Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Wednesday, December 09, 2009

Makna Mengaji
at 6:33 AM 
Dalam bahasa Indonesia sehari-hari ada perbedaan nuansa makna antara kata pengajian dengan kata pengkajian. Istilah pengajian digunakan untuk menyebut kegiatan belajar agama oleh masyarakat yang dilakuan secara tradisional, atau sistem belajar di pesantren, dimana sistemnya sangat longgar dan kurang akademik. Sedangkan pengkajian atau kajian digunakan untuk menyebut kegiatan studi secara akademik dan bersistem, biasanya dilakukan oleh masyarakat terpelajar. Jika orang disebut sebagai guru ngaji, maka persepsinya tradisional dan citranya kurang terpelajar, tetapi jika disebut sebagai orang yang sedang mengkaji suatu masalah maka persepsinya adalah orang terpelajar.

Sistem belajar mengaji seperti yang diajarkan oleh kitab Ta‘lim al Muta‘allim mengandung suasana psikologis guru sangat dihormati, dan murid siap mendengar dengan hati. Dalam pengajian hampir tidak ada murid berani mendebat pandangan guru. Mengaji lebih mengharap berkah ilmu dan berkah guru dibanding mengasah kecerdasan intelektuil. Adapun program kajian biasanya sarat dengan adu argumen dan dilakukan oleh orang-orang yang tingkat akademiknya hampir sama.

Dewasa ini sudah terjadi pendekatan antara dua istilah itu, artinya banyak kelompok pengajian yang melakukan kajian Islam, dan banyak juga masyarakat terpelajar yang ikut ngaji agama. Secara berseloroh ada yang mengatakan bahwa mengaji tidak menambah pintar tetapi menambah ketenangan hati, sementara kajian memang menambah orang menjadi lebih pintar tetapi hatinya juga bertambah gelisah. Tulisan di buku merupakan materi kajian yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Islam Universitas Nasional Jakarta yang diikuti oleh Rektor, Purek, dekan, Pudek dan dosen-dosen Unas. Meski program ini disebut kajian, tetapi disampaikan oleh orang yang pendidikannya mengaji.

Al Qur’an banyak sekali mengingatkan akan pentingnya menggunakan akal, afala ta‘qilun, afala tatafakkarun, awala yatadabbarun. Disebutkan pula bahwa agama adalah akal, dan diperuntukkan bagi orang yang berakal, addinu huwa al‘aqlu, la dina liman la ‘aqla lahu. Tetapi wilayah agama sangatlah luas sehingga seringkali akal biasa tidak menjangkau, atau dengan kata lain banyak sekali perilaku keagamaan orang yang tidak masuk akal. Nah salah satu pendekatan yang dilakukan dalam kajian ini adalah pendekatan spiritual.
posted by : Mubarok institute

Anonymous dimas tokyo said.. :

tulisan makna mengaji sederhana tpi sangat mengena dihati, syukron ustadz

9:34 PM  
Anonymous Anonymous said.. :

Prof: bagaimana cara menulis bisa mengalir?

9:35 PM  
Anonymous anis said.. :

Itu karena latihan dan banyak bacaan..makanya banyak baca..

9:36 PM  
Anonymous Saifurrahman said.. :

Prof, apa bedanya mengaji dg mengkaji?

9:37 PM  
Anonymous Sulaiman said.. :

indah, bijak n penuh kearifan..mohon ijin share tulisan prof..

9:38 PM  
Anonymous ikhsan said.. :

Prof, mohon maaf sebelumnya. kenapa pola pendidikan pesantren salaf tidak mengalami perkembangan? seperti jalan ditempat tanpa dukungan pemerintah?

3:50 AM  
Anonymous Anonymous said.. :

senang sekali bisa membaca tulisan2 anda..

3:51 AM  
Anonymous Anonymous said.. :

Bagaimana cara tetap istiqomah dalam perjuangan seperti anda pak?

3:51 AM  
Blogger yanmaneee said.. :

yeezy boost 350 v2
ferragamo belt
fila
cheap jordans
coach factory outlet
moncler jacket
adidas stan smith shoes
curry 6
air force 1
canada goose

9:52 PM  
Blogger Unknown said.. :

his explanation replica bags reddit our website replica bags in dubai click here now replica bags aaa

1:11 PM  

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger