Monday, April 23, 2007
Hidayah Alloh SWT
Alloh SWT memberikan hidayah Nya kepada manusia dalam empat tingkatan.
Pertama : hidayah instink.. Dengan instink manusia diberitahu dengan haus ketika tubuhnya membutuhkan air, diberitahu dengan lapar ketika tubuhnya membutuhkan bahan bakar (makanan) dan diberitahu dengan kantuk ketika tubuhnya memerlukan istirahat.
Kedua : Hidayah indera. Dengan panca indera manusia diberitahu tentang rasa yang berbeda-beda, suara yang berbeda-beda, wujud sesuatu yang berbeda. Kedua hidayah ini merupakan hidayah basyariah yang juga diberikan kepada hewan.
Ketiga ; Hidayah Akal. Dengan akal (maksudnya akal sebagai kesatuan sistem kejiwaan yang bisa berfikir dan merasa) manusia diberi kemampuan untuk memecahkan masalah, untuk membedakan nilai-nilai yang baik dari yang buruk, juga untuk berimajinasi. Akal bisa menemukan kebenaran tetapi bukan menentukannya. Kebenaran akal bersifat relatip, bisa mencapai kebenaran tinggi seperti yang dicapai oleh al aql as salim, tetapi juga bisa tersesat sehingga persepsinya terbalik, yang benar diangggap salah dan yang salah dianggap benar, yakni ketika akalnya lebih dikuasai oleh dorongan syahwat dan hawa. Oleh karena itu akal tidak bisa menjamin manusia mencapai kebenaran, karena seribu akal bisa memiliki seribu macam kebenaran.
Keempat.Hidayah wahyu. Wahyu merupakan hidayah yang tertinggi, yang kebenarannya tidak diragukan (la roiba fihi). Akan tetapi untuk bisa memahami kebenaran wahyu, disamping dituntut adanya kejujuran dan konsistensi berfikir dan tafakkur, juga ada faktor kehendak Tuhan (yahdi man yasya’(Q/35:8). Nabi sendiri tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang diinginkan (Q/28:56), karena hidayah merupakan hak preogratip Tuhan. Paman Nabi, Abdul Muttalib yang begitu besar jasanya membela Muhammad hingga akhir hayat tidak memperoleh hidayah tauhid.
Menurut tafsir sufi atas ayat ihdina assirat al mustaqim (Q/1:6)) , hidayah dapat dibagi menjadi enam tingkatan :
1. Hidayah bertingkat Kalamullah seperti yang diterima Nabi Musa
2. Hidayah berupa wahyu
3. Hidayah berupa pengiriman malaikat Jibril kepada Nabi
4. Hidayah setingkat ilham (al muhaddats), seperti yang diterima Umar bin al Khattab
5. Hidayah berupa pemahaman
6. Hidayah berupa penjelasan, baik yang terdengar atau yang terlihat
Pertama : hidayah instink.. Dengan instink manusia diberitahu dengan haus ketika tubuhnya membutuhkan air, diberitahu dengan lapar ketika tubuhnya membutuhkan bahan bakar (makanan) dan diberitahu dengan kantuk ketika tubuhnya memerlukan istirahat.
Kedua : Hidayah indera. Dengan panca indera manusia diberitahu tentang rasa yang berbeda-beda, suara yang berbeda-beda, wujud sesuatu yang berbeda. Kedua hidayah ini merupakan hidayah basyariah yang juga diberikan kepada hewan.
Ketiga ; Hidayah Akal. Dengan akal (maksudnya akal sebagai kesatuan sistem kejiwaan yang bisa berfikir dan merasa) manusia diberi kemampuan untuk memecahkan masalah, untuk membedakan nilai-nilai yang baik dari yang buruk, juga untuk berimajinasi. Akal bisa menemukan kebenaran tetapi bukan menentukannya. Kebenaran akal bersifat relatip, bisa mencapai kebenaran tinggi seperti yang dicapai oleh al aql as salim, tetapi juga bisa tersesat sehingga persepsinya terbalik, yang benar diangggap salah dan yang salah dianggap benar, yakni ketika akalnya lebih dikuasai oleh dorongan syahwat dan hawa. Oleh karena itu akal tidak bisa menjamin manusia mencapai kebenaran, karena seribu akal bisa memiliki seribu macam kebenaran.
Keempat.Hidayah wahyu. Wahyu merupakan hidayah yang tertinggi, yang kebenarannya tidak diragukan (la roiba fihi). Akan tetapi untuk bisa memahami kebenaran wahyu, disamping dituntut adanya kejujuran dan konsistensi berfikir dan tafakkur, juga ada faktor kehendak Tuhan (yahdi man yasya’(Q/35:8). Nabi sendiri tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang diinginkan (Q/28:56), karena hidayah merupakan hak preogratip Tuhan. Paman Nabi, Abdul Muttalib yang begitu besar jasanya membela Muhammad hingga akhir hayat tidak memperoleh hidayah tauhid.
Menurut tafsir sufi atas ayat ihdina assirat al mustaqim (Q/1:6)) , hidayah dapat dibagi menjadi enam tingkatan :
1. Hidayah bertingkat Kalamullah seperti yang diterima Nabi Musa
2. Hidayah berupa wahyu
3. Hidayah berupa pengiriman malaikat Jibril kepada Nabi
4. Hidayah setingkat ilham (al muhaddats), seperti yang diterima Umar bin al Khattab
5. Hidayah berupa pemahaman
6. Hidayah berupa penjelasan, baik yang terdengar atau yang terlihat
prof i copy this article for my tafsir competition.sory and thank you.
Post a Comment
Home