Sunday, April 17, 2011
Akhlak Terhadap Rumah Tuhan
Yang dimaksud dengan rumah Tuhan adalah suatu tempat yang dibangun secara khusus untuk melakukan amaliah ibadah, tempat dimana manusia memuja dan menyembah Allah. Bagi orang Islam, tempat peribadatan adalah masjid. Masjidil Haram di Makkah termasyhur disebut sebagai baitullah yang artinya rumah Allah. Demikian pula masjid-masjid lain meski tidak disebut sebgai Baitullah, tetapi dalam perspektif ini mempunyai pengertian yang sama dengan masjidil Haram.
Masjid besar yang digunakan untuk salat Jum’at disebut masjid Jamik, sedangkan mesjid kecil yang tidak digunakan untuk salat Jum’at disebut Mushalla yang artinya tempat salat. Secara teologis, masjid dibangun semata-mata untuk tujuan taqwa kepada Allah (lamasjidun ussisu ‘ala at taqwa). Secara sosial, masjid seperti yang terjadi pada masa Nabi di Madinah bisa difungsikan sebagai pusat pengembangan masyarakat, spiritualnya, dan sosialnya.
Akhlak manusia kepada rumah Tuhan (dalam hal ini masjid) dapat dibedakan dari dua sudut, umum dan khusus :
Umum
a) Ketika membangun, hendaknya dilakukan semata-mata bermotivasi ketakwaan kepada Tuhan. Nabi pernah menyuruh membongkar masjid yang dibangun seseorang dengan tujuan batil (kasus masjid Dhirar).
b) Dalam membangun masjid tidak mengutamakan kemegahan fisik dan melupakan substansinya sebagai tempat beribadah, tempat merendahkna diri kepada tuhan.
c) Tidak menghiasi masjid dengan asesoris yang berlebihan
d) Dijaga kesuciannya dari najis dan dari hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai ketakwaan.
Khusus
a) Setiap Muslim dianjurkan untuk mengutamaka salat di masjid
b) Meluangkan waktu untuk beri’tikaf di dalam masjid.
c) Ketika masuk ke masjid hendaknya dalam keadaan suci, baik dari najis maupun hadas.
d) Setiap kali ke masjid dianjurkan mengenakan pakaian yang indah dan sopan.
e) Tidak melakukan bisnis duniawi di dalam masjid.
Masjid besar yang digunakan untuk salat Jum’at disebut masjid Jamik, sedangkan mesjid kecil yang tidak digunakan untuk salat Jum’at disebut Mushalla yang artinya tempat salat. Secara teologis, masjid dibangun semata-mata untuk tujuan taqwa kepada Allah (lamasjidun ussisu ‘ala at taqwa). Secara sosial, masjid seperti yang terjadi pada masa Nabi di Madinah bisa difungsikan sebagai pusat pengembangan masyarakat, spiritualnya, dan sosialnya.
Akhlak manusia kepada rumah Tuhan (dalam hal ini masjid) dapat dibedakan dari dua sudut, umum dan khusus :
Umum
a) Ketika membangun, hendaknya dilakukan semata-mata bermotivasi ketakwaan kepada Tuhan. Nabi pernah menyuruh membongkar masjid yang dibangun seseorang dengan tujuan batil (kasus masjid Dhirar).
b) Dalam membangun masjid tidak mengutamakan kemegahan fisik dan melupakan substansinya sebagai tempat beribadah, tempat merendahkna diri kepada tuhan.
c) Tidak menghiasi masjid dengan asesoris yang berlebihan
d) Dijaga kesuciannya dari najis dan dari hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai ketakwaan.
Khusus
a) Setiap Muslim dianjurkan untuk mengutamaka salat di masjid
b) Meluangkan waktu untuk beri’tikaf di dalam masjid.
c) Ketika masuk ke masjid hendaknya dalam keadaan suci, baik dari najis maupun hadas.
d) Setiap kali ke masjid dianjurkan mengenakan pakaian yang indah dan sopan.
e) Tidak melakukan bisnis duniawi di dalam masjid.
valentino outlet
adidas yeezy
cheap jordans
nike air max zero
michael kors outlet
ugg boots outlet
air more uptempo
pandora rings
burberry outlet store
pandora charms outlet
clb20180925
Post a Comment
Home