Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Sunday, April 12, 2009

Pemilu 2009 Bukti Sunnatullah Sejarah
at 9:53 PM 
Sejarah kan bisa dirancang,tetapi sejarah juga punya hukum (sunnatullah) nya sendiri. Banyak peristiwa kecil bisa menjadi pemicu lahirnya sejarah besar (positip), dan tak jarang usaha besar yang dirancang secara serius justeru melahirkan peristiwa besar yang menghancurkan (negatip). Salah satu bunyi kaidah sunnatullah dalam sejarah adalah

1. bahwa kejujuran (agenda positip) akan mendatangkan keberkahanTuhan,meski harus melalui liku-liku kepahitan.

2. Sebaliknya kecurangan (agenda buruk yang tersembunyi) akan menjerumuskan mereka kepada kesulitan, jauh dari apa yang diagendakan.

Pada pilpres 2004, persyaratan pilpres hanya 2,5 %, sehingga SBY sebagai pendatang baru,calon dari partai baru dapat ikut berlaga di panggung pilpres dan menang. Undang-undang itu direfisi DPR, dan setelah melalui liku2 perdebatan, persyaratan itu dinaikkan menjadi 15 %.

Menjelang Pemilu 2009, peta politik kedepan dibayang-bayang orang DPR. Ada dua partai besar di DPR, Golkar dan PDIP. Juga terbayang SBY adalah kandidat terpopuler untukPresiden mendatang. Timbullah agenda negatip dari dua partai besar itu,yaitu ingin menyandera SBY agar tidak bisa lolos menjadi calon presiden,dengan menaikkan angka persyaratan menjadi 35 % . Mereka berfikir bahwa Partai Demokrat pada pilleg 2009 paling-paling naik menjadi 10%. Kalau toh SBY harus dicalonkan, tapi yang mencalonkan bukan Partai Demokrat. Implikasinya sudah terbayang siapa-siapa yang mau duduk di kabinet. Tawar menawar angka itu luar biasa alotnya.

Menjelang hari pengesahan di DPR, saya bersama ketua Fraksi (Syarif Hasan) berkunjung ke rumah Pak JK, saya mengatakan bahwa angka 20 -25% itu terlalu tinggi. Angka 15 % saja itu artinya telah dinaikkan 600%. Tetapi pak JK bilang,ini demi stabilitas bangsa, supaya jangan terlalu banyak capres karena jika pada angka 15%,nanti ada capres yang bisa membeli partai-partai.. Argumen itu nampaknya logis, tetapi saya merasakan bahwa dibalik angka 20-25% itu ada agenda buruk, yaitu menghalangi munculnya kandidat,dan bahkan menyandra SBY.

Ketika hal ini disampaikan kepada pak SBY, beliau secara terbuka mengatakan. Saya sih tidak ada persoalan dengan angka 2,5, 15, 20 atau bahkan 35 %. Tetapi yang tidak etis menurut saya, UU yang menyebut angka 15% saja kan belum pernah digunakan, kok tiba-tiba ada gagasan mendadak menjadi 35% yang kemudian turun menjadi 20 %. Mestinya UU itu dirancang untuk masa depan yang panjang, bukan untuk merespond keadaan dadakan.

Tak disangka, sandra angka 20 % justeru memacu semangat demokrat. Target 15 % ditingkatkan menjadi 20-25%. Konsolidasi dilakukan sampai ke seluruh pelosok. Kartu Tanda Anggauta ditingkatkan, dari 10 juta menjadi 25 juta. Seluruh potensi diberdayakan untuk menyesuaikan persyaratan baru itu. Serangan udara melalui iklan, maupun serangan darat melalui komunikasi langsung oleh caleg2,bahkan zikir dilaksanakan di berbagai tempat termasuk di Cikeas. Ada lima penghafal Qur’an (hafidz) dari Jateng, yang tanpa meminta biaya berkeliling Jawa, berhenti di setiap kabupaten untuk mengkhatamkan al Qur`an disitu, terakhir khataman di masjid Baiturrahim istana, tanpa publikasi.Pak SBY sendiri oleh para kyai dianjurkan untuk banyak membaca hasbunalloh wa ni`mal wakil, yang artinya hanya kepada Alloh kita mohon dibecking, dan jangan terlalu terpaku oleh hitungan matematis..

