Wednesday, April 16, 2008
Agama ; antara Bentuk dan Substansi
Agama Islam dimaksud untuk membimbing manusia agar mereka mencapai kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan ukhrawi, kebahagiaan lahir dan kebahagiaan batin, di dunia sejahtera di akhirat masuk sorga. Agama memang di sett untuk manusia yang memiliki dimensi lahir dan batin, dimensi raga dan jiwa, dimensi syahwat dan nurani. Oleh karena itu agama Islam juga memiliki dimensi syari`at yang mengatur bentuk-bentuk kehidupan lahir manusia, dan dimensi nilai (hakikat) yang menekankan kepada substansi dari ajaran agama.
Orang awam hampir selalu berkutat di seputar syari`at lahir, aktif dalam melaksanakan bentuk-bentuk kegiatan keagamaan, tetapi mereka jarang sekali memahami secara mendasar filosofi dari apa yang mereka kerjakan. Sedangkan orang khawash lebih mengutamakan dimensi hakiki dari ajaran agama, dan memenuhi dimensi lahir sekedar yang diperlukan menurut standard universal (minimal). Orang awam sering sibuk mempersoalkan aspek-aspek bentuk, melupakan aspek substansial agama, sedang orang khawash sibuk mengamalkan substansi tanpa mempersoalkan aspek aspek bentuk. Contoh perbandingan mereka dapat dilihat pada ibadah puasa :
1. Orang awam berpuasa dengan meninggalkan makan, minum dan hubungan seks (saja)
2. Orang khusus berpuasa bukan saja mulutnya yang berpuasa dari makan minum, tetapi juga dari kata-kata yang tidak baik, tangannya berpuasa dari megerjakan perbuatan yang dilarang, kakinya berpuasa dari bepergian yang tak diperlukan, telinganya berpuasa dari mendengarkan gossip dan fitnah, matanya berpuasa dari melihat aurat, dan seterusnya.
3. Sedangkan orang khawash (para Nabi dan Wali), disamping tersebut diatas, hatinya juga berpuasa dari ingatan selain Allah. Selagi berpuasa di dalam hatinya tak pernah terlintas sesuatu selain Allah.
Orang awam hampir selalu berkutat di seputar syari`at lahir, aktif dalam melaksanakan bentuk-bentuk kegiatan keagamaan, tetapi mereka jarang sekali memahami secara mendasar filosofi dari apa yang mereka kerjakan. Sedangkan orang khawash lebih mengutamakan dimensi hakiki dari ajaran agama, dan memenuhi dimensi lahir sekedar yang diperlukan menurut standard universal (minimal). Orang awam sering sibuk mempersoalkan aspek-aspek bentuk, melupakan aspek substansial agama, sedang orang khawash sibuk mengamalkan substansi tanpa mempersoalkan aspek aspek bentuk. Contoh perbandingan mereka dapat dilihat pada ibadah puasa :
1. Orang awam berpuasa dengan meninggalkan makan, minum dan hubungan seks (saja)
2. Orang khusus berpuasa bukan saja mulutnya yang berpuasa dari makan minum, tetapi juga dari kata-kata yang tidak baik, tangannya berpuasa dari megerjakan perbuatan yang dilarang, kakinya berpuasa dari bepergian yang tak diperlukan, telinganya berpuasa dari mendengarkan gossip dan fitnah, matanya berpuasa dari melihat aurat, dan seterusnya.
3. Sedangkan orang khawash (para Nabi dan Wali), disamping tersebut diatas, hatinya juga berpuasa dari ingatan selain Allah. Selagi berpuasa di dalam hatinya tak pernah terlintas sesuatu selain Allah.
Post a Comment
Home