Monday, May 23, 2011
Jenis-jenis Gangguan Jiwa (5)
Perilaku Seks Menyimpang
Perilaku seks menyimpang sudah dikenal sejak zaman purba. Kitab Taurat menyebut apa yang dikenal dengan Sodom dan Gomorah. Al Qur’an juga, menyebut penyimpangan seksual yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth. Peristiwa pembunuhan sadis atas 12 anak di Jakarta yang dilakukan oleh Robot Gedeg (sudah divonis mati), ternyata juga berhubungan dengan perilaku seks menyimpang.
Bentuk dari gangguan jiwa berupa perilaku seks menyimpang adalah perilaku seksual yang dilakukan secara tidak lazim, baik teknisnya maupun pasangannya. Perilaku seksual menyimpang yang paling sederhana adalah onani, sedangkan yang paling berat adalah perilaku seks sadis.
Onani
Onani adalah kegiatan seksual yang dilakukan tanpa pasangan. Pada kaum wanita, praktek ini disebut masturbasi. Onani bisa merupakan gejala gangguan jiwa, tetapi juga bisa merupakan hal yang wajar. Onani sudah menjadi gejala gangguan jiwa manakala pelakunya merasa terus menerus ketagihan, tetapi bersamaan dengan itu ia juga dibayangi rasa bersalah. Di satu sisi ia merasa takut, tetapi di sisi lain ia terus menerus melakukannya. Dari konflik batin itu maka lahir perasaan gelisah, susah tidur, mudah tersinggung, cepat marah, merasa rendah diri dan cepat curiga kepada pembicaraan orang lain. Praktek onani biasanya mulai dilakukan sejak remaja, boleh jadi dirangsang oleh buku-buku bacaan porno, film, atau karena patah hati. Kebiasaan onani bisa berlangsung sebentar tetapi bias juga berlangsung puluhan tahun.
Homo Seksual
Perilaku menyimpang yang sudah dimulai membahayakan adalah homo seksual. Yakni hubungan seksual antar sejenis (laki-laki) dan untuk wanita disebut lesbian. Hubungan sejenis ini bisa dilandasi cinta sejenis, bisa juga tidak. Keinginan untuk melakukan hubungan sejenis ini biasanya timbul pada orang-orang yang lama hidup terpisah dari jenis lain, atau karena sehari-harinya hanya bergaul dengan teman sejenis, seperti penghuni penjara,asrama atau bahkan pesantren.
Pada pecandu praktek hubungan sejenis biasanya timbul rasa benci kepada orang lain yang mempunyai pasangan mesra dari jenis lain. Pasangan sejenis yang sudah terikat perasaan cinta biasanya mudah dibakar cemburu, dan kecemburuan itu justeru lebih berbahaya karena dapat mendorong perilaku sadis, baik kepada pasangannya maupun kepada rivalnya. Gangguan jiwa ini menyebabkan penderita tidak pandai bergaul, gelisah, merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa seakan semua orang telah mengetahui ketidak normalan seksnya. Penderita gangguan jiwa ini sering mengalami konflik batin, antara ingin kembali normal, tetapi tidak sanggup melawan ketagihannya.
Hubungan Seksual Sadis
Melalui media informasi, banyak diketahui tentang peristiwa sadis dalam hubungan seksual, ada yang pasangannya dibunuh, ada yang hanya disiksa saja dan ada yang disekap dalam kamar berhari-hari tanpa diberi makan, satu perilaku yang rasanya tidak masuk akal, tetapi benar-benar terjadi. Seks sadis bisa berhubungan dengan cinta, bisa juga tidak.
Dalam hal ini, ada orang yang terpuasi kehidupan seksnya jika ia menyakiti atau membunuh pasangan seksnya. Ada yang cukup terpuasi jika membuat pasangannya kelelahan, ada yang baru puas kalau melukai dan ada yang baru puas jika telah membunuh orang yang baru disetubuhinya.
Sebenarnya praktek penyimpangan seksual sangat banyak bentuknya, ada yang disebut anal seks (melalui dubur) oral seks (dengan mulut), memperkosa secara rame-rame dan sodomi (dengan binatang). Penyimpangan-penyimpangan perilaku seksual ini bisa berhubungan dengan ruwetnya persoalan hidup, bias juga tidak, tetapi bimbingan hidup sehat kepada anak-anak muda teruatama dalam keluarga dapat mengurangi perluang-peluang penyimpangan seksual.
Perilaku seks menyimpang sudah dikenal sejak zaman purba. Kitab Taurat menyebut apa yang dikenal dengan Sodom dan Gomorah. Al Qur’an juga, menyebut penyimpangan seksual yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth. Peristiwa pembunuhan sadis atas 12 anak di Jakarta yang dilakukan oleh Robot Gedeg (sudah divonis mati), ternyata juga berhubungan dengan perilaku seks menyimpang.
Bentuk dari gangguan jiwa berupa perilaku seks menyimpang adalah perilaku seksual yang dilakukan secara tidak lazim, baik teknisnya maupun pasangannya. Perilaku seksual menyimpang yang paling sederhana adalah onani, sedangkan yang paling berat adalah perilaku seks sadis.
Onani
Onani adalah kegiatan seksual yang dilakukan tanpa pasangan. Pada kaum wanita, praktek ini disebut masturbasi. Onani bisa merupakan gejala gangguan jiwa, tetapi juga bisa merupakan hal yang wajar. Onani sudah menjadi gejala gangguan jiwa manakala pelakunya merasa terus menerus ketagihan, tetapi bersamaan dengan itu ia juga dibayangi rasa bersalah. Di satu sisi ia merasa takut, tetapi di sisi lain ia terus menerus melakukannya. Dari konflik batin itu maka lahir perasaan gelisah, susah tidur, mudah tersinggung, cepat marah, merasa rendah diri dan cepat curiga kepada pembicaraan orang lain. Praktek onani biasanya mulai dilakukan sejak remaja, boleh jadi dirangsang oleh buku-buku bacaan porno, film, atau karena patah hati. Kebiasaan onani bisa berlangsung sebentar tetapi bias juga berlangsung puluhan tahun.
Homo Seksual
Perilaku menyimpang yang sudah dimulai membahayakan adalah homo seksual. Yakni hubungan seksual antar sejenis (laki-laki) dan untuk wanita disebut lesbian. Hubungan sejenis ini bisa dilandasi cinta sejenis, bisa juga tidak. Keinginan untuk melakukan hubungan sejenis ini biasanya timbul pada orang-orang yang lama hidup terpisah dari jenis lain, atau karena sehari-harinya hanya bergaul dengan teman sejenis, seperti penghuni penjara,asrama atau bahkan pesantren.
Pada pecandu praktek hubungan sejenis biasanya timbul rasa benci kepada orang lain yang mempunyai pasangan mesra dari jenis lain. Pasangan sejenis yang sudah terikat perasaan cinta biasanya mudah dibakar cemburu, dan kecemburuan itu justeru lebih berbahaya karena dapat mendorong perilaku sadis, baik kepada pasangannya maupun kepada rivalnya. Gangguan jiwa ini menyebabkan penderita tidak pandai bergaul, gelisah, merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa seakan semua orang telah mengetahui ketidak normalan seksnya. Penderita gangguan jiwa ini sering mengalami konflik batin, antara ingin kembali normal, tetapi tidak sanggup melawan ketagihannya.
Hubungan Seksual Sadis
Melalui media informasi, banyak diketahui tentang peristiwa sadis dalam hubungan seksual, ada yang pasangannya dibunuh, ada yang hanya disiksa saja dan ada yang disekap dalam kamar berhari-hari tanpa diberi makan, satu perilaku yang rasanya tidak masuk akal, tetapi benar-benar terjadi. Seks sadis bisa berhubungan dengan cinta, bisa juga tidak.
Dalam hal ini, ada orang yang terpuasi kehidupan seksnya jika ia menyakiti atau membunuh pasangan seksnya. Ada yang cukup terpuasi jika membuat pasangannya kelelahan, ada yang baru puas kalau melukai dan ada yang baru puas jika telah membunuh orang yang baru disetubuhinya.
Sebenarnya praktek penyimpangan seksual sangat banyak bentuknya, ada yang disebut anal seks (melalui dubur) oral seks (dengan mulut), memperkosa secara rame-rame dan sodomi (dengan binatang). Penyimpangan-penyimpangan perilaku seksual ini bisa berhubungan dengan ruwetnya persoalan hidup, bias juga tidak, tetapi bimbingan hidup sehat kepada anak-anak muda teruatama dalam keluarga dapat mengurangi perluang-peluang penyimpangan seksual.
Post a Comment
Home