kenegaraan, konsep imâmah memunculkan perbedaan pendapat di dalam kalangan umat Islam: Sunni dan Syiah.
Berbeda dari Sunni, kalangan Syiah, khususnya yang Imamiyah, menyebutkan bahwa imâmah adalah masalah utama dan bagian dari rukun iman. Masalah imâmah bukan termasuk kepentingan umum, tapi menjadi tiang agama dan dasar Islam yang telah digariskan oleh Allah melalui ayat-ayatnya dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi.
Bagi kalangan Syiah, seperti disebutkan Murtadha Muthahhari, imâmah bisa berarti pimpinan umum suatu masyarakat. Salah satu tugas yang lowong pada masa setelah Rasulullah wafat adalah kepemimpinan masyarakat. Lalu, siapa yang berhak menggantikan Nabi? Di sinilah masalah khilafah muncul. Yang pasti, baik Sunni maupun Syiah sepakat bahwa umat Islam membutuhkan seorang pemimpin. Bagi kalangan Sunni, kepemimpinan pasca Rasulullah adalah para sahabat Nabi yang telah ditunjuk dan dipilih. Mereka disebut dengan al-khulafâ al-râsyidûn. Sedangkan bagi kalangan Syiah, Nabi Muhammad telah memilih penggantinya, yaitu Imam Ali ibn Abi Thalib dan selanjutnya diteruskan oleh ketururunannya—yang disebut ahl al-bayt.
Kedua, imâmah dari perspektif pengetahuan dan ketentuan-ketentuan Islam. Kalangan Syiah tidak hanya membatasi imâmah pada kepemimpinan politis. Mereka mengatakan, bahwa imâmah juga berkaitan dengan pengertian kepemimpinan agama. Menurut kalangan Syiah, sebelum wafat, Nabi Muhammad telah mendidik Imam Ali, penggantinya, sebagai seorang berilmu yang luar biasa dan mengajarkan kepadanya segala sesuatu tentang Islam. Imam Ali adalah salah seorang sahabat Nabi yang paling menonjol. Imam Ali suci sebagaimana Nabi juga suci.Dengan alasan ini, maka yang paling pantas menggantikan Nabi setelah wafat adalah Imam Ali.
Ali menerima ilmu secara langsung dari Nabi, dan para imam berikut juga memperoleh ilmu melalui Imam Ali. Karena itu, kalangan Syiah percaya adanya dua belas imam. Yaitu, Ali ibn Abi Thalib, Hasan ibn Ali, Husain ibn Ali, Ali ibn Husain, Muhammad ibn Ali, Ja’far ibn Muhammad, Musa ibn Ja’far, Ali ibn Musa, Muhammad ibn Ali, Ali ibn Muhammad, Hasan ibn Ali, dan Mahdi.
Ketiga, imâmah dari perspektif kepemimpinan dan bimbingan pembaharuan kehidupan keruhaniaan. Selain itu, imâmah bisa berkaitan dengan pengertian wilayah. Inilah pengertian paling tinggi atas masalah imâmah. Wilayah menjadi fokus utama para sufi Syiah, sama seperti persoalan mengenai manusia sempurna dan wali zaman. Kalangan sufi Syiah percaya bahwa wali dan imam adalah pemimpin zaman. Dan wali itu selalu ada, dan karena itu mereka percaya akan selalu ada seorang manusia sempurna di dunia.
Sedangkan bagi kaum Sunni, mereka menganggap imâmah sebagai persoalan keduniaan yang ditangani langsung oleh umat Islam. Pencalonan seorang imam dilakukan oleh kelompok ahl al-imâmah (mereka yang memenuhi syarat dan berhak menjadi imam) —seperti dijelaskan oleh Al-Mawardi. Seorang imam diangkat melalui musyawarah yang dilakukan oleh ahl al-ikhtiyâr atau ahl al kalli na al `aqdi (orang yang berwenang memilih imam bagi umat). Dari sinilah kemudian muncul beragam sistem pe¬merintahan dalam Islam.
Selanjutnya masyarakat Sunni diberbagai negeri Islam bisa menerima sistem pemerintahan: republik, kerajaan atau kerajaan konstitusional, sementara masyarakat Syiah di Iran mencoba membangun sistem pemerintahan Islam dengan konsep Waliyat al faqih, dimana Ayatullah `al Uzma (pemimpin tertinggi keagamaan) memilih otoritas politik.
It's a good introduction article of imamah.. objective n neutral.. tq
bgmna dg di indonesia pak? adakah keimaman? mana yg paling sah?
2016-07-12keyun
replica rolex watches
nike sb janoski
adidas uk
michael kors outlet
nike running shoes for men
replica rolex watches
asics shoes for women
gucci outlet
adidas factory outlet
coach outlet store online
ed hardy outlet
louboutin shoes
toms outlet
louis vuitton outlet
jordan shoes
jordan concords
celine handbags
jordan 6s
ralph lauren home
oakley vault
nike free 5.0
adidas superstar
polo ralph lauren
the north face jackets
true religion jeans
true religion jeans
coach factory outlet online
cheap rolex watches
michael kors outlet
polo ralph lauren outlet
louis vuitton outlet stores
louis vuitton handbags
cheap louis vuitton handbags
pandora charms
coach outlet clearance
tory burch sandals
michael kors outlet clearance
coach factory outlet
christian louboutin sale
ferragamo belts
lebron 16
nike lebron 16
air max 90
yeezy boost 350 v2
yeezy shoes
michael kors outlet
kobe shoes
nike huarache
nike air vapormax
high quality designer replica o93 n5g77y8w47 replica gucci handbags x55 i3d59m1n61 replica designer backpacks c33 d8y54z1r31
Post a Comment
Home