Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Friday, May 15, 2015

Manusia Pembelajar Yang Cerdas dan Berbudi Luhur (2)
at 11:46 AM 

      
Banyak orang terpelajar tidak menjamin kemudahan dan ketertiban, buktinya orang-orang yang sekarang tersandung masalah hokum kebanyakan orang-orang terpelajar. Ada nilai lain yang membuat menudsia pembelajar yang cerdas itu membawa manfaat, yaitu berakhlak mulia atau berbudi luhur. Bahkan Berbudi Luhur lebih bernilai disbanding kecerdasan intelektual. Orang yang proporsional kecerdasannya, intelektual, emosional dan spiritual, merekalah yang berpotensi menjadi manusia pembelajar yang cerdas dan berbudi luhur.
·         Bahasa agama dari budi luhur adalah akhlaq mahmudah atau akhlak mulia. Akhlak bukan perilaku, tetapi keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perilaku. Perilaku orang yang berakhlak mulia bersumber dari batinnya (bukan hanya dari fikirannya) dan bersifat konsisten . Sedangkan orang yang akhlaknya buruk  bisa jadi suatu waktu bisa melakukan suatu perbuatan baik sebagai strategi dalam mencapai tujuannya. Ia bisa menutupi “wajah” aslinya dengan topeng. Saking seringnya memakai topeng hingga suatu saat ia lupa wajah sendiri. Akhlak ada yang bersifat batin dan ada yang bersifat lahir (sopan santun). Penipu biasanya sangat sopan. Kontek akhlak ada dengan sesame manusia, dengan alam , dengan Tuhan dan dengan diri sendiri.
·          Nilai kebaikan ada yang disebut dengan kata al khoir dan ada yang disebut dengan al ma`ruf. Al khoir adalah kebaikan yang bersifat universal, diakui oleh semua manusia, semua agama se-panjang masa. Sumber nilai al khoir adalah Tuhan. Sedangkan al ma`ruf adalah sesuatu yang secara social dipandang baik, sumbernya adalah budaya. Sedangkan nilai keburukan ada yang disebut dengan fakhisyah dan ada yang disebut dengan al munkar.Fakhisyah adalah sesuatu yang secara universal dipandang buruk, keji. Zina termasuk fahisyah, oleh karena itu seorang pezinapun tersinggung ketika isterinya dizinai orang. Sedangkan alma`ruf adalah keburukan yang ditutupi dengan logika akal-akalan. Contoh suap disebut sebagai pelican, korupsi disebut sebagai komisi. Jika al khoir dan fakhisyah bersifat universal, al ma`ruf dan al munkar bersifat regional.
Pengajar dan Pendidik
·         Guru ada yang baru memiliki kualifikasi pengajar, ada yang sudah menjadi pendidik. Tugas pengajar hanya transfer kognitip, pusat perhataiannya lebih pada honor atau apresiasi yang lain. Sedangkan pendidik bekerja mentransfer perilaku, mentransfer budaya. Pusat perhatiannya adalah pada bagaimana membentuk karakter murid. Ia mencintai tugasnya dan mencintai muridnya. Guru pengajar biasanya dikenang muridnya sebagai bekas gurunya, sedangkan guru pendidik bukan saja tetap dikenang sebagai guru, bahkan selalu menjadi inspirasi, meski sang guru telah tiada. Proses seorang pengajar hingga menjadi pendidik biasanya membutuhkan waktu pan  jang, sekitar sepuluh tahunan bahkan lebih.
·         Manusia Pembelajar yang Cerdas dan Berbudi luhur pastilah seorang guru pendidik. Kekuatannya bukan hanya di kelas, seluruh perilakunya, bahkan diamnya pun mempunyai kekuatan edukasi, mempunyai magnit keteladanan. Dalam budaya jawa, kata guru adalah singkatan dari di gugu dan di tiru, yakni sosok yang terpercaya dan menjadi panutan.



Manusia magnit
·         Keberhasilan suatu dakwah, penerangan atau sosialisasi gagasan berhubungan dengan tingkat persuasifnya. Pendekatan persuasive membuat orang banyak  mengikuti ajakan dakwah tetapi merasa sedang melakukan sesuatu atas kemauan sendiri. Meski demikian, keberhasilan ajakan itu boleh jadi lebih pada (a) pesona da’I, atau (b) ajakan itu memang relefan dengan yang diinginkan, atau (3) karena masyarakat memang sedang bingung atau sakit yang sangat mendambakan hadirnya tokoh penyembuh, atau  (4) karena  kemasan yang menarik.
·         Secara umum, seorang tokoh atau guru bisa menjadi magnit yang kuat daya tariknya  jika memiliki criteria-kriteria yang dipandang positip oleh masyarakat, antara lain:
1.       Memiliki kualifikasi akademis di bidang yang disampaikan
2.       Memiliki konsistensi antara amal dan ilmunya
3.       Memiliki kesantunan dan lapang dada
4.       Memiliki sifat pemberani
5.       Dikenal sebagai orang yang memiliki sifat `iffah atau tidak mengharap pemberian
6.       Qona`ah atau kaya hati
7.       Memiliki kemampuan berkomunikasi
8.       Memiliki ilmu bantu yang relevan
9.       Memiliki sifat Percaya diri dan rendah hati
10.   Punya selera tinggi,
11.   Sabar
12.   Memiliki nilai lebih, dan anggun
·         Sedangkan keanggunan seorang tokoh dapat dilihat tanda-tandanya , antara lain:
1.       Tidak terlalu banyak bicara, yang perlu saja
2.       Tidak juga terlalu banyak tingkah
3.       Bisa menjadi pendengar yang baik dari lawan bicaranya
4.       Jika menjawab pertanyaan tidak spontan, tetapi diam sejenak sebelum menjawab
5.       Tidak terlalu banyak bercanda
6.       Menjaga jarak pergaulan dengan orang yang dikenali sebagai orang tidak baik
7.       Menjaga diri dari citra negatip tertentu

posted by : Mubarok institute
My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger