Tuesday, October 26, 2010
FITRAH DAN SYAHWAT MENURUT AL-QUR'AN
FITRAH
Dari segi bahasa, kata “fitrah” (fathara) mempunyai arti belahan, muncul kejadian dan penciptaan. Jika disebut fitrah manusia, maka yang dimaksud adalah “apa yang menjadi kejadiannya atau bawaannya sejak lahir."
Dalam al-Qur’an, kata fitrah dengan berbagai bentuknya disebut sebanyak dua puluh kali, empat belas kali diantaranya dalam konteks uraian tentang bumi dan langit, sisanya disebut dalam konteks pembicaraan tentang manusia, baik berhubungan dengan fitrah penciptaan maupun fitrah keberagaman yang dimilikinya.
Fitrah keagamaan misalnya, disebutkan dalam surat ar-rum sebagai berikut:
" Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. " (QS. 30: 30).
Dalam surat di atas disebutkan bahwa sejak asal kejadiannya manusia telah diciptakan membawa fitrah (potensi) keberagamaan yang benar (hanif atau tauhid ), ia tidak bisa menghindar (la tabdila), walaupun ia mengabaikan atau tidak mengakuinya.
Berbeda dengan teologi Kristen yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang fitrahnya rendah sebagai makhluk yang berdosa (dosa asal), menurut al-Qur’an manusia mempunyai potensi positif lebih besar dibanding potensi negatif. Jadi dalam perspektif al-qur’an pada dasarnya manusia adalah mulia dan positif
Dalam surat al-Baqarah aat 266 disebutkan :
Kata kasabat merujuk kepada usaha baik, yang dalam bahasa Arab digunakan untuk menggambarkan pekerjaan yang dilakukan dengan mudah. Sedangkan kata iktasabat merujuk kepada hal-hal yang lebih sulit dan berat. Jadi ayat ini mengisyaratkan bahwa pada dasarnya fitrah manusia itu lebih cenderung kepada kebaikan, dan disuruh untuk melakukan keburukan maka sebenarnya ia harus bersusah payah melawan fitrah dirinya, melawan hati nuraninya.
Dalam kaitannya dengan perilaku, meskipun pada dasarnya manusia itu memiliki fitrah positif, tetapi daya tarik keburukan lebih kuat dibanding daya panggil kebaikan, maka disinilah sebenarnya medan perjuangan dakwah, yakni menciptakan iklim agar hati nurani manusia terjaga sehingga potensi positifnya yang berfungsi sambil menekan pengaruh keburukan.
Termasuk ke dalam fitrah ciptaan Allah ialah bahwa manusia itu juga memiliki syahwat atau keinginan yang mempengaruhi perilakunya.
SYAHWAT
Kalimat syahwat disebut al-Qur’an dalam bentuk mufrad sebanyak dua kali (QS. Al-Naml: 55), berhubungan dengan syahwat seksual, dan tiga kali dalam bentuk jamak. Pada surat an-Nisa’ ayat 27, ungkapan syahwat berhubungan dengan pikiran-pikiran tertentu, yakni mengikuti pikiran orang karena menuruti hawa nafsu, sedangkan dalam surat Ali Imran ayat 14 dan Maryam ayat 59, ungkapan syahwat dihubungkan dengan keinginan manusia terhadap kelezatan dan kesenangan.
Secara lughawi, Syahwat artinya menyukai dan menyenangkan ( syahiya, syaha-yasha atau syahwatan), sedangkan maknanya adalah kecenderungan jiwa terhadap apa yang dikehendakinya (nuzu’an nafsi ila ma turiduhu). Dalam Al-Qur’an, kata syahwat terkadang dimaksudkan untuk obyek yang diinginkan, di ayat lain dimaksudkan untuk menyebutkan potensi keinginan manusia, sebagaimana yang disebutkan oleh ayat berikut:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(QS. Ali Imran: 14)
Ayat tersebut di atas menyebut syahwat sebagai potensi keinginan manusia, yakni pada dasarnya manusia menyukai terhadap wanita (seksual), anak-anak (kebanggaan), harta kekayaan atau benda berharga (kebanggaan, kenyamanan, kesenangan), binatang ternak (kesenangan, kemanfaatan) dan sawah ladang (kesenangan, kemanfaatan) jadi kecenderungan manusia terhadap seksual, harta benda dan kenyamanan dalam pandangan al-Qur’an adalah manusiawi.
Kecenderungan syahwati manusia, jika dihubungkan dengan psikologi dakwah, maka contohnya adalah sebagai berikut: jika seorang mubaligh dihadapkan pada dua pilihan, undangan tabligh yang pertama menjanjikan uang transport Rp. 50.000,- dan undangan kedua menjanjikan honorarium Rp. 500.000,- maka sangat manusiawi jika mubaligh tersebut tergoda untuk membatalkan undangan pertama dan mengejar yang kedua, meskipun boleh jadi kehadirannya di kelompok undangan pertama lebih penting dilihat dari sudut kepentingan dakwah. Akan tetapi jika pilihannya antara uang Rp. 500.000,- dengan gadis cantik yang dia harap dapat jadi istrinya, maka dorongan untuk uang mungkin terkalahkan.
Jadi pilihan-pilihan yang dilakukan oleh seorang da’i atas hal-hal yang sifatnya memuaskan syahwat adalah manusiawi belaka. Oleh karena itu tidak dapat dibenarkan melongarkan ketentuan hukum agama dengan dalil imannya kuat, misalnya; membolehkan seorang gadis tidur sekamar dengan seorang ulama yang bukan muhrim dengan asumsi bahwa ulama dan da’i yang imannya kuat itu tidak mungkin melakukan perbuatan terlarang. Karena beliau mengerti dosa. Demikian juga tidak dapat dibenarkan memberi kepercayaan kepada da’i untuk mengelola dana masyarakat tanpa sistem pengawasan dengan alasan bahwa orang yang beriman itu tidak mungkin berbuat korupsi.
Dalam hal syahwati, baik yang menyangkut seksual maupun harta, semua manusia memiliki potensi untuk berperilaku menyimpang meski kadarnya berbeda. Memang iman dapat menjadi benteng dari godaan syahwat, tetapi benteng juga dapat roboh. Serangan bertubi-tubi dan dorongan syahwat dapat merobohkan benteng keimanan seseorang. Memang, kecenderungan positif manusia lebih besar, tetapi daya tarik syahwati lebih kuat dibanding ajakan kebaikan. Kata Nabi Saw. Iman itu sifatnya pasang surut, al’imanu yazidu wayangqush. Banyak hadist dan kisah sufi yang menceritakan seorang pendeta terjerumus pada lingkaran dosa perzinahan, seorang ahli ibadah tergoda oleh urusan harta dan sebagainya.
Dalam membangun sumber daya manusia dalam sebuah lembaga, misalnya, harapan kenaikan kesejahteraan (gaji, honor, atau tunjangan) yang dijanjikan oleh direksi atau rektor, misalnya. Lebih efektif dalam menaikan tingkat disiplin dan dedikasi karyawan (dan dosen) dibanding iming-iming pahala, meskipun lembaga itu lembaga keagamaan (UIA misalnya). Jika mahasiswa UIA lebih tertarik menghadiri pengajian di kampus yang dekat, secara psikologis hal itu adalah wajar-wajar saja.
Dari segi bahasa, kata “fitrah” (fathara) mempunyai arti belahan, muncul kejadian dan penciptaan. Jika disebut fitrah manusia, maka yang dimaksud adalah “apa yang menjadi kejadiannya atau bawaannya sejak lahir."
Dalam al-Qur’an, kata fitrah dengan berbagai bentuknya disebut sebanyak dua puluh kali, empat belas kali diantaranya dalam konteks uraian tentang bumi dan langit, sisanya disebut dalam konteks pembicaraan tentang manusia, baik berhubungan dengan fitrah penciptaan maupun fitrah keberagaman yang dimilikinya.
Fitrah keagamaan misalnya, disebutkan dalam surat ar-rum sebagai berikut:
" Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. " (QS. 30: 30).
Dalam surat di atas disebutkan bahwa sejak asal kejadiannya manusia telah diciptakan membawa fitrah (potensi) keberagamaan yang benar (hanif atau tauhid ), ia tidak bisa menghindar (la tabdila), walaupun ia mengabaikan atau tidak mengakuinya.
