Thursday, April 23, 2015
Tasawuf Nusantara (1)
OLEH : Prof. Dr.
Achmad Mubarok, MA
Perilaku
Sufistik dapat dijumpai pada semua agama sepanjang masa, demikian juga pada
masa Rasululloh, baik pada diri Rasul maupun para sahabat. Tetapi munculnya
sufisme pada sejarah Islam dapat disebut sebagai respond terhadapi gejala pola
hidup materialistik pada generasi awal ummat Islam. Sebagaimana diketahui
gebrakan Islam sebagai power dunia berlangsung sangat cepat menaklukkan dua
imperium ; Persia dan Rumawi. Penduduk padang pasir yang biasanya hidup
sederhana tiba-tiba mendapati dirinya sebagai penguasa politik dan penguasa
harta benda peninggalan bengsa yang ditaklukkan. Oleh karena itu dalam adaptasi
terhadap keadaan baru ini banyak yang terdistorsi keberagamaannya oleh
kehidupan duniawi yang materialistic. Fenomena itulah yang mengilhami sebagian
ulama untuk mencari solusi, antara lain dengan menekankan sisi-sisi kehidupan
spiritual yang akhirnya mewujud dalam apa yang kita kenal sebagai sufisme.
Munculnya banyak guru sufi melahirkan
ragam ekpressi sufistik, dan ketika setiap guru sufi juga mempunyai banyak
pengikut maka lahirlah banyak aliran yang secara social menjadi ordo atau tarekat. Meski banyak aliran tetapi
semua tarekat tetap menjadikan al Qur’an dan hadis sebagai pedoman utamanya.
Ihya `Ulumuddin karya al Gazali dapat disebut sebagai bukti betapa keterikatan
tasauf dengan sumber utama ajaran Islam.
Dari Nusantara Hingga Indonesia
Sudah
menjadi kodrat sejarah bahwa penghuni kawasan ribuan pulau (Nusantara) di Asia
Tenggara ini disatukan dalam satu kesatuan kebangsaan, bangsa Indonesia.
Ribuan
pulau, ratusan bahasa, ratusan suku, beragam-ragam tradisi, nilai budaya dan
keyakinan agama, karena kodrat sejarah membuatnya tetap bersatu. Sejarah tidak
bisa direkayasa. Penjajahan Barat yang berlangsung lebih dari tiga abad, meski
direkayasa dengan politik pecah belah justeru mengantar pada kesatuan wilayah
yang sekarang dinamakan wawasan Nusantara. Penjajahan dan politik pecah belah justeru
telah menumbuhkan kesadaran bahwa perbedaan tidak menghalangi persatuan, bahwa
persatuan akan mengubah perbedaan menjadi kekuatan. Kesadaran kebangsaan ini
merupakan naluri bangsa Indonesia. Oleh karena itu pergumulan pemikiran dan
konflik-konflik yang pernah terjadi haruslah difahami sebagai dinamika sejarah
kebangsaan.
Akar Klassik Nasionalis Religius
Kawasan
Asia Tengara sudah lama menarik perhatian saudagar dari anak benua India dan
Timur Tengah karena adanya komoditi yang eksotik, yaitu rempah-rempah dan
wewangian. Dari kawasan Anak Benua, datang saudagar yang beragama Hindu dan
Budha, dan pengaruh politik mereka tercermin pada berkembangnya budaya bercorak
India dan peran utama bahasa Sanskerta. Jejak ke India -an kawasan ini secara
antropologis dapat dilihat dalam nama Indonesia yang
artinya “Kepulauan India ”,
sejalan dengan daratan tenggara Asia yang
disebut Indocina, yakni “Cina-India”. Jejak agama India ini tersimbolkan dalam
candi Borobudur yang lebih melebar ke segala penjuru, sesuai dengan jiwa agama
Budha yang meluas dan egaliter, dan candi Roro Jongrang (Prambanan) yang
vertikal dan menjulang, sesuai dengan sifat agama Hindu yang mendalam dan
bertingkat. Budhisme merupakan falsafah kerajaan luar Jawa (Sriwijaya) yang bersemangat
bahari, dan Hiduisme merupakan falsafah kerajaam Majapahit yang bertumpu pada
kesuburan tanah pertanian Jawa. Karena Majapahit berdiri di latar belakang
kejayaan Budhisme (Borobudur) dan Hinduisme (Roro Jongrang) sekaligus maka
failasuf Majapahit (Empu Tantular) mengembangkan konsep rekonsiliasi dalam
semangat kemajemukan, beraneka ragam tetapi hakikatnya satu, Bhineka Tunggal Ika atau Tan Hana Dharma Mangroa.
Kehadiran Budaya Kosmopolit Islam
Pada saat
memuncaknya peradaban Islam, maka budaya Islam merupakan pola budaya umum
seluruh belahan bumi Timur, tetapi sekaligus merupakan budaya global, karena
ketika itu benua Amerika sebagai belahan bumi barat belum ditemukan.
Karakteristik peradaban Islam yang mengglobal itu memudahkan peneguhan agama
Islam di Asia Tengara, peranan saudagar anak benua India berlanjut terus tetapi
mereka tidak lagi beragama Hindu dan Budha melainkan Islam. Pola budaya Perso
Arab sebagai buah masuk Islamnya imperium Persia, kemudian menggeser pola
budaya Sanskerta. Perkembangan selanjutnya, pola budaya Perso-Arab digantikan
oleh pola budaya yang bercorak Arab dengan dominasi bahasa Arab, tergambar pada
banyaknya kata-kata Arab dalam bahasa Melayu dan Indonesia. Kerajaan
Hindu-Budha (Majapahit-Sriwijaya) yang memasuki masa senja digantikan oleh munculnya kerajaan-kerajaan
Islam (Aceh, Demak, Mataram, Ternate dll.).
Akulturasi
budaya Islam dengan budaya sebelumnya nampak pada berkembangnya pesantren
(pondok pesantren) yang semula hanya tempat menginap (funduq=Arab ) dan kata funduq itu berasal dari kata pandokheyon=Yunani,
yakni asrama orang-orang yang belajar filsafat pada era Yunani Kuno)) bertemu
dengan konsep penginapan penuntut ilmu atau hikmah yang di dunia Islam dikenal
dengan nama zawiyah, ribath dan khaniqah, bertemu dengan konsep padepokan
Hindu-Budha dimana didalamnya dikenal ada shastri-dan
cantrik. Nah pedepokan Islam diberi
nama pesantren (dari kata cantrik-pecantrikan), dilengkapi dengan nama pondok
(dari kata funduq (Arab) dan pondokheyon =Yunani), jadilah nama Pondok Pesantren dengan unsur kiyahi (dari konsep shastri) dan santri (dari
konsep cantrik). Pada masa kerajaan
Islam di Jawa, Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan bagi calon-calon
pemimpin (keluarga raja) dan cendekiawan (ulama).
Datangnya Kolonialisme/Imperialisme Eropa
Setelah
tujuh abad peradaban Islam menjadi peradaban dunia, giliran bangsa Eropa
bangkit. Bersamaan dengan melemahnya peradaban Islam, bangsa-bangsa Eropa,
terutama dari Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugis) mengembara, mencari jalan
sendiri ke India dan Timur Jauh, yang sebelumnya dikuasai saudagar Islam.
Mereka bahkan menemukan benua Amerika. Satu persatu pusat-pusat kekuasaan Islam
ditaklukkan, termasuk Malaka yang menjadi pusat perdagangan dan peradaban Islam
Asia Tenggara. Sejak itulah era kolonialisme dan imperialisme Eropa menguasai
wilayah-wilayah negeri-negeri Islam. Spanyol, Portugis, Inggris dan Belanda
mengkapling-kapling wilayah Nusantara, tetapi penjajahan terlama terhadap Indonesia
dilakukan oleh Belanda. Sungguh Ironis bahwa bangsa-bangsa Barat mampu
mengungguli bangsa-bangsa Muslim setelah mereka mengadopsi ilmu pengetahuan
Islam, dan pandangan hidup muslim yang egalitarian, partisipasi dan keterbukaan
atas dasar kebebasan memilih, sementara pada saat yang sama dunia Islam kembali
tersekat oleh kejumudan, feodalisme dan politik despotik-otokratik-totaliter.
Perlawanan
paling sengit terhadap kolonialis Eropa dilakukan oleh Sultan dan Ulama (juga
guru-guru tarekat) terutama di wilayah bandar-bandar perdagangan, oleh karena
itu pahlawan nasional kita pada masa itu kebanyakan para sultan dan ulama. Syekh
Maulana Yusuf al Makassary , mursyid Tarekat Naqsyabandi bahkan oleh Belanda
dibuang ke Afrika Selatan (makam dan jamaahnya hingga kini masih ada di Afrika
Selatan).Penjajahan yang berlangsung lebih dari tiga abad mengobarkan semangat
perang budaya dari kaum santri, yaitu boikot total terhadap semua yang berbau
Belanda. Di satu sisi boikot budaya ini sangat efektip melindungi ummat dari
pengaruh kolonial, tetapi di sisi lain sangat merugikan karena boikot total
menjadikan kaum santri tidak bisa melakukan interaksi sosial dengan perkembangan
modern, yang menyebabkan mereka terpinggirkan dalam proses modernisasi. Dampak
negatif dari politik boikot ini masih terasa hingga zaman kemerdekaan, dimana
kaum santri tetap memandang segala sesuatu yang datang dari Pemerintah
(misalnya sistem pendidikan) sebagai
urusan duniawi yang haram atau makruh. Marginalisasi dan deprivasi ulama dan
masyarakat santri dalam bidang pendidikan masih mewariskan kesulitan bangsa dan
negara hingga kini, satu masalah yang tidak boleh dianggap sepele.
Tumbuhnya Kesadaran Nasionalisme
Modern
Pada masa
pra kolonialisme, wilayah nusantara lebih luas dibanding Indonesia sekarang,
tetapi harus diakui bahwa konsep wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke
berasal dari administrasi Pemerintah Hindia Belanda, Meski demikian Lahirnya
negara nasional Indonesia tidak berasal dari konsep Belanda. Dalam upaya
melanggengkan penjajahannya di Indonesia, Pemerintah Hindia Belanda membuat
kebijakan yang menghambat perkembangan kecerdasan pribumi. Dari segi hukum,
stratifikasi penduduk tanah jajahan dibagi menjadi empat; tertingi penduduk
Eropa, kemudian Timur Asing (Cina dan Arab), kemudian aristokrat pribumi
(priyayi) dan baru rakyat biasa.
Stratifikasi ini juga diwujudkan dalam sistem pendidikan; khusus untuk
orang Eropa (ELS), kemudian sekolah khusus untuk golongan Timur Asing (HAS dan
HCS), kemudian sekolah untuk golongan priyayi (HIS), baru sekolah untuk rakyat
umum, yaitu Volkse School (Sekolah Ongko Siji) dan Tweede Volkse School
(Sekolah Ongko Loro). Dari sistem pendidikan yang dibuat oleh Belanda itu tidak
memungkinkan orang Indonsia dapat menjadi terpelajar, kecuali priyayi yang
sekolahanya justeru didesain untuk kepentingan penjajahan.
Satu hal
yang tak diduga Belanda, dari STOVIA dan
NIAS yakni dua sekolah kedokteran
Jawa yang di Jakarta dan Surabaya muncul bibit-bibit nasionalisme modern,
seperti Dr. Wahidin dan DR. Sutomo. Demikian juga priyayi yang sekolah di
negeri Belanda mengalami pencerahan nasionalisme. Walhasil, pada paruh pertama
abad XX, tumbuhlah kesadaran nasionalisme modern, baik yang bersifat
nasionalis seperti Yong Java, maupun yang bernuansa Islam, seperti Yong
Islamitten Bond, Serikat Dagang Islam , Sumpah Pemuda dan lain-lain. Kesadaran
nasionalis modern itulah yang nantinya mengantar pada Proklamasi Kemerdekaan
1945.
2015-7-21 xiaozhengm
air jordan
polo ralph lauren
coach outlet online
michael kors uk
abercrombie outlet
pandora charms
kate spade handbags
chaussure louboutin
louboutin
michael kors
soccer shoes
kate spade uk
true religion sale
borse gucci
ray ban sunglasses
toms shoes outlet
nike tn
sac longchamp
ralph lauren
ray ban outlet
polo ralph lauren
tory burch shoes
coach outlet
nike air force
fitflops outlet
snabacks wholesale
coach factory outlet
tory burch handbags
borse louis vuitton
kate spade outlet online
oakley sunglasses wholesale
oakley sunglass
true religion jeans
nike air max
louis vuitton
ray ban uk
michael kors outlet
cheap oakleys
oakley sunglasses
pandora rings
شركة المدينة أفضل شركة غسيل شقق في المدينة المنورة ولمعرفة المزيد عن شركة المدينة من هنا https://almdina.com/category/غسيل-شقق-بالمدينة-المنورة/
Post a Comment
Home