Tuesday, June 16, 2015
Integritas Diri(1)

1.
Jika seseorang
lebih dikendalikan oleh akalnya maka ia menjadi orang yang sangat rationil.
Segala sesuatu yang dihadapi diukur dengan ukuran logika, harus masuk di
akalnya, . Ia susah menerima realita-realita yang tidak logic. Jika dipaksakan
untuk menerima realita-realita yang tidak logic maka ia akan terkena gangguan
psikologis. Karena watak intelektual yang selalu mempertanyakan setiap
stimulus, maka seorang rationalis cenderung kering jiwanya. Ia hanya bisa
terpuaskan oleh kepuasan ilmiah, kurang bisa menikmati realitas-realitas lain
yang bernuansa afektip .
2.
Jika seseorang
lebih dikendalikan oleh hatinya maka ia cenderung perasa, bisa memahami
berbagai relitas, meski tidak rationil sekalipun. Tetapi karena watak hati itu
tidak konsisten maka integritasnya bergantung kepada mood nya hati, ke titik
ektrim mana ia dekat. Orang yang jatuh cinta setengah mati (100%) misalnya jika
mengalami kegagalan, padahal kegagalan yang dialami itu rationil, ia terguncang
dahsyat berpindah dari cinta setengah mati ke titik benci setengah mati hingga
tega mencelakakan sang kekasih, atau frustrasi setengah mati hingga bunuh
diri.. Sebaliknya orang yang kadar cintanya hanya sekitar 75%, maka kegagalan
cintanya tidak terlalu mengguncang dan secara sadar ikhlas menerima kenyataan,
serta masih bisa happy dengan menemukan kekasih lain sebagai penganti yang
hilang.
3.
Jika seseorang
lebih dikendalikan oleh syahwatnya, maka ia cenderung menyukai kemewahan,
seleranya “tinggi” dan hedonistic. Budak syahwat pada umumnya tidak peka
perasaannya, dan tidak panjang fkirannya, Karen pusat perhatiannya pada
pemuasan syahwat, padahal syahwat an sich tidak pernah terpuaskan..
4.
Jika
seseorang mengikuti panggilan nuraninya, maka langkahnya benar, pilihannya
tepat. Ia mensikapi masalah dengan jernih dan mengambil keputusan dengan yakin,
oleh karena itu ia tidak mudah tergoyahkan oleh hambatan dan cacian
5.
Jika
seseorang menuruti dorongan hawa nafsunya dijamin pasti tersesat dan hidupnya
destruktip, merusak dirinya dan merusak orang lain.
Integritas diri
seseorang menguat manakala ia konsisten dengan prinsip-pinsip yang dianut
ketika menghadapi masalah yang harus disikapi . Sebaliknya orang yang tidak
konsisten dalam mensikapi masalah sehingga ia tidak mempunyai prinsip pijakan,
atau prinsip pijakannya hanya untung material, sementara nilai materi itu tidak
konstan maka ia akan kehilangan integritas dirinya.
Read More