Monday, April 07, 2008
Filsafat Agama
Agama adalah keyakinan. Penganut suatu agama, baik orang awam maupun terpelajar meyakini kebenaran agama yang dianutnya. Akan tetapi bagaimana anatomi keyakinan orang beragama pasti berbeda-beda, berkaitan dengan perbedaan kapasitas intelektual, kapasitas batin dan akhlak setiap orang. Kualitas kebenaranpun ternyata berbeda-beda; kita mengenal adanya istilah (a) kebenaran matematis, (b) kebenaran sosial, (c) kebenaran ilmiah, (d) kebenaran logic, (e) kebenaran filosofis, (f) kebenaran mistis dan (g) kebenaran sufistik. Kita juga mengenal ada istilah keadilan hukum dan ada rasa keadilan.
Al Qur’an juga memperkenalkan istilah (a) `ilmal yaqin, (b) `ainal yaqin, dan (c) haqqul yaqin. Konsep konkrit dan abstrak sangat berbeda antara ilmu pengetahuan dan keyakinan agama. Demikian juga konsep alam kehidupan sangat berbeda antara ilmu pengetahuan dan agama. Banyak orang ,mengatakan bahwa hidup di dunia inilah yang konkrit, sedangkan soal sorga dan neraka kita tidak tahu dan kita tidak bisa konfirmasi, sesuatu yang belum konkrit. Sedangkan menurut konsep agama, alam dunia adalah fana dan maya , semu atau bohong-bohongan atau tipuan. Kata al Qur’an, kehidupan dunia itu hanya sebuah permainan saja (la`ibun wa lahwun). Sedangkan kehidupan akhirat, itulah kehidupan yang sebenarnya, yang konkrit (wa innal akhirata lahiya al hayawan).
Al Qur’an juga memperkenalkan istilah (a) `ilmal yaqin, (b) `ainal yaqin, dan (c) haqqul yaqin. Konsep konkrit dan abstrak sangat berbeda antara ilmu pengetahuan dan keyakinan agama. Demikian juga konsep alam kehidupan sangat berbeda antara ilmu pengetahuan dan agama. Banyak orang ,mengatakan bahwa hidup di dunia inilah yang konkrit, sedangkan soal sorga dan neraka kita tidak tahu dan kita tidak bisa konfirmasi, sesuatu yang belum konkrit. Sedangkan menurut konsep agama, alam dunia adalah fana dan maya , semu atau bohong-bohongan atau tipuan. Kata al Qur’an, kehidupan dunia itu hanya sebuah permainan saja (la`ibun wa lahwun). Sedangkan kehidupan akhirat, itulah kehidupan yang sebenarnya, yang konkrit (wa innal akhirata lahiya al hayawan).
Post a Comment
Home