Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Wednesday, July 02, 2008

Kenapa Anarkisme Masih Terjadi?
at 1:20 AM 
Anda pasti sudah mendengar atau membaca berita tentang;demo anarkis yang terjadi di depan Gedung DPR RI, dan kampus Atmajaya pada Selasa (24/6) kemarin. Pasalnya, selain merusak aset-aset negara, demo berakhir brutal.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi pada masyarakat kita sehingga mereka berbuat seakan tidak ada hukum yang mengatur. Di mana keberadaan polisi, ulama, cendekiawan, dan pemerintah? mengapa keberadaan mereka sama dengan tiadanya? (wujuduhu ka‘adamihi), apa yang ada dalam fikiran para pelaku? terpaksa, main-main atau menikmati?

Sebenarnyalah bahwa anarki yang berkepanjangan menggambarkan tentang keberadaan masyarakat yang sedang sakit. Manusia ada yang menderita sakit kepala, sakit perut, sakit kanker dan ada yang hanya sakit kulit atau bisulan. Suatu bangsa terkadang hanya menderita sakit luarnya, terkadang perutnya (kemiskinan), terkadang kepalanya (krisis kepe¬mimpinan) dan terkadang justru kanker (moral bangsa). Ketepatan diagnosa akan mempermudah terapi, kekeliruan diagnosa akan mengakibatkan salah terapi.

Sebab Mendasar Perilaku Anarki
Secara psikologis, perilaku anarki pada dasarnya adalah jalan keluar dari sebuah kebuntuan komunikasi. Pelaku anarkis secara samar-samar merasa sedang memperjuangkan sebuah kepentingan, baik kepen¬tingan politik, ekonomi, sosial atau kepentingan lainnya. Perilaku anarkis yang berupa kekerasan dan pemaksaan kehendak adalah jalan keluar terakhir yang ditempuh ketika dialog tidak lagi mampu mewadahi perbedaan. Dialog akan mengalami jalan buntu jika masyarakat saling mencurigai satu sama lain dan tidak memiliki rasa percaya (trust) kepada aparat hukum (pengelola negara). Ketidak percayaan kepada aparat hukum (pengelola negara) terjadi karena pengalaman yang dialami masyarakat di mana hukum dan keadilan tidak ditegakkan secara benar oleh aparat. Perilaku anarki biasanya marak ketika kekuasaan negara tidak berjalan efektif.

Dasar-dasar kepercayaan (trust)
Kepercayaan (trust) merupakan modal sosial yang mengikat antar anggota masyarakat untuk bekerja sama membangun sebuah masyarakat yang unggul yang dicita-citakan bersama. Kepercayaan atau rasa percaya kepada pihak lain memungkinkan orang untuk mengorganisasikan diri mereka ke dalam sebuah institusi yang dinamis. Dengan kepercayaan, institusi yang dibangun masyarakat akan menjadi efektif. Tanpa adanya kepercayaan, maka semua institusi yang dibangun (keluarga, hukum, polisi dan bahkan negara) tidak akan berjalan efektif.

Kepercayaan adalah sesuatu yang menyenangkan (reward) dan ketidak percayaan (distrust) adalah sesuatu yang menyiksa (punishment). Betapa tersiksanya suami atau istri jika mereka tidak saling mempercayai satu dengan yang lain. Demikian juga ketidak percayaan antara rakyat dan pemerintah, antara masyarakat dengan polisi, antara pencari keadilan dengan lembaga peradilan, antara masyarakat dengan public service akan melahirkan perasaan tidak aman pada kedua belah pihak. Perasaan tidak aman itu jika tidak diwadahi akan sangat mudah meledak menjadi perilaku anarkis.
posted by : Mubarok institute

Anonymous Anonymous said.. :

If some one wishes to be updated with hottest technologies after that he must be go to
see this web page and be up to date all the time.

My page :: home improvement diy

12:20 PM  

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger