Monday, November 10, 2008
Memahami Amrozi
Amrozi dan dua temannya sudah dieksekusi dan sudah berada di alam sana. Apakah ia diterima Tuhan sebagai pembunuh atau pejuang tidak ada yang bisa mengkomfirmasi. Tetapi perdebatan tentang Amrozi sejak ia menerima vonis hukuman mati dengan tersenyum hingga pelaksanaan eksekusi mati yang terkesan tertunda-tunda, bahkan pada bagaimana ekpressi masyarakat mengantar ke liang kubur masih meninggalkan kesan kontroversi, sesungguhnya Amrozi dan kawan-kawannya itu pelaku terorisme atau korban konspirasi global Negara Barat khususnya Amerika (dan Israel) berkaitan dengan politik hegemoni sumber energi. Hingga kini, yang belum terjawab tuntas dari fakta lapangan adalah , benarkah bom Bali yang sangat dahsyat dan “bernuklir” itu produk rakitan Amrozi ? Jika iya,maka betapa luar biasanya kepandaian Amrozi yang menyamai Amerika, Jerman, dan Israel, yang sudah barang tentu menjadi lebih hebat dibanding Pindad. Sampai hari ini belum ada yang bisa menjelaskan hal ini dengan argument yang logis. Jika bom dahsyat itu bukan produk Amrozi,lalu siapa yang naroh disitu,numpang dua bom rakitan Amrozi ?
Bagi orang yang sudah biasa menggunakan logika spionase, mudah saja menjawab pertanyaan itu, karena infiltrasi dalam aksi spionase merupakan hal yang lumrah dan bahkan wajib. Jejak teror dalam perang spionase selalu dicitrakan sebagai perbuatan musuhnya, yang hasilnya akan digunakan sebagai pembenaran atas aksi balasan terbuka dalam skala besar.
OK, Amrozi sudah almarhum, tapi mari kita coba untuk memahami, siapa sesunguhnya Amrozi dan mengapa ia menjadikan Bali sebagai sasaran tembakan aksinya. Ketika saya dikukuhkan sebagai gurubesar Psikologi Islam di Fakultas Psikologi UIN , kebetulan saya menulis pidato dengan judul, Pencegahan Terorisme dengan Pendekatan Indigenous Psychology. Tak disangka, pasca pidato pengukuhan saya banyak sekali dihubungi orang berkaitan dengan terorisme. Saya jadi kenal pak Arsyad Mbay dari desk terorisme menko Polkam. Radio Suara Amerika bahkan empat kali melakukan wawancara dengan saya setiap kali ada issue terorisme. Saya bahkan dihubungi oleh ”orang” yang menurut pengakuannya disuruh oleh Dr.Azhari, dimana ia katanya ingin berjumpa dengan saya dengan maksud ingin menyampaikan pesan kepada Bapak Presiden SBY bahwa Dr Azhari tidak sedang memusuhi Indonesia, tetapi memusuhi Amerika. Lebih dari 30 kali SMS saya terima dari ”Dr. Azhari”, tetapi tak pernah bisa di konfirmasi. Kenapa harus menyebut Dr.Azhari ?,karena untuk bisa memahami Amrozi, sosok Dr.Azhari bisa menjad ibandingan.
Amrozi pemuda lembut dari Trenggulun, tetapi jiwanya sudah menyatu dengan mujahidin Afgan ketika ia berada di Malaysia. Malaysia memang simpang lalulintas “mujahidin”,baik mujahidin ke Afgan,Moro, Thailan Selatan, Bosnia, Chehnya maupun GAM. Ketika Uni Sovyet menduduki Afganistan, datanglah mujahidin dari banyak negeri Islam termasuk dari Indonesia ke Afganistan dengan missi jihad mengusir tentara kafir dari negeri Islam. Amerika yang musuhnya Uni Sofyet memandang kedatangan mujahidin dari seluruh negeri Islam sebagai partner. Maka di Peshawar Pakistan, dengan instruktur dari CIA (Amerika) dibantu M 16 (Ingris), ISI (pakistan) dan didanai oleh Arab Saudi, didirikanlah pusat pelatihan mujahidin Afgan dan non Afgan. Lebih dari 100 ribu mujahidin digembleng disitu dan dilatih menggunakan senjata-senjata canggih. Peshawar bukan hanya pusat latihan mujahidin, tetapi juga menjelma menjadi semacam kampus fundamentalisme.Di situ berkumpul para pejuang dari berbagai negeri Islam yang siap mati demi kejayaan Islam universal.. Mereka berkumpul tidaklagi menggunakan identitas negeri, tetapi sudah denganidentitas Islam mujahidin.
Ketika tentara Uni Sovyet berhasil diusir dari Afganistan, para mujahidin merasa merekalah yang mengusirnya, tetapi Amerika yang melatih merasa Amerikalah yang berhasil mengalahkan Uni Sovyet. Perasaan berhasil dalamdiri mujahidin membuat mereka memiliki konsep diri positip, yaitu bahwa dengan jihad, negara superpower seperti Uni Sovyetpun dapat dikalahkan. Oleh karena itu seusai Afganistan, gelombang mujahidin merasa terpanggil untuk berjihad dimanapun orang Islam teraniaya. Mereka ada yang pergi ke Bosnia, keChehnya, ke Philipina Selatan (Moro). Mujahidin asal Indonesia juga sigap-ke Ambon dan Poso ketika masyarakat muslim dipojokkan disana.
Ketika Amerika melakukan politik standar ganda dan memborbardir banyak negeri Islam, alumni mujahidin Afgan termasuk Imam Samudera berbalik arah melawan Amerika yang semula menjadi pelatihnya di Peshawar. Ketika Presiden Bush mengancam akan mengejar teroris dimanapun ia berada, maka mujahidin juga menjawab sebanding, mereka akan mengganggu kepentingan Amerika di negeri manapun. Di Malaysia, kelompok Mujahidin memang menemukan lahan yang menarik,karena dari sana mereka juga lebih mudah pergi ke Libya, dan ketika itu Muammar Gadafi memang musuh kentalnya Amerika. Amrozi meski tidak ikut ke Afganistan, tetapi ia sudah larut dalam psikologi mujahidin karena diMalaysia mereka berada dalam satu komunitas..
Perang antara Amerika dan Mujahidin akhirnya menjadi perang global. Amrozi dan Imam Samudera tidak lagi merasa menjadi orang Indonesia, tetapi sebagai bagian dari muslimdunia yang sedang berhadapan dengan super power Amerika. Psikologi perang itu berbeda dengan psikologi damai. Di Basrah Irak, pesawat super modern Amerika langsung menembak sebuah mobil bak yang sedang membawa tiang listrik , karena dalam pandangan mata pilot yang sedang perang, tiang listrikitu adalah moncong meriam tank, padahal teknologi sudah sangat modern.
Begitupun Amrozi cs, pertama ia berperang dengan orang Amerika, berikutnya, semua orang kulit putih dipersepsi sebagai Amerika,’. Karena di Amerika kebanyakan orang penganut Keristen, makaorang Kristen Indonesia juga dipersepsi sebagai kaki kaki tangan msuh. Begitulah psikologi orang perang, hingga mereka tidakbisa membedakan antara orang Amerika dengan orang Australia.
Sesungguhnya perang antara Amerika dengan mujahidin adalah perang antara dua terors,yang satu teroris besar yang dijalankan oleh negara, melawan teroris terpojok dengan senjata apaadanya.
Pertemuan team asistensi PBB di Jakarta yang ditugasi membuat definisi terorisme akhirnya gagal mendefinisikan,karena setelah disebut ciri teroris adatiga;Pertama mereka menyebarkan rasa takut kepada publik, Kedua menghancurkan infrastruktur publik,seperti gedung dan jembatan, Ketiga menimbulkan korban tak berdosa dalamjumlah yang sangat besar. Dari tiga ciri itu ternyata teroris yang palimng besar adalah Amerika Serikat. Wajarlah jika orang Amerika muak melihat Bush dan lebih suka memilih Obama Barack yang kulit hitam. Jadi siapaAmrozi ?silahkan di renung sendiri.
Bagi orang yang sudah biasa menggunakan logika spionase, mudah saja menjawab pertanyaan itu, karena infiltrasi dalam aksi spionase merupakan hal yang lumrah dan bahkan wajib. Jejak teror dalam perang spionase selalu dicitrakan sebagai perbuatan musuhnya, yang hasilnya akan digunakan sebagai pembenaran atas aksi balasan terbuka dalam skala besar.
OK, Amrozi sudah almarhum, tapi mari kita coba untuk memahami, siapa sesunguhnya Amrozi dan mengapa ia menjadikan Bali sebagai sasaran tembakan aksinya. Ketika saya dikukuhkan sebagai gurubesar Psikologi Islam di Fakultas Psikologi UIN , kebetulan saya menulis pidato dengan judul, Pencegahan Terorisme dengan Pendekatan Indigenous Psychology. Tak disangka, pasca pidato pengukuhan saya banyak sekali dihubungi orang berkaitan dengan terorisme. Saya jadi kenal pak Arsyad Mbay dari desk terorisme menko Polkam. Radio Suara Amerika bahkan empat kali melakukan wawancara dengan saya setiap kali ada issue terorisme. Saya bahkan dihubungi oleh ”orang” yang menurut pengakuannya disuruh oleh Dr.Azhari, dimana ia katanya ingin berjumpa dengan saya dengan maksud ingin menyampaikan pesan kepada Bapak Presiden SBY bahwa Dr Azhari tidak sedang memusuhi Indonesia, tetapi memusuhi Amerika. Lebih dari 30 kali SMS saya terima dari ”Dr. Azhari”, tetapi tak pernah bisa di konfirmasi. Kenapa harus menyebut Dr.Azhari ?,karena untuk bisa memahami Amrozi, sosok Dr.Azhari bisa menjad ibandingan.
Amrozi pemuda lembut dari Trenggulun, tetapi jiwanya sudah menyatu dengan mujahidin Afgan ketika ia berada di Malaysia. Malaysia memang simpang lalulintas “mujahidin”,baik mujahidin ke Afgan,Moro, Thailan Selatan, Bosnia, Chehnya maupun GAM. Ketika Uni Sovyet menduduki Afganistan, datanglah mujahidin dari banyak negeri Islam termasuk dari Indonesia ke Afganistan dengan missi jihad mengusir tentara kafir dari negeri Islam. Amerika yang musuhnya Uni Sofyet memandang kedatangan mujahidin dari seluruh negeri Islam sebagai partner. Maka di Peshawar Pakistan, dengan instruktur dari CIA (Amerika) dibantu M 16 (Ingris), ISI (pakistan) dan didanai oleh Arab Saudi, didirikanlah pusat pelatihan mujahidin Afgan dan non Afgan. Lebih dari 100 ribu mujahidin digembleng disitu dan dilatih menggunakan senjata-senjata canggih. Peshawar bukan hanya pusat latihan mujahidin, tetapi juga menjelma menjadi semacam kampus fundamentalisme.Di situ berkumpul para pejuang dari berbagai negeri Islam yang siap mati demi kejayaan Islam universal.. Mereka berkumpul tidaklagi menggunakan identitas negeri, tetapi sudah denganidentitas Islam mujahidin.
Ketika tentara Uni Sovyet berhasil diusir dari Afganistan, para mujahidin merasa merekalah yang mengusirnya, tetapi Amerika yang melatih merasa Amerikalah yang berhasil mengalahkan Uni Sovyet. Perasaan berhasil dalamdiri mujahidin membuat mereka memiliki konsep diri positip, yaitu bahwa dengan jihad, negara superpower seperti Uni Sovyetpun dapat dikalahkan. Oleh karena itu seusai Afganistan, gelombang mujahidin merasa terpanggil untuk berjihad dimanapun orang Islam teraniaya. Mereka ada yang pergi ke Bosnia, keChehnya, ke Philipina Selatan (Moro). Mujahidin asal Indonesia juga sigap-ke Ambon dan Poso ketika masyarakat muslim dipojokkan disana.
Ketika Amerika melakukan politik standar ganda dan memborbardir banyak negeri Islam, alumni mujahidin Afgan termasuk Imam Samudera berbalik arah melawan Amerika yang semula menjadi pelatihnya di Peshawar. Ketika Presiden Bush mengancam akan mengejar teroris dimanapun ia berada, maka mujahidin juga menjawab sebanding, mereka akan mengganggu kepentingan Amerika di negeri manapun. Di Malaysia, kelompok Mujahidin memang menemukan lahan yang menarik,karena dari sana mereka juga lebih mudah pergi ke Libya, dan ketika itu Muammar Gadafi memang musuh kentalnya Amerika. Amrozi meski tidak ikut ke Afganistan, tetapi ia sudah larut dalam psikologi mujahidin karena diMalaysia mereka berada dalam satu komunitas..
Perang antara Amerika dan Mujahidin akhirnya menjadi perang global. Amrozi dan Imam Samudera tidak lagi merasa menjadi orang Indonesia, tetapi sebagai bagian dari muslimdunia yang sedang berhadapan dengan super power Amerika. Psikologi perang itu berbeda dengan psikologi damai. Di Basrah Irak, pesawat super modern Amerika langsung menembak sebuah mobil bak yang sedang membawa tiang listrik , karena dalam pandangan mata pilot yang sedang perang, tiang listrikitu adalah moncong meriam tank, padahal teknologi sudah sangat modern.