Berbeda dengan teologi Kristen yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang fitrahnya rendah sebagai makhluk yang berdosa (dosa asal), menurut al-Qur’an manusia mempunyai potensi positif lebih besar dibanding potensi negatif. Jadi dalam perspektif al-qur’an pada dasarnya manusia adalah mulia dan positif
Dalam surat al-Baqarah aat 266 disebutkan :
Kata kasabat merujuk kepada usaha baik, yang dalam bahasa Arab digunakan untuk menggambarkan pekerjaan yang dilakukan dengan mudah. Sedangkan kata iktasabat merujuk kepada hal-hal yang lebih sulit dan berat. Jadi ayat ini mengisyaratkan bahwa pada dasarnya fitrah manusia itu lebih cenderung kepada kebaikan, dan disuruh untuk melakukan keburukan maka sebenarnya ia harus bersusah payah melawan fitrah dirinya, melawan hati nuraninya.
Dalam kaitannya dengan perilaku, meskipun pada dasarnya manusia itu memiliki fitrah positif, tetapi daya tarik keburukan lebih kuat dibanding daya panggil kebaikan, maka disinilah sebenarnya medan perjuangan dakwah, yakni menciptakan iklim agar hati nurani manusia terjaga sehingga potensi positifnya yang berfungsi sambil menekan pengaruh keburukan.
Termasuk ke dalam fitrah ciptaan Allah ialah bahwa manusia itu juga memiliki syahwat atau keinginan yang mempengaruhi perilakunya.
SYAHWAT
Kalimat syahwat disebut al-Qur’an dalam bentuk mufrad sebanyak dua kali (QS. Al-Naml: 55), berhubungan dengan syahwat seksual, dan tiga kali dalam bentuk jamak. Pada surat an-Nisa’ ayat 27, ungkapan syahwat berhubungan dengan pikiran-pikiran tertentu, yakni mengikuti pikiran orang karena menuruti hawa nafsu, sedangkan dalam surat Ali Imran ayat 14 dan Maryam ayat 59, ungkapan syahwat dihubungkan dengan keinginan manusia terhadap kelezatan dan kesenangan.
Secara lughawi, Syahwat artinya menyukai dan menyenangkan ( syahiya, syaha-yasha atau syahwatan), sedangkan maknanya adalah kecenderungan jiwa terhadap apa yang dikehendakinya (nuzu’an nafsi ila ma turiduhu). Dalam Al-Qur’an, kata syahwat terkadang dimaksudkan untuk obyek yang diinginkan, di ayat lain dimaksudkan untuk menyebutkan potensi keinginan manusia, sebagaimana yang disebutkan oleh ayat berikut:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(QS. Ali Imran: 14)
Ayat tersebut di atas menyebut syahwat sebagai potensi keinginan manusia, yakni pada dasarnya manusia menyukai terhadap wanita (seksual), anak-anak (kebanggaan), harta kekayaan atau benda berharga (kebanggaan, kenyamanan, kesenangan), binatang ternak (kesenangan, kemanfaatan) dan sawah ladang (kesenangan, kemanfaatan) jadi kecenderungan manusia terhadap seksual, harta benda dan kenyamanan dalam pandangan al-Qur’an adalah manusiawi.
Kecenderungan syahwati manusia, jika dihubungkan dengan psikologi dakwah, maka contohnya adalah sebagai berikut: jika seorang mubaligh dihadapkan pada dua pilihan, undangan tabligh yang pertama menjanjikan uang transport Rp. 50.000,- dan undangan kedua menjanjikan honorarium Rp. 500.000,- maka sangat manusiawi jika mubaligh tersebut tergoda untuk membatalkan undangan pertama dan mengejar yang kedua, meskipun boleh jadi kehadirannya di kelompok undangan pertama lebih penting dilihat dari sudut kepentingan dakwah. Akan tetapi jika pilihannya antara uang Rp. 500.000,- dengan gadis cantik yang dia harap dapat jadi istrinya, maka dorongan untuk uang mungkin terkalahkan.
Jadi pilihan-pilihan yang dilakukan oleh seorang da’i atas hal-hal yang sifatnya memuaskan syahwat adalah manusiawi belaka. Oleh karena itu tidak dapat dibenarkan melongarkan ketentuan hukum agama dengan dalil imannya kuat, misalnya; membolehkan seorang gadis tidur sekamar dengan seorang ulama yang bukan muhrim dengan asumsi bahwa ulama dan da’i yang imannya kuat itu tidak mungkin melakukan perbuatan terlarang. Karena beliau mengerti dosa. Demikian juga tidak dapat dibenarkan memberi kepercayaan kepada da’i untuk mengelola dana masyarakat tanpa sistem pengawasan dengan alasan bahwa orang yang beriman itu tidak mungkin berbuat korupsi.