Nah hasil Pemilu 2009 ternyata menjungkir balikkan semua agenda tersembunyi. Demokrat leading, SBY bersyukur, PDI harus ngetung ulang kekuatan, Gerindera sibuk mencari kambing hitam, Golkar yang sudah terlanjur memanfaatkan issue 2,5 % dengan berbagai sesumbar, mau tidak mau harus realistis mendekat ke Demokrat kembali. Dan Demokrat memang tetap membuka pintu sepanjang sportifitas dijunjung tinggi.

Pak SBY memang secara sadar memimpin dengan soft power leadership, dalam wujud berpolitik secara santun, bersih, dan mengalah. Ternyata mengalah bukan kalah,karena hanya orang kuat yang bisa mengalah. Baru sekarang diakui bahwa mengalahnya SBY adalah satu kecerdasan. Bayangkan, SBY langsung menegur wakil Ketua Umum Partai Demokrat melalui konferensi Pers tentang issue 2,5 %, demi untuk memadamkan kebakaran politik, padahal sesungguhnya teguran itu cukup dilakukan oleh ketua umum partai. Amin Rais mengomentari bahwa SBY telah merendahkan diri sendiri karena menegur langsung Mubarok. Amin Rais tidak tahu bahwa hanya orang kuat yang bisa merendahkan diri. Merendahkan diri bukan rendah diri.

Mudah-mudahan soft power akan bisa mengubah budaya politik Indonesia. Tetesan Air yang lembut ternyata bisa melubangi batu yang keras. Tsunami di Aceh yang meluluh lantakkan semua yang keras ternyata berupa air yang soft. Semoga.
posted by : Mubarok institute

Blogger Undzurilaina said.. :

Assalamu alaikum Wr.Wb.
Pak Mubarok ysh,
Selamat atas kemenangan sementara PD, semoga amanah rakyat banyak bisa diemban dng sebaik2nya.

Prof, Apakah menurut Bapak kalau PD kalah, lantas dibilang Sunnatullah tidak terbukti?

Menurut saya, menang itu ya menang. Kalah itu ya kalah. Ini kan masalah strategi dlm berpolitik saja.

Cara bapak membawa sunnatullah ini mengingatkan saya pada ucapan salah seorang pejabat orba dulu bahwa negeri kita ini subur makmur aman sentosa, ini bukti bahwa Allah Ridha dengan bangsa ini. Pernyataan ini sama maksanya dng pertanyaan bahwa Pemilu 2009 adalah bukti sunnatullah.

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhan telah memulikanku”. Adapun apabila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizikinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”. (QS Al-Fajr: 15-16).

Kemenangan/kekalahan itu adalah ujian, bukan hasil ujian. Demikian menurut pendapat saya, pak Profesor. Mohon maaf apabila ada yg kurang berkenan.

Wassalam,
Umar A

1:05 AM  
Blogger mBahKlowor said.. :

Assalamu alaikum Wr.Wb.
Pak Mubarok ysh,
Saya sangat bersyukur atas perolehan suara PD yg melesat jauh dalam Pileg 2009 walau Saya hanyalah dari kelompok Floating Voter (istilah saya) dalam Pemilu dinegri ini.Harapan Saya hanyalah para kader PD yg menjadi Wakil Rakyat nanti bisa amanah dan istiqomah membangun negri ini yg telah dibuwat sedemikian carut marutnya oleh Orba dengan mesinnya Golkar serta support dari ABRI.Pembenahan yg telah dilakukan oleh SBY selama beliau memimpin bisa lebih ditingkatkan sehingga rakyat merasakan tatanan yg lebih baik disegala lini kehidupan.

