Tuesday, April 14, 2009
Sifat dan Keadaan Qalb (Hati)
Qalb mempunyai karakter tidak konsisten, oleh karena itu ia bisa terkena konflik batin. Interaksi yang terjadi antara pemenuhan fungsi memahami realita dan nilai-nilai (positif) dengan tarikan potensi negatif yang berasal dari kandungan hatinya, melahirkan satu keadaan psikologis yang menggambarkan kualitas, tipe dan kondisi dari qalb itu. Proses pencapaian kondisi qalb itu melalui tahapa-tahapan perjuangan rohaniah, dan dalam proses itu, menurut al-Qur’an, manusia mempunyai sifat tergesa-gesa, seperti yang dipaparkan dalam surat al-Anbiya / 21:37 dan Q., s. al-Isra / 17:11, dan berkeluh-kesah, seperti yang terdapat dalam surat al-Ma'arij / 70:9-20.
Proses interaksi psikologis itu mengantar hati pada kondisi dan kualitas hati yang berbeda-beda, yaitu:
1) Keras dan kasar hati, surat Ali Imran / 3:159,
2) Hati yang bersih, surat al-Syuara / 26: 89,
3) Hati yang terkunci mati, surat al-Syura / 42:24 dan surat al-Mumin / 40:35,
4) Hati yang bertaubat, surat Qaf / 50:33,
5) Hati yang berdosa, surat al-Baqarah / 2:283,
6) Hati yang terdinding, surat al-Anfa / 8:24,
7) Hati yang tetap tenang, surat al-Nahl / 16:106,
8) Hati yang lalai, surat al-Anbiya / 21:3,
9) Hati yang menerima petunjuk Allah SWT, surat al-Taghabun / 64:11,
10) Hati yang teguh, surat al-Qashashsh / 28:10, dan surat Hud / 11:120,
11) Hati yang takwa, surat al-Hajj / 22:32,
12) Hati yang buta, surat al-Hajj / 22:46,
13) Hati yang terguncang, surat al-Nur / 24:37,
14) Hati yang sesak, surat al-Mu'min / 40:18,
15) Hati yang tersumbat, surat al-Baqarah / 2:88,
16) Hati yang sangat takut, surat al-Naziat / 79:8,
17) Hati yang condong kepada kebaikan, surat al-Tahrim / 66:4,
18) Hati yang keras membatu, surat al-Baqarah / 2:74,
19) Hati yang lebih suci, surat al-Ahzab / 33:53,
20) Hati yang hancur, surat al-Tawbah / 9:110,
21) Hati yang ingkar, surat al-Nahl / 16:22,
22) Hati yang takut, surat al-Mu’minun / 23:60,
23) Hati yang kosong, surat Ibrahim / 14:43, surat al-Qashashsh / 28:10, dan
24) Hati yang terbakar, surat al-Humazah / 104:6-7.
Dari keterangan di atas, yang berkaitan dengan fungsi, potensi, kandungan dan kualitas hati yang disebut dalam al-Qur'an, dapat disimpulkan bahwa qalb memiliki kedudukan yang sangat menentukan dalam sistem nafsani manusia. Qalb lah yang memutuskan dan menolak sesuatu, dan qalb juga yang memikul tanggung jawab atas apa yang diputuskan. Dalam perspektif inilah tampaknya Nabi menyatakan bahwa qalb lah penentu kualitas manusia, seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari Muslim. Dalam hadits yang menyebutkan tentang kejelasan sesuatu yang halal dan haram serta kesamaran sesuatu yang syubhat itu di gambarkan bahwa qalb memiliki kedudukan yang sangat menentukan kualitas keputusan seorang manusia.
Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram juga jelas, tetapi di antara yang halal dan haram itu banyak perkara syubhat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Maka barang siapa menjaga diri dari yang syubhat berarti ia telah membersihkan agama dan kehormatannya, dan barang siapa yang terjerumus ke dalam syubhat berarti ia telah terjerumus ke dalam yang haram, seperti seorang pengembala yang mengembalakan ternaknya di sekeliling tanah larangan, dikhawatirkan akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai daerah larangan, dan ketahuilah bahwa daerah larangan Allah SWT adalah hal-hal yang di haramkan. Ketahuilah bahwa dalam setiap tubuh manusia ada sepotong organ yang jika ia sehat maka seluruh tubuhnya juga sehat, tetapi jika ia rusak, maka seluruh tubuhnya terganggu, ketahuilah bahwa organ itu adalah qalb (H.R. Bukhari Muslim).
Jika berfungsi tidaknya akal pada manusia diungkapkan al-Qur’an dengan kalimat tanya atau yang sebangsanya, maka besarnya peranan qalb dalam pengambilan keputusan diugkapkan oleh hadits riwayat ahmad dan al-Darimi dengan kalimat perintah, yang artinya mintalah fatwa kepada qalb-mu. Qalb di sini adalah tempat bertanya bagi seseorang jika ia harus memutuskan sesuatu yang sangat penting.
