Sunday, August 31, 2008
Makna Syahadah
Sehabis membaca hamdalah, chatib Jum`at pasti membaca dua kalimah syahadat. Dua kalimah syahadah atau syahadat adalah Rukun Islam pertama. Artinya seseorang yang memeluk agama Islam, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mengikrarkan dua kalimah syahadat. Syahadah itu sendiri artinya kesaksian, oleh karena itu dalam bahasa Arab, selembar kertas STTB atau sertifikat disebut syahadah, karena tulisan dalam STTB itu memberi kesaksian tentang karakteristik akademik dari pemiliknya.
Kalimah syahadah, yakni Asyhadu anla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah yang artinya aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang layak disembah) selain Alloh SWT dan bahwa Muhammad adalah utusan Alloh SWT, adalah kalimat proklamasi keimanan seseorang yang mengakui atau meyakini Alloh SWT sebagai Tuhan Sang Pencipta dan mempercayai Muhammad sebagai utusan Nya.
Mengapa keimanan harus diproklamasikan ? Iman memang terletak di dalam hati, artinya bisa saja orang berpura-pura masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimah syahadah. Tetapi karena keyakinan agama juga membawa implikasi sosial, maka agama perlu diproklamasikan, selanjutnya akan ditulis di KTP dan di berbagai kartu identitas. Sewaktu penulis naik pesawat Jerman Luthansa ke Frankrut, baru beberapa menit mengudara, pramugari langsung bertanya, Mr, Achmad, are you moslem ? apa urusannya ?. Rupanya di pesawat sudah dibedakan menu makanan halal bagi penumpang muslim dan Yahudi, dan menu makanan lain yang mengandung babi.
Sewaktu saya di airport Washington, saya mengalami kesulitan gara-gara nama dan identitas agama, yakni diinterograsi sangat teliti sampai setengah jam ? mengapa ? karena kedutaan Amerika di Tanzania baru saja diledakkan oleh bom bunuh diri, sementara dalam pasport tertulis saya sering ke Libia, sehingga saya dicurigai sebagai teroris. Kalau begitu adakah syahadah bisa mendatangkan kesulitan ? Semua proklamasi membawa resiko.
Proklamasi kemerdekaan suatu negeri membawa resiko digempur negara lain, proklamasi cinta ( I love you) membawa resiko ditolak atau ditertawakan. Demikian juga proklamasi menyatakan dirinya masuk Islam, bisa membawa resiko; dikucilkan keluarganya yang belum muslim, direndahkan oleh pihak-pihak yang mengidap setereotip atau phobi terhadap agama Islam, dan banyak resiko kesulitan lain. Tetapi proklamasi adalah sebuah komitmen. Bagi orang yang berkepribadian, ia siap menanggung resiko dari proklamasi syahadatnya. Ia akan mempertahankan akidahnya dengan segenap kemampuannya, harta, dan jiwa.
Al Qur’an sendiri juga mengajarkan agar setiap muslim memperlihatkan atau mendemontrasikan keislamannya, isyhadu bi anna muslimun (Q/3:24), pertahankan keislamanmu hingga mati, wala tamutunna illa wa antum muslimun (Q/3:102). Tetapi al Qur’an juga mentolerir orang yang masih harus menyembunyikan keislamannya demi melindungi kepentingan yang lebih besar, melindungi orang lain misalnya, karena Alloh SWT mengetahui apa yang disembunyikan dan apa yang diucapkan, wa rabbuka ya`lamu ma tukinnu shuduruhum wama yu`linun (Q/28:68). Wallohu a`lamu bissawab
Kalimah syahadah, yakni Asyhadu anla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah yang artinya aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang layak disembah) selain Alloh SWT dan bahwa Muhammad adalah utusan Alloh SWT, adalah kalimat proklamasi keimanan seseorang yang mengakui atau meyakini Alloh SWT sebagai Tuhan Sang Pencipta dan mempercayai Muhammad sebagai utusan Nya.
Mengapa keimanan harus diproklamasikan ? Iman memang terletak di dalam hati, artinya bisa saja orang berpura-pura masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimah syahadah. Tetapi karena keyakinan agama juga membawa implikasi sosial, maka agama perlu diproklamasikan, selanjutnya akan ditulis di KTP dan di berbagai kartu identitas. Sewaktu penulis naik pesawat Jerman Luthansa ke Frankrut, baru beberapa menit mengudara, pramugari langsung bertanya, Mr, Achmad, are you moslem ? apa urusannya ?. Rupanya di pesawat sudah dibedakan menu makanan halal bagi penumpang muslim dan Yahudi, dan menu makanan lain yang mengandung babi.
Sewaktu saya di airport Washington, saya mengalami kesulitan gara-gara nama dan identitas agama, yakni diinterograsi sangat teliti sampai setengah jam ? mengapa ? karena kedutaan Amerika di Tanzania baru saja diledakkan oleh bom bunuh diri, sementara dalam pasport tertulis saya sering ke Libia, sehingga saya dicurigai sebagai teroris. Kalau begitu adakah syahadah bisa mendatangkan kesulitan ? Semua proklamasi membawa resiko.
Proklamasi kemerdekaan suatu negeri membawa resiko digempur negara lain, proklamasi cinta ( I love you) membawa resiko ditolak atau ditertawakan. Demikian juga proklamasi menyatakan dirinya masuk Islam, bisa membawa resiko; dikucilkan keluarganya yang belum muslim, direndahkan oleh pihak-pihak yang mengidap setereotip atau phobi terhadap agama Islam, dan banyak resiko kesulitan lain. Tetapi proklamasi adalah sebuah komitmen. Bagi orang yang berkepribadian, ia siap menanggung resiko dari proklamasi syahadatnya. Ia akan mempertahankan akidahnya dengan segenap kemampuannya, harta, dan jiwa.
Al Qur’an sendiri juga mengajarkan agar setiap muslim memperlihatkan atau mendemontrasikan keislamannya, isyhadu bi anna muslimun (Q/3:24), pertahankan keislamanmu hingga mati, wala tamutunna illa wa antum muslimun (Q/3:102). Tetapi al Qur’an juga mentolerir orang yang masih harus menyembunyikan keislamannya demi melindungi kepentingan yang lebih besar, melindungi orang lain misalnya, karena Alloh SWT mengetahui apa yang disembunyikan dan apa yang diucapkan, wa rabbuka ya`lamu ma tukinnu shuduruhum wama yu`linun (Q/28:68). Wallohu a`lamu bissawab
PSN Code Generator
Here is my web-site :: webpage
Post a Comment
Home