Begitupun Amrozi cs, pertama ia berperang dengan orang Amerika, berikutnya, semua orang kulit putih dipersepsi sebagai Amerika,’. Karena di Amerika kebanyakan orang penganut Keristen, makaorang Kristen Indonesia juga dipersepsi sebagai kaki kaki tangan msuh. Begitulah psikologi orang perang, hingga mereka tidakbisa membedakan antara orang Amerika dengan orang Australia.
Sesungguhnya perang antara Amerika dengan mujahidin adalah perang antara dua terors,yang satu teroris besar yang dijalankan oleh negara, melawan teroris terpojok dengan senjata apaadanya.
Pertemuan team asistensi PBB di Jakarta yang ditugasi membuat definisi terorisme akhirnya gagal mendefinisikan,karena setelah disebut ciri teroris adatiga;Pertama mereka menyebarkan rasa takut kepada publik, Kedua menghancurkan infrastruktur publik,seperti gedung dan jembatan, Ketiga menimbulkan korban tak berdosa dalamjumlah yang sangat besar. Dari tiga ciri itu ternyata teroris yang palimng besar adalah Amerika Serikat. Wajarlah jika orang Amerika muak melihat Bush dan lebih suka memilih Obama Barack yang kulit hitam. Jadi siapaAmrozi ?silahkan di renung sendiri.
ya jelas, mereka itu adalah mujahidin yg memang diakui dlm Islam krn memerangi musuh Allah... tapi dlm perspektif kebangsaan, mereka adalah teroris. tinggal pilihan bebas, mau ikut Islam ke Syurga atau mau ikut negara ke Neraka!
Amrozi cs jelas 'pembunuh' dan juga 'penipu' yang sebenarnya dia sendiri gak begitu yakin bakal masuk surga.
Logikanya sederhana:
Kalo ada orang yakin bahwa makan pepaya bakal masuk surga, so pasti dia lah orang pertama yang makan pepaya.
Kalo Amrozi yakin dengan bunuh banyak orang di bali bakal masuk surga, kenapa gak dia sendiri yang menjadi pelakunya? Kenapa nyuruh orang lain untuk bunuh diri?
Syaiton memang tampil dengan berbagai wajah.... di sekte/agama apapun selalu ada antek2 syaiton.. namun ciri2 mereka biasanya sama yaitu: MENYEBAR KEBENCIAN DAN KEDENGKIAN.
ciri teroris ada tiga;
Pertama mereka menyebarkan rasa takut kepada publik. JELAS, AMROZI CS MENEBAR RASA TAKUT KEPADA PUBLIK. BUKAN HANYA WISATAWAN ASING, TAPI JUGA RAKYAT INDONESIA KHUSUSNYA BALI.
Kedua menghancurkan infrastruktur publik,seperti gedung dan jembatan,BAHKAN BOM AMROZI CS BUKAN HANYA MENGHANCURKAN INFRASTRUKTUR, TAPI JUGA MENGHANCURKAN RASA KEDAMAIAN, PERSAURADAAN DAN TOLERANSI DI BALI. BAHKAN BISA JADI MENGHANCURKAN NAMA ISLAM.
Ketiga menimbulkan korban tak berdosa dalam jumlah yang sangat besar. JIKA 200 ORANG MASIH KURANG BESAR MAKA SAYA TAK TAHU HARUS NGOMONG APA.
DARI 3 CIRI DIATAS JELAS, AMROZI CS = TERORIS!
Onde mande,,,,,,,,,,,,,
terkait dengan topik tersebut saya jadi punya satu kejelasan.
awalnya saya sebagai orang islam tidak mau menyalahkan amrozi cs atau mendukungnya, dengan barbagai alasan.
tapi beliau adalah orang2 yang baik, setiap muslim harus berhusnudzon terhadap muslim yang lain, jangan malah menyalahkan tanpa mengetahui ujung dan pangkalnya..
dari semua pro dan kontra yang ada 4W1 sendiri yang menjawab. Pertama, ketika jenazah Amrozi dan Ali Ghufron tiba di lamongan, tampaklah 3 ekor burung yang terbang berputar2 untuk beberapa saat yang agak lama diatas rumah ibunda keduanya, dan itu bukanlah suatu kebetulan. ini adalah tanda bahwa mereka insya4W1 syahid, sebagaimana dalam hadist nabi bahwasanya orang yang mati syahid maka jiwanya berada di dalam tembolok burung.
Kedua, foto yang berhasil di publikasikan atas izin keluarga, Amrozi dan Ali Ghufron dari paras wajah jenazahnya hampir semua orang sepakat bahwa keduanya dalam keadaan tersenyum, seakan2 menyambut tangkapan bidadari, sebagaimana dalam hadist nabi, bahwa orang yang mati syahid dia akan langsung disambut oleh bidadari.
Ketiga, berdasarkan keterangan dari banyak pelayat, ketika keranda jenazah mereka dibuka, terciumlah bau wangi yang cukup semerbak, padahal waktu itu ruangan penuh sesak oleh pelayat yang ingin melihat wajah beliau untuk terakhir kalinya, sebagaimana dalam hadist nabi, bahwa orang yang mati syahid tidak akan berbau busuk ( mayat ) justru berbau wangi, wanginya wangi kesturi.
Keempat, berdasarkan kesaksian pelayat, jenazah Amrozi dan Ali Ghufron berpeluh di jidatnya ketika ketika keranda dibuka, secara logika orang yang sudah mati tidak mungkin bisa mengeluarkan peluh di dijidatnya, hal ini sesuai dengan hadist nabi, salah satu ciri orang yang mati syahid adalah mengeluarkan peluh di jidatnya.
Kelima, berdasarkan kesaksian pelayat, darah terus mengalir dari bekas luka tembak pada jenazah Imam Samudra, secara logika, orang yang sudah dinyatakan meninggal pada jam 00.15 pada pukul 7 - 9 pagi darahnya pasti sudah beku, dan ini semua sesuai dengan firman Allah Surat Ali Imron Ayat 169 - 171.
ada juga beberapa yang memperkuat hal ini, bisa dilihat di http://www.muslimdaily.net/2251/%27Foto-Amrozi-Jepretan-Farida-dan-Asli%27.html dan juga http://www.muslimdaily.net/2266/Awan-Berbentuk-Lafal-Allah-di-Atas-Rumah-Amrozy-dan-Ustad-Mukhlas.html dan lebih jelasnya http://www.muslimdaily.net/2231/Misteri-Tanda-Syahid-Amrozi-Cs-Terkuak.html
Nah sudah jelas terjawab semua pro dan kontra, bahkan di jawab langsung oleh Allah SWT. Kita renungkan, kalo tidak tau harus mencari tau ( ilmu syariah islam ), jangan sampai kalah dengan Snouck Hourgronge, seorang kafir jaman penjajahan belanda di Aceh yang tau semua tentang seluk beluk islam, hafal Al Qur'an dan Hadist, tapi sayang Allah tidak membuka hidayah pada hatinya, sehingga sampai matinya tetap dalam keadaan kafir.
Nah, sekarang tinggal sikap kita, apakah masih sangsi? ragu? semoga Allah membuka hati kita semua dengan memberikan hidayahnya..
wallahu a'lam bisshowab.
و الله موافق إلى أقوم الطريق
awalnya mujahid
terus komitmen untuk tetap jadi mujahid
terus mati
dan Insyaalloh masih tetap sebagai mujahid, dan syahid,
ALLOHU AKBAR
Mengatakan Amrozi sebagai ahli neraka adalah kesesatan.
mengatakan Amrozi sebagai ahli surga adalah kesesatan.
seseorang hanya boleh dikatan sebagai syuhada apabila ada dalil dari Alqur'an atau Assunnah.
Adakah ayat atau hadis yang menyatakan Amrozi sebagai ahli surga atau ahli neraka?
yang boleh kita lakukan hanya orang yang mati berperang dijalan Allah adalah syuhada.
apakah Amrozi syuhada? yang boleh kita katakan adalah: insyaallah.
kareha hanya dengan kehendak Allah saja seseorang menjadi ahli surga atau ahli neraka.
wallahua'lam
chenlina201212
nike roshe run women
hollister co
abercrombie fitch
michael kors outlet
cheap air max
michael kors outlet
ugg outlet
louis vuitton handbags
ray ban outlet store
coach outlet
nike free runs
ugg boots
kids lebron shoes
michael kors handbags
oakley sunglasses
marc jacobs handbags
gucci handbags
cheap oakley sunglasses
abercrombie
replica watches
lebron 11
gucci outlet
michael kors uk
polo ralph lauren
louis vuitton handbags
oakley sunglasses
ray ban sunglasses outlet
fitflops
celine outlet
uggs on sale
nike huarache
oakley sunglasses
mont blanc legend
cheap oakley sunglasses
ugg boots
replica rolex watches
hollister
ray ban sunglasses outlet
louis vuitton outlet
abercrombie and fitch
as
Post a Comment
Home