Rasyid Ridla dalam Kitab Hadits Arbain menyebutkan bahwa qalb itu ada dua macam, yaitu sepotong organ tubuh yang menjadi pusat peredaran darah, dan qalb merupakan subsistem nafs yang menjadi pusat perasaan. Bagian pertama memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan badan dan bagian kedua memiliki pengaruh terhadap kesehatan jiwa.
Proses interaksi psikologis itu mengantar hati pada kondisi dan kualitas hati yang berbeda-beda, yaitu:
1) Keras dan kasar hati, surat Ali Imran / 3:159,
2) Hati yang bersih, surat al-Syuara / 26: 89,
3) Hati yang terkunci mati, surat al-Syura / 42:24 dan surat al-Mumin / 40:35,
4) Hati yang bertaubat, surat Qaf / 50:33,
5) Hati yang berdosa, surat al-Baqarah / 2:283,
6) Hati yang terdinding, surat al-Anfa / 8:24,
7) Hati yang tetap tenang, surat al-Nahl / 16:106,
8) Hati yang lalai, surat al-Anbiya / 21:3,
9) Hati yang menerima petunjuk Allah SWT, surat al-Taghabun / 64:11,
10) Hati yang teguh, surat al-Qashashsh / 28:10, dan surat Hud / 11:120,
11) Hati yang takwa, surat al-Hajj / 22:32,
12) Hati yang buta, surat al-Hajj / 22:46,
13) Hati yang terguncang, surat al-Nur / 24:37,
14) Hati yang sesak, surat al-Mu'min / 40:18,
15) Hati yang tersumbat, surat al-Baqarah / 2:88,
16) Hati yang sangat takut, surat al-Naziat / 79:8,
17) Hati yang condong kepada kebaikan, surat al-Tahrim / 66:4,
18) Hati yang keras membatu, surat al-Baqarah / 2:74,
19) Hati yang lebih suci, surat al-Ahzab / 33:53,
20) Hati yang hancur, surat al-Tawbah / 9:110,
21) Hati yang ingkar, surat al-Nahl / 16:22,
22) Hati yang takut, surat al-Mu’minun / 23:60,
23) Hati yang kosong, surat Ibrahim / 14:43, surat al-Qashashsh / 28:10, dan
24) Hati yang terbakar, surat al-Humazah / 104:6-7.
Dari keterangan di atas, yang berkaitan dengan fungsi, potensi, kandungan dan kualitas hati yang disebut dalam al-Qur'an, dapat disimpulkan bahwa qalb memiliki kedudukan yang sangat menentukan dalam sistem nafsani manusia. Qalb lah yang memutuskan dan menolak sesuatu, dan qalb juga yang memikul tanggung jawab atas apa yang diputuskan. Dalam perspektif inilah tampaknya Nabi menyatakan bahwa qalb lah penentu kualitas manusia, seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari Muslim. Dalam hadits yang menyebutkan tentang kejelasan sesuatu yang halal dan haram serta kesamaran sesuatu yang syubhat itu di gambarkan bahwa qalb memiliki kedudukan yang sangat menentukan kualitas keputusan seorang manusia.
Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram juga jelas, tetapi di antara yang halal dan haram itu banyak perkara syubhat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Maka barang siapa menjaga diri dari yang syubhat berarti ia telah membersihkan agama dan kehormatannya, dan barang siapa yang terjerumus ke dalam syubhat berarti ia telah terjerumus ke dalam yang haram, seperti seorang pengembala yang mengembalakan ternaknya di sekeliling tanah larangan, dikhawatirkan akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai daerah larangan, dan ketahuilah bahwa daerah larangan Allah SWT adalah hal-hal yang di haramkan. Ketahuilah bahwa dalam setiap tubuh manusia ada sepotong organ yang jika ia sehat maka seluruh tubuhnya juga sehat, tetapi jika ia rusak, maka seluruh tubuhnya terganggu, ketahuilah bahwa organ itu adalah qalb (H.R. Bukhari Muslim).
Jika berfungsi tidaknya akal pada manusia diungkapkan al-Qur’an dengan kalimat tanya atau yang sebangsanya, maka besarnya peranan qalb dalam pengambilan keputusan diugkapkan oleh hadits riwayat ahmad dan al-Darimi dengan kalimat perintah, yang artinya mintalah fatwa kepada qalb-mu. Qalb di sini adalah tempat bertanya bagi seseorang jika ia harus memutuskan sesuatu yang sangat penting.
Rasyid Ridla dalam Kitab Hadits Arbain menyebutkan bahwa qalb itu ada dua macam, yaitu sepotong organ tubuh yang menjadi pusat peredaran darah, dan qalb merupakan subsistem nafs yang menjadi pusat perasaan. Bagian pertama memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan badan dan bagian kedua memiliki pengaruh terhadap kesehatan jiwa.
Post a Comment
Home