Dalam hal syahwati, baik yang menyangkut seksual maupun harta, semua manusia memiliki potensi untuk berperilaku menyimpang meski kadarnya berbeda. Memang iman dapat menjadi benteng dari godaan syahwat, tetapi benteng juga dapat roboh. Serangan bertubi-tubi dan dorongan syahwat dapat merobohkan benteng keimanan seseorang. Memang, kecenderungan positif manusia lebih besar, tetapi daya tarik syahwati lebih kuat dibanding ajakan kebaikan. Kata Nabi Saw. Iman itu sifatnya pasang surut, al’imanu yazidu wayangqush. Banyak hadist dan kisah sufi yang menceritakan seorang pendeta terjerumus pada lingkaran dosa perzinahan, seorang ahli ibadah tergoda oleh urusan harta dan sebagainya.
Dalam membangun sumber daya manusia dalam sebuah lembaga, misalnya, harapan kenaikan kesejahteraan (gaji, honor, atau tunjangan) yang dijanjikan oleh direksi atau rektor, misalnya. Lebih efektif dalam menaikan tingkat disiplin dan dedikasi karyawan (dan dosen) dibanding iming-iming pahala, meskipun lembaga itu lembaga keagamaan (UIA misalnya). Jika mahasiswa UIA lebih tertarik menghadiri pengajian di kampus yang dekat, secara psikologis hal itu adalah wajar-wajar saja.
retin a order online retin a cream for wrinkles around the eyes - can i purchase retin-a over the counter
buying xanax can you order xanax online - xanax withdrawal buspar
buy tramadol online what are the best sites to buy tramadol online - 627 tramadol high
generic xanax xanax 1mg buy online - xanax drug information
buy tramadol online tramadol withdrawal emotional - tramadol tylenol
xanax online xanax side effects suicidal thoughts - xanax dosage for flight anxiety
buy carisoprodol carisoprodol 350 mg - buy carisoprodol online cheap
generic xanax xanax drug maker - much xanax pills
buy tramadol online tramadol withdrawal 50mg - tramadol 50 mg buy online
buy tramadol online order tramadol online no prescription - tramadol online american express
tramadol online pharmacy tramadol online no prescription overnight cod - tramadol hcl
buy carisoprodol soma carisoprodol drug test - high off carisoprodol 350 mg
buy tramadol tramadol no prescription pharmacy - buy tramadol in usa
buy tramadol online tramadol withdrawal regimen - tramadol hcl 50mg tab for dogs
cialis online daily cialis blood pressure - buy cialis online new zealand
cialis online usa cialis men - buy cheap cialis online no prescription
cialis online generic cialis from usa - price for cialis 20mg
buy cialis online cialis online canadian pharmacy - cialis 5 mg daily side effects
buy tramadol cheap online doctor prescription tramadol - buy tramadol online visa
learn how to buy tramdadol can overdose tramadol - tramadol 600 mg daily
http://buytramadolonlinecool.com/#50897 tramadol 50 mg strength - buy tramadol online 100mg
order tramadol online overnight tramadol dosage mayo clinic - legal buy tramadol online usa
learn how to buy tramdadol tramadol purchase usa - tramadol for dogs in pain
http://landvoicelearning.com/#51438 what are tramadol 50mg tablets - buy tramadol hydrochloride
buy tramadol tramadol rash - online pharmacy usa tramadol
tramadol 50mg tramadol 100 mg street value - buy ultram tramadol online
buy ativan online ativan side effects restless legs - ativan withdrawal low dose
ways to buy ativan online lorazepam 1 mg overdose - ativan dosage 1 mg
http://staam.org/#50589 tramadol wiki - buy tramadol online echeck
order tramadol overnight buy tramadol us pharmacy - tramadol for dogs and humans the same
cheap generic xanax xanax dosage per kg - how much is generic xanax without insurance
xanax online what is xanax does it get u high - side effects of xanax 0.5mg
xanax no prescription xanax nursing - xanax effects during pregnancy
Your curгent write-up haѕ confiгmeԁ necesѕaгy to
uѕ. Ιt’s very informative anԁ you really are clearly extremely educаted of thiѕ type.
You poѕѕess openеԁ up mу own faсe foг you to ѵarious views on thiѕ particulaг mаtter togеther with interesting and solid content.
Visit my webpage :: buy ativan
http://www.achildsplace.org/banners/tramadolonline/#2300 buy tramadolwith cod - buy tramadol overnight cod
Post a Comment
Home