Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Wednesday, August 10, 2011

Citra Da'i di Mata Masyarakat (1)
at 11:09 PM 
Pendahuluan

Citra adalah kesan kuat yang melekat pada banyak orang tentang seseorang, sekelompok orang atau tentang suatu institusi. Seseorang yang secara konsisten dan dalam waktu yang lama berperilaku baik atau berprestasi menonjol maka akan terbangun kesan pada masyarakatnya bahwa orang tersebut adalah sosok yang baik dan hebat. Sebaliknya jika seseorang dalam kurun waktu yang lama menampilkan perilaku yang tidak konsisten, maka akan tertanam kesan buruk orang tersebut di dalam hati masyarakatnya. Dalam perspektif ini maka citra dapat dibangun. Orang yang ingin memiliki citra baik di dalam keluarganya atau di lingkungannya, maka ia harus bisa menunjukan sebagai orang baik secara konsisten.

Citra atau kesan terbangun melalui proses komunikasi interpersonal dimana orang banyak mempersepsi kepada kita atau sebaliknya. Citra dipersoalkan biasanya hanya pada seseorang yang secara sosial menonjol kedudukannya. Meski demikian tidak semua perbuatan dipersepsi secara tidak benar, karena persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor.

Setiap Da’i – idealnya - merasa sebagai pejuang yang bekerja untuk menyelamatkan masyarakat dari bencana dan mengantarnya pada kebahagiaan hakiki. Sebagai pejuang, maka seorang da’i tak mengenal lelah, tak mengharapkan penghargaan, dan juga upah. Kebahagiaan seorang da’i adalah apabila ia berhasil membimbing masyarakat kepada jalan yang benar, yang diridlai Allah. Bagi seorang da’i, ridla Allah lah yang dicari, oleh karena itu tantangan, hambatan dan bahkan caci-maki dari masyarakat yang belum bisa menerima dakwahnya diterima dengan ikhlas, sabar dan dijadikan cambuk perjuangan.

Demikianlah, betapa mulia tugas seorang da’i, ia bersusah payah demi kebahagiaan orang lain, tetapi pertanyaannya ialah, apakah da’i juga mulia dalam pandangan masyarakat?
Dalam kehidupan keseharian, dapat dijumpai kenyataan bahwa tidak semua orang baik dipersepsi orang baik, tidak semua tugas mulia dipersepsi sebagai kemuliaan. Memberi nasehat dipersepsi sebagai sok tahu atau mencampuri urusan orang lain, mengingatkan dipersepsi sebagai penghinaan, dan sebagainya dan sebagainya. Dengan demikian kerja keras seorang da’i belum tentu dipersepsi sebagai kebaikan oleh masyarakat mad’u, padahal persepsi mad’u terhadap da’i mempengaruhi efektifitas dakwahnya.
posted by : Mubarok institute
My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger