Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Thursday, July 05, 2007

Ekspresi Ilmu & Iman
at 1:37 AM 
Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya. Sebagai makhluk sosial ia bermasyarakat dengan manusia lainnya. Dalam bermasyarakat, setiap manusia – betapapun kecilnya – mempengaruhi corak masyarakatnya disamping ia juga terbentuk oleh masyarakatnya. Sebagai makhluk budaya, manusia selalu berfikir, dan dari fikirannya itu terbangun nilai-nilai, konsep-konsep, keyakinan-keyakinan yang jika dianut oleh kelompok masyarakat dalam waktu yang lama akan melahirkan suatu kebudayaan. Seorang atheis bisa lahir dari lingkungan masyarakat atheis, tetapi bisa juga lahir justeru dari lingkungan masyarakat yang berpegang teguh kepada nilai-nilai yang diyakini sebagai agama.Pemikiran Karl Marx itu lahir dari Inggris yang Rajanya adalah Pemimpin resmi Gereja Anglikan.

Seorang Plato atau Aristoteles atau siapa saja tumbuh sebagai seorang failasuf terkenal karena ia mampu menangkap nilai-nilai logik yang secara universal dianut oleh masyarakat terpelajar, oleh karena itu pemikiran filsafatnya diikuti oleh generasi berikutnya hingga ribuan tahun kemudian. Tetapi seorang al Gazali yang pada mulanya pengagum pemikiran filsafat, di akhir hayatnya justeru menentang pemikiran filsafat untuk selanjutnya lebih dikenal sebagai seorang sufi, atau lebih tepatnya sebagai seorang pemikir dan pengamal tasauf. Di seberang lain, Ibnu Taimiyah dikenal sebagai tokoh yang berseberangan dengan pemikiran tasauf, meski gaya hidupnya juga sufistik.

Polarisasi pemikiran itu berlangsung terus hingga sekarang dan hingga akhir zaman. Masyarakat manusia akan terus menjumpai pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang beragam sepanjang sejarah manusia. Figur-figur Karl Mark, Paus Roma, Al Hallaj, Hasan hanafi, Osamah bin Laden, Imam Khumaini, Gus Dur, Fidel Castro dan sebagainya akan tetap bermunculan dalam sejarah mendatang. Mengapa demikian, karena kehadiran seorang tokoh di masyarakat sebenarnya merupakan wujud ekpressi ilmu dan imannya yang diwujudkan dalam pemikiran dan karya. Tasauf pernah disalah fahami sebagai gerakan yang tidak relefan dengan dunia nyata, tetapi di Afrika Utara, kekuatan perlawanan terhadap kolonialisme justeru dipimpin oleh tokoh-tokoh tarekat tasuf. Omar Mokhtar, tokoh tarekat Sanusiah Afrika Utara yang dalam melawan penjajah Italy dikenal sebagai Lion of the Desert adalah tokoh tasauf yang sangat relevan dengan dunia nyata di negerinya, Libia. Libia adalah satu-satunya negeri modern yang kelahirannya dibidani oleh tarekat tasauf.

Apa yang paling dominan mempengaruhi cara berfikir dan cara merasa seseorang, akalnya atau hatinya, pengetahuannya atau keimanannya, satu hal yang debatable, tetapi konsistensi pemikiran seseorang dibelakang hari akan dijadikan dasar penilaian, apakah seseorang itu lebih dipengaruhi pengetahuannya atau imannya, atau kedua hal itu telah integrated dalam dirinya, Wallohu a`lam.
posted by : Mubarok institute

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger