Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam) diasuh oleh: Prof. DR Achmad Mubarok MA, Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Monday, May 24, 2010

c. Pembiasaan Kejujuran dan kedisiplinan

Kejujuran merupakan sifat seseorang. Dalam bahasa Arab kejujuran diungkap dengan istilah siddiq dan amanah. Siddiq artinya benar dan amanah artinya dapat dipercaya. Ciri orang jujur adalah tidak suka bohong, meski demikian jujur yang berkonotasi positip berbeda dengan jujur dalam arti lugu dan polos yang terkandung di dalamnya konotasi negatip. Dalam sifat amanah juga terkandung kecerdasan, yakni kejujuran yang disampaikan secara tanggung jawab. Jujur bukan dalam arti mau mengatakan semua yang diketahui apa adanya, tetapi mengatakan apa yang diketahui sepanjang membawa kebaikan dan tidak menyebutnya (bukan berbohong) jika diperkirakan membawa akibat buruk kepada dirinya atau orang lain. Sebagai illustrasi dapat disebutkan dari sebuah hadis bahwa suatu hari Nabi sedang duduk di suatu tempat, tiba-tiba seseorang berlari denga kencang lewat didepannya. Tak lama kemudian datang lagi orang lain dengan menghunus senjata tajam, nampaknya sedang mengejarnya. Ketika didekat Nabi, orang itu bertanya adakah engkau melihat orang lari lewat sini ? Jika Nabi berkata tidak artinya Nabi berbohong, jika berkata iya, berarti kejujuran Nabi membawa kepada ancaman bahaya bagi seseorang yang belum diketahui apakah bersalah atau tidak, maka Nabi menjawab dengan ungkapan; sejak saya berdiri di sini tidak ada orang lewat . Nabi tidak berbohong karena ketika orang pertama yang lari di depannya, Nabi masih duduk, setelah berdiri tidak ada lagi orang yang lewat.
Tingkah laku disiplin adalah perbuatan yang dilakukan karena mengikuti suatu komitmen. Disiplin bisa berhubungan dengan waktu, tempat, aturan, anggaran dan sebagainya. Disiplin bisa berhubungan dengan kejujuran, bisa juga tidak. Seorang penjahat professional biasanya sangat disiplin terhadap agenda kriminal yang dibuatnya. Tetapi baik kejujuran maupun kedisiplinan bisa dibentuk melalui pembiasaan.
Kejujuran juga diwariskan oleh genetika orang tuanya, oleh karena itu setiap orang tua harus menyadari bahwa ketidak jujuran orang tua, terutama ketika anak sedang dalam kandungan, secara psikologis dapat menitis pada anaknya. Disini gagasan pra natalia education atau pendidikan sebelum anak lahi menjadi sangat relevan. Tradisi masyarakat menyangkut ritual orang hamil seperti, ketika sang isteri sedang hamil, suami tidak boleh menyembelih hewan, tidak boleh menyumbat sarang binatang, kemudian tradisi ngupati (hamil empat bulan) dan mitoni (hamil tujuh bulan) dan selanjutnya azan dan akikah ketika anak baru lahir semuanya merupakan simbol harapan orang tua terhadap anaknya untuk tidak berperilaku sadis, mengganggu orang lain, suka memberi orang lain pendeknya agar sang anak kelak memiliki akhlak yang mulia. Selanjutnya keharmonisan orang tua di dalam rumah akan sangat berpengaruh dalam membentuk watak dan kepribadian anak pada umur-umur perkembangannya. Ketika anak-anak masih kecil pantang orang tua berbohong kepada anaknya, karena kebohongan yang dirasakan oleh anak akan menimbulkan kegelisahan serta merusak tatanan psikologi anak.
Pada anak usia kelas IV SD hingga SMP kejujuran seyogyanya dibiasakan sejalan dengan kedisiplinan hidup, disiplin belajar, disiplin bekerja membantu orang tua di rumah, disiplin keuangan dan disiplin agenda harian kanak dan remaja. Pada usia SLA kejujuran dan kedisiplinan yang ditanamkan sudah harus disertai alasan yang rational, baik dalam kehidupan di dalam rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sistem punishment & reward sudah bisa diterapkan secara masuk akal. Pada usia mahasiswa kejujuran dan kedisiplinan dibiasakan melalui pemberian kepercayaan dalam berbagai tanggungjawab. Kepada mereka, yang ditekankan adalah komitmen dan substansi, sementara teknik dan prosedur mungkin sudah harus diserahkan kepada seni dan kreatifitas mereka. Pada orang dewasa yang sudah kerja, kejujuran dan kedisiplinan justeru diterapkan melalui pelaksanaan sistem dimana peluang untuk berbuat tidak jujur dipersempit dengan sistem pengawasan yang transparan. Betapapun orang jujur dapat berubah menjadi tidak jujur manakala peluang untuk tidak jujur dan tidak disiplin terbuka tanpa pengawasan.

Read More
posted by : Mubarok institute

Friday, May 07, 2010

Infrastruktur Kepribadian 4
b. Pembiasaan hidup bersih dan tertib
Kesadaran akan kebersihan tidak hanya bertumpu pada pengetahuan akan hubungan kebersihan dengan kesehatan tetapi juga bertumpu pada perasaan. Pengetahuan tentang hubungan kebersihan dengan kesehatan diperoleh melalui ilmu pengetahuan, tetapi kepekaan terhadap kebersihan dibangun melalui pembiasaan sejak kecil. Konsistensi orang tua terhadap keharusan anak-anak untuk cuci tangan sebelum makan, cuci kaki sebelum tidur, mandi secara teratur, gosok gigi secara teratur, menyapu lantai dan halaman rumah, buang sampah di tempat sampah, menempatkan sepatu di tempatnya, merapikan pakaian dan buku-buku di kamarnya, merapikan tempat tidur setiap bangun tidur, adalah merupakan pekerjaan membiasakan anak pada hidup bersih hingga kesadaran akan kebersihan itu menjadi bagian dari kepribadiannya.
Pada usia remaja kesadaran akan kebersihan harus didukung oleh pengetahuan empirik, misalnya melihat air kotor, benda kotor, tangan kotor dan sebagainya dengan mikroskop sehingga mereka melihat sendiri kuman-kuman penyakit pada kotoran itu.
Adapun perilaku bersih dan tertib pada masyarakat hanya mungkin diwujudkan dengan pengaturan yang bersistem, misalnya sistem pemeliharaan kebersihan umum lengkap dengan sarananya trersedia, sistem sanitasi, sistem pembuangan limbah di tempat-tempat umum. kemudian didukung dengan peraturan yang menjamin kelangsungan hidup bersih dan tertib. Singapura misalnya mengenakan denda sekitar limaratus ribu rupiah bagi orang yang hanya membuang puntung rokok secara sembarangan.

Read More
posted by : Mubarok institute
My Photo
Name:

Prof. Dr. Achmad Mubarok MA achmad.mubarok@yahoo.com

Only Articles In
Photos of Activities
Best Seller Books by Prof. DR Achmad Mubarok MA
Join Mubarok Institute’s Mailing List
Blog Development By
Consultation


Shoutbox


Mubarok Institute Weblog System
Designed by Kriswantoro
Powered by Blogger