Wednesday, May 30, 2007
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Persepsi
Dalam membangun citra, citra individu maupun citra institusi, orang harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, karena orang bukan hanya bisa keliru sensasi tetapi juga bisa keliru persepsi. Ketika orang mempersepsi kita sekurang-kurangnya ada dua hal yang mempengaruhi persepsinya, yaitu faktor situasional dan faktor personal.
Faktor situasional yang dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap kita antara lain:
2.1. Cara menyebut sifat orang. Jika kita diperkenalkan sebagai orang yang sedikit ilmunya tetapi banyak amalnya, maka orang akan mempersepsi kita sebagai orang baik (positif), tetapi ketika orang memperkenalkan kita sebagai orang yang banyak amalnya tetapi sayang tidak berilmu, maka citra yang terbangun adalah negatif.
2.2. Jarak; jarak fisik, jarak keakraban, jarak sosial maupun jarak pemikiran. Orang yang bergaul akrab dengan ulama biasanya dipersepsi sebagai ahli agama, yang bergaul akrab dengan koruptor terkenal biasanya dipandang ikut kecipratan, yang banyak berhubungan dengan presiden biasanya diangap orang penting, orang yang sering berbicara Marxisme sering dipersepsi sebagai Komunis, dan sebagainya.
2.3. Gerakan tubuh. Berkacak pinggang atau membusungkan dada sering dipersepsi sebagai sombong, menundukkan kepala sering dipersepsi sebagai sopan atau rendah hati, mengangkat muka dipersepsi sebagai berani dan betopang dagu suka dipersepsi sebagai sedih.
2.4. Petunjuk Wajah. Wajah adalah cermin jiwa. Berseri-seri dipersepsi sebagai gembira atau ikhlas, kusut muka sebagai stress. Wajah memang bisa dibaca meski orang bisa tertipu oleh wajah manis hati serigala dan wajah garang hati lembut.
2.5. Cara mengucapkan lambang verbal. Perkataan manis yang diucapkan oleh orang marah bermakna lebih tajam dibanding katakata kasar yang diucapkan dengan wajah ceria.
2.6. Penampilan. Penampilan fisik, pakaian, kendaraan, rumah, bisa menggambarkan citra seseorang, tetapi bagi orang yang kredibilitas akhlaknya sudah teruji, penampilan fisik tidak akan merngubah citranya. Dalam hal orang yang sudah dikenal keluhuran akhlaknya, orang akan melihat siapa yang memakai, bukan apa yang dipakai.
Adapun faktor personal yang mempengaruhi persepsi orang terhadap kita atau sebaliknya adalah pengalaman dan konsep diri. Bagi orang yang telah lama hidup bersama kita, jika dalam hidup kita konsisten dalam kebaikan, maka orang tidak akan percaya terhadap gossip negatip tentang kita. Sebaliknya jika dalam hidup kita yang panjang banyak perilaku buruk yang kita lakukan dan diketahui oleh banyak orang, maka orang tidak akan percaya ketika suatu hari kita berpenampilan sebagai orang 'alim.
Konsep diri juga sangat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan orang terhadap diri sendiri. Konsep diri bisa bersifat psikis, fisik dan sosial. Orang yang konsep dirinya positif,1) ia tetap yakin dan percaya diri dalam berkomunikasi sehingga memperteguh citra baik yang telah dimilikinya, sebaliknya orang yang konsep dirinya negatip terlalu memperhitungkan respond orang sehingga kredibilitas dirinya justeru tidak nampak.
Faktor situasional yang dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap kita antara lain:
2.1. Cara menyebut sifat orang. Jika kita diperkenalkan sebagai orang yang sedikit ilmunya tetapi banyak amalnya, maka orang akan mempersepsi kita sebagai orang baik (positif), tetapi ketika orang memperkenalkan kita sebagai orang yang banyak amalnya tetapi sayang tidak berilmu, maka citra yang terbangun adalah negatif.
2.2. Jarak; jarak fisik, jarak keakraban, jarak sosial maupun jarak pemikiran. Orang yang bergaul akrab dengan ulama biasanya dipersepsi sebagai ahli agama, yang bergaul akrab dengan koruptor terkenal biasanya dipandang ikut kecipratan, yang banyak berhubungan dengan presiden biasanya diangap orang penting, orang yang sering berbicara Marxisme sering dipersepsi sebagai Komunis, dan sebagainya.
2.3. Gerakan tubuh. Berkacak pinggang atau membusungkan dada sering dipersepsi sebagai sombong, menundukkan kepala sering dipersepsi sebagai sopan atau rendah hati, mengangkat muka dipersepsi sebagai berani dan betopang dagu suka dipersepsi sebagai sedih.
2.4. Petunjuk Wajah. Wajah adalah cermin jiwa. Berseri-seri dipersepsi sebagai gembira atau ikhlas, kusut muka sebagai stress. Wajah memang bisa dibaca meski orang bisa tertipu oleh wajah manis hati serigala dan wajah garang hati lembut.
2.5. Cara mengucapkan lambang verbal. Perkataan manis yang diucapkan oleh orang marah bermakna lebih tajam dibanding katakata kasar yang diucapkan dengan wajah ceria.
2.6. Penampilan. Penampilan fisik, pakaian, kendaraan, rumah, bisa menggambarkan citra seseorang, tetapi bagi orang yang kredibilitas akhlaknya sudah teruji, penampilan fisik tidak akan merngubah citranya. Dalam hal orang yang sudah dikenal keluhuran akhlaknya, orang akan melihat siapa yang memakai, bukan apa yang dipakai.
Adapun faktor personal yang mempengaruhi persepsi orang terhadap kita atau sebaliknya adalah pengalaman dan konsep diri. Bagi orang yang telah lama hidup bersama kita, jika dalam hidup kita konsisten dalam kebaikan, maka orang tidak akan percaya terhadap gossip negatip tentang kita. Sebaliknya jika dalam hidup kita yang panjang banyak perilaku buruk yang kita lakukan dan diketahui oleh banyak orang, maka orang tidak akan percaya ketika suatu hari kita berpenampilan sebagai orang 'alim.
Konsep diri juga sangat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan orang terhadap diri sendiri. Konsep diri bisa bersifat psikis, fisik dan sosial. Orang yang konsep dirinya positif,1) ia tetap yakin dan percaya diri dalam berkomunikasi sehingga memperteguh citra baik yang telah dimilikinya, sebaliknya orang yang konsep dirinya negatip terlalu memperhitungkan respond orang sehingga kredibilitas dirinya justeru tidak nampak.
very good info...terima kasih banyak ...
Menurut saya akan lebih sempurna lagi jika dicantumkan sumber referensinya..
Post a Comment
Home