Saya percaya kemenangan PD merupakan berkah dari Allah SWT atas doa dan usaha keras jajaran PD disemua level dilandasi niat pengabdian buwat bangsa dan negara.

Membaca uraian Bapak ttg upaya penghadangan yg dilakukan oleh Golkar dan PDIP agar SBY tidak bisa maju dalam Pilpres 2009 sebagai rakyat biasapun saya bisa menangkap arah dan tujuan dari persyaratan 20% tsb namun saya hanya bisa mencibir dan bergumam memang begitulah Partai Golkar, kan mereka sebetulnya orang-orang Golkar dulu juga., sangat pintar merekayasa dan selalu berdalih demi bangsa dan negara.Lihat saja sekarang, karena kalah berbagai dalih mereka pakai untuk tidak menerima kekalahannya dan lebih parah lagi tuduhan kecurangan yg auranya dilakukan oleh Pemerintah atau "SBY". Aura tuduhan tsb kelihatan pada statement Pentolan PDIP diawal masa kampanye saat tuduhan penggelembungan DPT mereka lontarkan.Begitu juga pada kampanye PDIP yg begitu naifnya menuduh upaya pengelembungan DPT dipakai untuk menyontreng (Mega bilang menyoblos) berulang.Saya cuma komentar sendiri: gimana caranya Bu..?
Kalaulah benar DPT digelembungkan seperti yang ditayangkan TV Swasta terutama METRO TV yg nota bene punya orang Golkar saya yakin itu bukan kerjaan Depdagri yang memberikan Daftar Potentsial Pemilih yg dipakai sbg acuan oleh KPU karena datanya diterima dari Dinas Kependudukan masing-masing Pemda sedangkan Pemda terdiri dari berbagai Kader Parpol yg kebanyakan justru dri PDIP dan Golkar.Bila dilakukan investigasi DPT bermasalah menurut dugaan saya pelakunya adalah Pemda baik tingkat Propinsi maupun Kabupaten/ Kota yang dipakai untuk melakukan kecurangan dalam Pilkada selama Th.2005 sampe terakhir Pilkada Jatim dan semua tahu dari Pilkada itu banyak dimenangkan oleh PDIP dan Golkar.Memang dalam masalah DPT carut marut Partai Golkar lebih banyak diam (apa karena merasa bersalah?), justru PDIP, Gerindra dan Hanura yg teriaknya kenceng. Kita tahu Pentolan Gerindra dan Hanura adalah orang Golkar/ Militer pro Soeharto yang sampe sekarang masih exist di Parpol.
Yang lebih menunjukan kekerdilan jiwa mereka setelah tahu bakal kalah tuduhan kecurangan bergeser ke banyaknya yang tidak terdaftar dalam DPT dan lagi-lagi secara implisit dialamatkan ke Pemerintah tentunya( dugaan saya) dengan maksud untuk menunjukan kepada rakyat bahwa Kemenangan PD diperoleh dengan kecurangan.Sabarlah Prof.Rakyat semakin banyak yg cerdas.Banyak yang tahu bahwa tidak masuk dalam DPT bukanlah merupakan kecurangan karena imbasnya merata kesemua Parpol, bahkan mungkin dng jumlah KTA PD sebanyak 25 Juta dan perolehan 20.5% justru PD yg banyak dirugikan. Hitung2-annya Pak Mubarok lebih Pakar kan?.Dua atau tiga hari yg lalu Prabowo berkomentar: Penghilangan hak pilih rakyat dilakukan secara sitimatis dan masive. 30 Juta orang dng sengaja dihilngkan hak pilihnya. saya berfikir : tolol banget dia, dari mana angka 30 juta itu. apa dia sudah mendata? jika yang tidak terdaftar 30 Juta sedangkan DPT "yg katanya bermasalah" 178 Juta, total 208 juta berarti tidak sampai 10% yg tidak punya hak pilih atau sampai anak2 SD yg punya Hak Pilih. makanya saya bilang tolol. Memprovokasi rakyat tapi asal bunyi.

Jika Pak Mubarok mengingat kembali Pemilu 2004, masalah yang tidak terdaftar dalam DPT juga mencapai jumlah yg cukup signifikan. Saya sendiri sekeluarga juga tidak terdaftar dalam Pileg sehingga tidak bisa ikut mencoblos.Dalam lingkungan tempat tinggal saya dimana jumlah pemilihnya kurang lebih 1000 orang (satu RW) jumlah yang tidak terdaftar mencapai lebih dari 10%.padahal pendataan dilakukan oleh BPS. Namun yg menjadi catatan saya yang kalah pada Pileg 2004 tidak ada yg teriak curang, kecuali pada Pilpres putaran II kubu PDIP yg kalah sempat menyanyikan lagu kecurangan yg dilakukan Pemenang.Tapi sekarang yang kalah terus menerus teriak curang.Rakyat semakin bisa menilai mana yang bisa dijadikan Pemimpin dan mana yang tidak.Mereka tidak sadar semakin gencar mereka memprovokasi semakin banyak yang tidak menaruh simpati.
Selama ini saya sering menonton acara dialog yg ditayangkan TV One maupun Metro. Saya tidak pernah melihat Perwakilan PD yang menyampaikan bahwa masalah yg tidak terdaftar dalam DPT juga terjadi pada Pileg 2004 padahal para pecundang menyatakan Pemilu 2009 adalah yng terburuk sepanjang sejarah. Fuad Bawasir mantan Dirjend Pajak juga mantan Menkeu pada masa Orba mengklaim bahwa Pemilu saat ini lebih buruk dari Pemilu jamannya Orba (acara Apa kabar Indonesia malam TV One tgl.15.04.2009 dipandu Tina Talisa).Padahal kita tahu Pemilu dimasa Orba adalah Pemilu penuh kecurangan, penuh intimidasi, penuh rekayasa untuk melanggengkan kekuasan Soeharto dan Golkar.

Pak Mubarok Yth, kalo boleh saya sampaikan masukan: Nanti dalam penetapan Cawapres pendamping SBY seyognya dari internal PD, kalo toh Cawapres dari partai koalisi jangan dari Golkar, bagaimanapun bangsa ini punya pengalaman yg buruk dengan Golkar hingga kini perilaku mereka kan masih sama saja dng yg dulu, PD juga sudah punya pengalaman koalisi dng Golkar. Kalo toh tetep koalisi dng Golkar untuk memperkuat posisi di Parlemen cukup mereka diberi kedudukan Menko Kesra saja paling tinggi.Maaf ini hanya pandangan saya yang bukan Pakar Politik juga bukan Pakar Pemerintahan Ini hanya sekedar rasa kekawatiran anak bangsa akan kurang efektifnya langkah kebijakan SBY dalam membenahi bangsa dan negara.

10:19 AM  
Anonymous Anonymous said.. :

Dibikinnya UU tidak permanen sebab untuk bikin UU akan membuat disogok lagi.

9:33 PM  
Blogger Hegar Mobil Kebumen said.. :

Assalaamualaikum

Pak Mubarok yg semoga diberikan kemuliaan oleh Alloh SWT, posisi bapak sekarang adalah berada di dalam 'lingkaran kekuasaan'. Semoga apa yg telah bapak tulis dalam blog ini dan apa yang ada di pikiran serta hati bapak dapat dapat dimanfaatkan untuk menjadikan para pemimpin kita bertindak secara arif dan bijaksana untuk kemakmuran negeri ini. Saatnya untuk dapat diterapkan di ranah dunia nyata perpolitikan negeri ini.Ubahlah kemungkaran dengan tanganmu, jika tidak dengan lisan, apabila tidak sanggup dengan hati.itulah selemah-lemahnya iman.Semoga keberadaan bapak di Partai Demokrat dapat membawa nilai2 islami di pemerintahan dan parlemen.Saya doakan.amin.

Wa'alaikumsalam

11:58 PM  

Post a Comment

Home

My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger